𝐁𝐀𝐁 𝟔

76 9 1
                                    

Sekarang Felix sudah duduk di salah satu kursi, dimana di depannya ada meja panjang dikhususkan pelanggan restoran. Saat ini yang ikut makan malam sekitar 10 orang, termasuk HRD dan manager mereka. Jangan tanya kenapa HRD itu ikut, sudah pasti karena ajakan gadis jadi-jadian itu.

❝Jadi bagaimana perasaanmu selama bekerja?❞ Tanya pria itu pada Cindy.

Felix tidak terlalu memperhatikan pembicaraan mereka, ia fokus pada ponselnya dimana sepupu tertuanya menanyakan ruang VIP tempatnya makan.

❝Lix, kau tidak mendengarkan?❞

Felix tersentak saat bahunya dipukul oleh salah satu temannya dengan kekuatan yang tidak main-main hingga pemuda freckles itu meringis sedikit kesakitan sementara dadanya bergemuruh akibat terkejut.

❝Kau ini tidak sopan sekali,❞ ucap salah satu pegawai seniornya dengan wajah sengak tampak tidak menyukai kehadiran Felix disana.

❝Apanya yang tidak sopan? Kalian tidak mengajakku berbicara jadi tidak ada salahnya aku membalas pesan sepupuku.❞ Jawab Felix santai walaupun ia tahu orang-orang di ruangan itu sedikit tidak terima dengan balasannya. Tetapi apakah dirinya peduli? Tentu tidak.

❝Ya, kau ini tidak sopan di hadapan Nona Cindy berulah begitu.❞ Ujar managernya dengan suara lantang tetapi Felix tidak menanggapinya dengan serius, ❝sebagai pegawai magang harusnya kau sedikit sadar diri. Tidakkah kau ingin menaikkan derajat keluargamu yang kuyakini itu miskin sebagai pegawai tetap, huh?❞

Felix langsung memandang pria tua itu dengan tatapan tajam, bukankah ucapan pria itu sudah keterlaluan.

❝Ada hak apa rupanya Anda bisa mengatakan itu padaku?❞ Tanya Felix sedikit tajam membuat orang-orang itu meradang termasuk HRDnya. Tetapi belum sempat mereka mengeluarkan kata-kata hinaan lainnya, pintu ruangan VIP terbuka yang membuat mereka semua terkejut.

❝Selamat malam, Tuan dan Nona,❞ ucap seorang pria muda dengan perawakan tinggi dan memiliki paras tampan tengah tersenyum.

Sontak semua orang di dalam ruangan itu terpesona melihat paras tampan pria itu kecuali Felix. Dirinya hanya menatap pria itu dengan jengah, terlampau kesal karena wajah pria itu seperti menikmati pertunjukan sebelum datang.

❝Ah, Tuan Woojin.❞ Pria yang berstatus HRD itu dengan tersenyum mendekat ke arah Woojin, ❝suatu kehormatan Tuan datang kemari secara pribadi.❞

❝Aku kemari karena mendengar kedatangan dari sepupu manisku,❞ jawab Woojin sembari melirik ke arah Felix yang merengut kesal.

❝Ah, pasti Tuan Woojin ingin menemui Nona Cindy ya?❞ Ujar Pak Manager.

Woojin menaikkan alisnya, sedikit kebingungan kenapa nama asing itu dibawa-bawa. ❝Cindy? Siapa dia?❞

Kesembilan orang itu kebingungan, bukankah Cindy bilang jika dirinya adalah sepupu pria itu tetapi kenapa Woojin tidak mengenalnya?

Sedangkan gadis yang berpura-pura itu sudah berdiri gemetar karena takut kebohongannya akan terbongkar tetapi sebisa mungkin wajahnya tenang tanpa dicurigai.

Woojin berjalan mendekati kursi dimana Felix duduk, ❝kau tidak bilang kalau di kantor ada orang yang berpura-pura?❞

Felix merengut, ❝apakah kakak bisa diam? Kenapa kesini?❞

Sontak semua orang terkejut, bagaimana mungkin pemilik restoran ternama di Seoul dan juga salah satu pewaris dari keluarga Han bisa mengenal Felix bahkan berbicara dengan santai?

❝Maaf, Tuan Woojin. Apakah tuan mengenal anak magang kami ini?❞ Tanya Manager dengan hati-hati.

❝Dia?❞ Tunjuk Woojin pada Felix, ❝jelas aku mengenalnya. Dia adalah..❞

Sebelum Woojin meneruskan perkataannya, Felix langsung menginjak kakinya dengan keras. Felix mengisyaratkan padanya agar tidak mengatakan apapun.

Woojin menghela napasnya, lagi-lagi adik manisnya itu mengikuti jejak adik kandungnya untuk bermain-main. ❝Kalian benar-benar seperti saudara kembar ya?❞

Felix hanya memberikan senyumannya pada Woojin, ia langsung tahu apa yang dimaksudkan kakak sepupunya itu.

Sembari menolehkan kembali kepalanya ke arah orang-orang yang menunggu jawabannya, Woojin berkata, ❝Felix itu teman dari adikku.❞

Bukannya reda tetapi jawaban itu semakin membuat mereka semuanya penasaran, bagaimana mungkin anak magang yang penampilannya biasa saja bisa berteman dengan orang yang mempunyai kedudukan tinggi di sosia.

❝Baiklah, sepertinya kalian juga akan menikmati makan malam ini. Kalau begitu saya akan undur diri dari sini,❞ ucap Woojin sebelum mengusak surai Felix dan pergi dari ruangan itu.

❝Cindy, bukankah kau sepupunya? Tetapi kenapa dia tidak mengajakmu bicara?❞ Tanya pegawai senior pada Cindy membuatnya tergugu.

❝Iya benar, kenapa malah Felix yang didekati?❞

Keadaan sedikit ricuh, rasa penasaran juga pepnuh kecurigaan terasa di sana. Tetapi Felix tidak begitu peduli hingga akhirnya hidangan mewah kembali masuk dibawa oleh seorang Kepala Pelayan.

❝Tuan Lee, hidangan ini khusus diberikan untuk Anda. Semoga semua hidangan memuaskan lidah Anda, saya pamit.❞

Felix hanya diam menikmati makanannya sedangkan orang-orang di sana menatapnya dengan curiga. Tetapi apa Felix peduli? Jelas tidak.

❝Felix, jujur padaku.❞ Ujar pegawai senior laki-laki pada Felix, ❝sebenarnya ada hubungan apa kau dengan Tuan Woojin?❞

Felix mengejapkan matanya dan memiringkan kepalanya, ❝aku kenalan keluarga mereka.❞

Cindy yang mendengar itu sedikit merasa terancam, lalu ia berkata dengan nada penuh penghinaan. ❝Yakin kau hanya kenalannya bukan pelacurnya?❞

❝CINDY?❞ Teriak seorang wanita yang lebih tua dari para pegawai tidak suka mendengar ucapan gadis itu. ❝Apa-apaan kau ini?❞

❝Kenapa? Bukankah mencurigakan kalau kalangan miskin sepertinya mengenal keluargaku bahkan diberikan hidangan mahal sedangkan aku yang seorang putri dari Keluarga Bang tidak.❞

❝Bukankah kau yang harusnya dicurigai?❞ Tanya Felix pada Cindy dengan nada yang tenang. ❝Kau yang mengatakan jika punya hubungan dengan keluarga Bang dan Han, tetapi kenapa Kak Woojin tidak mengenalmu? Apakah wajar jika sepupu yang dikatakan dekat tetapi tidak mengenal?❞

❝I-itu tidak benar,❞ ucap Cindy mempertahankan dirinya. ❝Aku memang diminta untuk menutupi identitasku oleh orangtuaku agar tidak ada yang mendekatiku karena mereka tau aku dari keluarga kaya.❞

❝Benarkah? Lalu kenapa kau heboh memberitahu kami kalau kau putri bungsu dari Keluarga Bang?❞ Tanya Felix membuat Cindy terdiam.

❝Tidak bisa menjawab?❞ Tanya Felix dengan senyum miringnya. Ia meletakkan alat makannya dan mengelap ujung bibirnya dengan serbet putih sebelum mengambil tas yang berada di samping kursinya. ❝Sepertinya sudah larut malam, saya pamit pulang duluan.❞

Felix membungkukkan badannya dan beranjak pergi.

[𝟏] Anak Intern Yang Kaya ꒰𝐡𝐲𝐮𝐧𝐥𝐢𝐱꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang