Matahari telah tergantikan oleh rembulan yang bersinar cantik di langit malam dan Felix baru saja menghentikan mesin motor kesayangan tepat di mansion kediaman Bang. Pekerjaan hari ini menguras semua tenaganya dan beruntungnya ia dan beberapa karyawan lainnya sudah menyelesaikannya walaupun harus mengambil lembur.
❝Adek pulang,❞ ujar Felix saat melihat anggota keluarganya berada di meja makan.
❝Adek kok pulangnya jam segini?❞ Tanya ayahnya.
❝Adek ambil lemburan buat ngerjain proposal buat mall adek.❞ Jawab Felix berhenti di meja makan, ❝adek ke atas dulu mau ganti baju.❞ Ujarnya membuat ayah, ibu dan kakak laki-lakinya menganggukkan kepala.
Felix membawa langkahnya menaiki tangga beraksen Eropa untuk menuju ke kamarnya, dengan cepat dirinya menaruh tas kerjanya di meja berbahan jati sebelum menuju ke pintu yang menghubungkan walk in wardrobe dan kamar mandi yang berukuran besar. Setelah mencuci wajah dan mengganti baju, ia beranjak pergi ke lantai pertama dimana keluarganya berada untuk menikmati makan malam bersama. Sesibuk apapun pekerjaan mereka sebisa mungkin meluangkan waktu untuk sekedar sarapan atau makan malam bersama, agar tetap menjaga ikatan keluarga.
★★★
Beberapa pria berpakaian preman sedang berdiri di depan rumah yang terlihat sederhana dari depan, mereka berkali-kali menggedor-gedor tetapi tidak ada siapapun yang membukakan pintu.
❝Aku tau kau di dalam! Bayar utangmu!❞ Berturut-turut orang-orang itu terus meneriakkan seseorang di dalam sana, hingga akhirnya merasa lelah mereka menendang pot bunga dan menghancurkannya lalu pergi.
❝Kami akan datang lagi, jadi siapkan apa yang kami mau! Kau dengar itu!!❞ Ujar pria itu sebelum mengajak teman-temannya pergi.
Sedangkan seorang gadis yang berada di dalam rumah itu terduduk di balik pintu sembari menangis, ia tidak ingin menjalani hidup seperti ini, dikejar-kejar oleh debt collector dimana ayahnya yang penjudi itu meminjam uang. Hari pertama dirinya bekerja, ia mengukuhkan hatinya untuk bisa mengubah hidup menyedihkannya itu menjadi sosok gadis yang bisa dilihat oleh orang-orang. Dan itulah alasan kenapa dirinya berbohong dan mengatakan jika dirinya adalah anak orang kaya, ia tidak ingin diremehkan lagi.
Dengan cepat ia mengambil ponsel dari saku blazernya, sambil menggigit kuku jarinya ia menunggu seseorang yang dihubunginya. ❝Manager Kim, apakah aku mengganggu malammu?❞
❝Oh, tentu tidak, saya sedang santai, Ada apa Nona Bang menghubungi saya?❞ Jawab Manager Kim yang sedari awal mendekati Cindy dengan maksud untuk menjilat keluarga Bang sedikit bangga anak bungsu dari keluarga terkaya itu menghubunginya.
❝Manager Kim tau ❛kan jika keluarga Bang itu tidak menerima pekerjaan setengah-setengah,❞ ujar Cindy dengan suara manisnya. ❝Nah, aku akan mendapat masalah jika orangtuaku tau jika proposal yang aku buat tidak akan baru. Manager Kim mengerti ❛kan maksudku?❞
Pria berstatus sebagai Manager Team Pemasaran itu mengerti dengan cepat apa yang diinginkan oleh anak bosnya itu, ❝tentu, Nona. Saya akan segera lakukan, Anda bisa menerima proposal itu besok di ruangan saya.❞
❝Apa Felix sudah memberikan proposalnya?❞ Tanya Cindy.
❝Iya, tadi sore. Apa mungkin Nona ingin―❞
❝Benar, bisa ❛kan?❞ Tanya Cindy langsung memotong perkataan Manager Kim itu. Ia mempunyai rencana yang lebih menarik untuk pemuda yang selalu memberikannya tatapan tajam itu.
❝Baik kalau begitu,❞ ujar Manager Kim sebelum akhirnya Cindy memutuskan panggilan itu.
❝Lee Felix, aku akan membalasmu.❞
★★★
Felix berjalan melewati lobi dengan wajah cerah, diiringi senyuman ia menyapa beberapa karyawan yang berpapasan dengannya menuju ke lantai dimana tempatnya bekerja. Hari ini kemungkinan hari baiknya karena semua pekerjaan telah terselesaikan dengan baik bahkan proposal untuk pemasaran mall Sunshine bisa dipastikan terpilih karena ide tersebut original milik ❛si pemilik❜.
❝Selamat pagi, Lix. Keliatan sekali pagi ini suasana hatimu senang,❞ sapa Ji-Won sesaat Felix melewati kubik kerjanya.
❝Ya, hari ini aku merasa bersemangat lagi.❞ Jawab Felix sambil tersenyum manis.
❝Aku percaya ini karena proposal yang kau buat ❛kan? Aku juga sudah membacanya, aku yakin pasti diterima oleh para atasan.❞ Ujar Ji-Won yang memang telah diberikan salinan berbentuk soft file dari Felix sebelum ia mengirimkan hard filenya pada Manager Kim.
❝Benarkah? Apa sudah bagus proposalku, Noona?❞ Tanya Felix membuat Ji-Won menganggukkan kepalanya.
❝Tidak perlu khawatir, proposalmu sudah sangat bagus.❞ Jawab Ji-Won memberikan jempolnya membuat Felix bersemu malu.
Di jam 8 pagi semua karyawan telah fokus pada pekerjaannya termasuk Felix, pandangan matanya tidak bisa lepas dari depan layar komputer sementara jarinya menari di atas keyboard dengan cepat tanpa ada kesalahan. Sesekali mulutnya juga sibuk untuk meminum jus yang telah dibuatkan oleh ibunya dari rumah atau memakan cemilan untuk menambah semangatnya.
Saat Manager Kim datang ke ruang kerja mereka langsung berdiri, ❝saya ganggu sebentar pekerjaan kalian, ya. Saya mau kasih update soal proposal yang anak-anak magang masukkan untuk rencana pemasaran Mall Sunshine dan sudah ada satu proposal yang telah disetujui.❞
Ji-Won menggenggam tangan Felix memberikan semangat, ia tahu jika proposal yang ditawarkan oleh Felix akan menjanjikan. Begitu pula dengan Felix, tadi malam ia juga meminta masukkan pada Christ tentang proposal yang ditulisnya. Christ tidak banyak memberikan koreksinya karena menurut kakaknya itu Felix bisa menuliskan apapun yang ia inginkan, toh itu adalah mallnya sendiri jadi penawaran apapun untuk para tenant pasti akan dilaksanakan.
❝Proposal yang disetujui dan akan dipresentasikan di hadapan para petinggi adalah milik Cindy,❞ ujar Manager Kim diiringi tepuk tangan saat Cindy tersenyum dengan anggunnya berjalan menuju samping Manager Kim.
❝Proposal yang kau buat ini benar-benar menarik minat dan saya bisa pastikan jika para petinggi pun akan menyukainya.❞ Ujar Manager Kim sembari memperlihatkan map transparan berwarna putih dengan sebuah stiker yang dikenali oleh Felix.
❝Maaf, boleh saya lihat proposal itu?❞ Tanya Felix tanpa peduli dengan tatapan tajam dari Manager Kim.
❝Apa masalahmu sampai berani memotong pembicaraanku, Tuan Lee?❞ Ujar Manager Kim dengan wajah yang menahan marah.
❝Karena apa yang Anda tunjukan sebagai proposal Cindy itu adalah milikku, dari map itu saja terlihat jika itu milikku maka dari itu aku ingin melihat isi dari proposal tersebut.❞ Ujar Felix dengan berani.
❝Apa maksudmu? Apa kau menuduhku telah menukarkan proposal dirimu dan milik Nona Cindy, begitu?❞ Ujar Manager Kim.
❝Tidak ada yang begitu, apakah aku tadi bilang begitu?❞ Tanay Felix pada semua orang di sana dan sebagian dari mereka pun menjawab dengan gelengan kepala. ❝Aku hanya ingin melihat, jika map itu milikku apakah isinya juga sama seperti milikku.❞
❝Sialan, Felix. Maksudmu aku yang seorang anak dari Keluarga Bang itu melakukan kecurangan, begitu? Apa kau tau jika kau menuduhku berarti kau cari mati. Apa perlu aku meminta orangtuaku untuk mengeluarkanmu dari perusahaan ini dan tidak ada pekerjaan yang akan menerimamu.❞ Ujar Cindy tetapi tidak dihiraukan oleh Felix.
❝Bisa kau berikan proposal itu dan kulihat sendiri?❞ Tanya Felix pada Manager Kim tetapi pria itu langsung menghujani Felix dengan berbagai macam hujatan tanpa terarah.
❝Manager Kim, aku sudah pernah melihat proposal milik Felix dan akupun masih punya soft filenya. Jadi apakah harus kita bandingkan dengan milik Nona Anda yaitu Nona Cindy?❞ Ujar Ji-Won membuat Manager Kim dan Cindy langsung terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝟏] Anak Intern Yang Kaya ꒰𝐡𝐲𝐮𝐧𝐥𝐢𝐱꒱
Fanfic꒰ongoing꒱ 𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐢𝐜𝐡 𝐌𝐚𝐧 𝐖𝐡𝐨 𝐃𝐢𝐬𝐠𝐮𝐢𝐬𝐞 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 : 𝟏. 𝐀𝐧𝐚𝐤 𝐈𝐧𝐭𝐞𝐫𝐧 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐚𝐲𝐚 Felix selalu dimanja oleh orangtua juga kakak laki-lakinya. Selama hidupnya, ia hanya merasakan hidup yang mudah. Terlalu sering hing...