𝐁𝐀𝐁 𝟐

85 12 0
                                    

Beberapa hari yang lalu Felix telah berhasil melakukan wawancara tahap pertama dengan memuaskan, kakaknya pun menepati janjinya karena dari beberapa kali dirinya berpapasan mereka sama sekali tidak menyapanya, hanya menundukkan kepalanya sedikit hingga tidak ada seorangpun kecuali Felix yang melihatnya.

Hari ini ia telah menyelesaikan wawancara tahap terakhir, dan ia tinggal menunggu hasilnya yang akan diberitahu melalui telepon. Ia berjalan memasuki kafe kecil yang berada di dekat perusahaan keluarganya itu, melirik ke segala arah tetapi tidak menemukan orang yang dicarinya.

❝Kak, kau mencari kak Jisung?❞ Tanya seorang pemuda yang merupakan pegawai kafe padanya.

❝Jeonginie,❞ sapa Felix pada pemuda berwajah manis itu. ❝Dimana Jiji?❞

❝Bos ada di ruang kerjanya, kak. Dia belum makan siang.❞ Jawab Jeongin membuat Felix menaikan alisnya.

❝Ada masalah dengan kafe?❞ Jeongin menggelengkan kepalanya, ❝beberapa hari ini bos terlihat tidak biasa, banyak melamun dan tidak mau makan.❞

Felix sedikit resah mendengar itu, ❝aku akan menemuinya dulu ya.❞

Setelah mendengar respon Jeongin, Felix beranjak pergi ke ruangan bos kafe itu yang berada di bagian dalam dekat dengan dapur. Setelah menemukan pintu ruangan yang dicari, tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk ke dalam.

Felix melihat seseorang yang melamun memandang jendela yang langsung menghadap ke arah parkiran luar, ❝Jiji.❞

Tidak ada jawaban apapun yang didapatkan, Felix mendekati pemuda itu dan memeluk tubuhnya dari belakang. Pemuda itu terkejut tetapi saat indra penciumannya menangkap aroma yang telah ia kenal sedari dulu membuat tubuhnya menjadi rileks.

❝Jiji, apa yang kau lakukan sendiri disini?❞

❝Lixie,❞ pemuda itu berucap dengan pelan sembari membalikkan tubuhnya untuk memandang Felix.

❝Ada apa denganmu?❞ Tanya Felix tetapi lawan bicaranya itu hanya bisa membalas dengan senyuman. Felix tahu jika sepupunya itu lagi-lagi mendapatkan masalah dengan ibu mertuanya. ❝Jiji, bicara padaku.❞

Orang yang dipanggilnya Jiji itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, ❝kau tau aku tidak bisa membicarakan ini.❞

❝Tapi mereka orang-orang yang menghinamu, menghina seorang Lee Jisung artinya juga menghina Keluarga Han dan Bang.❞

Han Jisung, adalah sepupu Felix dari keluarga ibunya. Ia telah menikah dengan seorang pria dan melepaskan marga Han menjadi Lee. Pada awalnya, semua keluarga tidak menyetujui pernikahan itu bahkan dari awal mereka berpacaran pun, Jisung ditentang. Alasan mereka menentang tidak lain karena pria itu dan keluarganya bukanlah orang baik dan hanya ingin memeras harta Jisung yang sebenarnya menyamar menjadi seorang yang mempunyai beberapa kafe sebagai penghasilannya. Tidak ada dari keluarga Han dan Bang yang hadir di pernikahan itu, tetapi bukan berarti mereka tidak menerima Jisung lagi. Hanya tidak ingin keluarga pria itu mengetahui Jisung merupakan orang penting di negeri itu agar mereka tidak bisa mempunyai keserakahan terhadap harta semakin lama.

❝Katakan padaku apa yang harus aku lakukan agar sepupu manisku ini bisa tersenyum?❞ Tanya Felix kembali, ia tidak putus asa untuk membuat Jisung kembali.

❝Terima kasih, tapi aku ingin mempunyai waktu untuk merutuki kebodohanku sendiri.❞ Mendengar itu baik Jisung dan Felix tertawa.

Tanpa Felix sadari, dengan kehadirannya sendiri disana membuat Jisung bisa mengalihkan pikirannya sementara. Felix langsung mengajak Jisung makan siang bersama bahkan kedua pegawainya pun turut ikut serta dan hari ini Felix membayarkan makanan mereka sebagai perayaan dirinya akan bekerja sebentar lagi.

❝Yak, Lixie. Bagaimana caranya kau merayu Kak Chris untuk membiarkan kau jadi anak miskin seperti itu?❞ Ujar Jisung membuat Jeongin dan Seungmin, pegawai kafenya, tertawa sedangkan Felix hanya merengut bibirnya.

❝Pasti Kak Chris sakit kepala mendengar laporan dari asistennya.❞ Ujar Seungmin.

Seungmin dan Jeongin tahu jika kedua orang di hadapannya itu bukanlah orang biasa. Sejak mereka berdua bekerja di kafe Jisung, keduanya telah diminta oleh Keluarga Han untuk terus melaporkan apapun tentang Jisung. Keduanya juga belum pernah mengecewakan kedua keluarga itu dan tutup mulut tentang identitas Jisung dan Felix.

Kafe tutup hingga hingga sore hari, mereka benar-benar hanya berkumpul dan bercerita tentang kehidupan masing-masing. Jisung tidak menolak permintaan Felix itu, toh ia tahu adik sepupunya itu hanya ingin dirinya tidak terus tenggelam dalam pikirannya.

★★★

Felix berjalan ke dapur saat melihat kakaknya keluar dari ruang gym miliknya.

❝Kau baru pulang?❞ Tanya Christopher yang juga mengikutinya ke dapur.

Felix membuka lemari pendingin dan menuangkan jus jeruknya ke dua gelas dan memberikan salah satunya pada kakaknya. ❝Aku yakin jika orang-orang yang menjadi penguntitku itu sudah melapor pada kakak.❞

Christopher tertawa kaku, ia tidak menyangka jika adiknya menyadari jika ada beberapa pengawal yang diperintahkan selalu mengikutinya.

Felix memutar matanya dengan jengah, ia jelas tahu jika kakaknya tidak akan berdiam diri jika dirinya keluar rumah. Jelas akan ada orang-orangnya yang selalu menjaganya, tetapi Felix tidak begitu masalah karena tahu maksud kakaknya baik.

❝Bagaimana kabar Jisung?❞ Tanya Christopher membuat Felix kembali memandangnya.

❝Buruk,❞ jawab Felix, ❝aku tidak tau masalahnya apa tetapi kata anak-anak ia terus melamun beberapa hari ini.❞

Christopher hanya bisa tersenyum dan mengelus surai adiknya, ❝percayalah padanya, Jisung itu kuat dan ia pasti bisa menghadapi masalahnya.❞

Felix hanya bisa menganggukkan kepalanya, keduanya duduk di kursi pantry dan saling berbagi cerita mereka lalui hari ini. Sebelum akhirnya Felix tidur demi mempersiapkan hari besarnya besok yaitu hari pertama bekerja.

[𝟏] Anak Intern Yang Kaya ꒰𝐡𝐲𝐮𝐧𝐥𝐢𝐱꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang