𝑩𝒊𝒅𝒂𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒅𝒊 𝑩𝒖𝒎𝒊 - ⓪①

1 0 0
                                    

Sendu berjalan menyusuri koridor Sekolah sembari mencari kelas yang akan ia tempati. Tas berwarna merah muda dan juga jepit rambut pada samping kanan sehingga membuatnya terlihat lebih memesona. Ketika telah sampai, ia menempati kursi dan menaruh tasnya sembari menunggu yang lain tiba. Hari ini, dia menjadi anak baru di Sekolah Menengah Pertama pada bulan Februari tanggal 3.

Tak lama, yang lain menyusul. Kini mereka akan melaksanakan upacara hari Senin seperti murid pada umumnya. Di samping kursi terdapat teman sebangkunya yaitu Raven. Kegiatan kemudian di mulai.
Para OSIS mengecek kondisi setiap kelas agar tidak ada siswa maupun siswi yang bolos upacara bendera.

"Kalian gak dengar sudah bel masuk?Cepat ke lapangan untuk upacara! Tidak ada alasan apapun." Salah satu OSIS berteriak ketika melihat Sendu yang kebingungan. Sendu berjalan mendekat ke arah anggota organisasi tersebut.

"Kak, aku murid baru, belum punya topi dan dasi ... Kalau nggak di pakai, nanti di hukum," keluh Sendu kemudian salah satu anggotanya memberikan ia topi dan dasi tetapi hanya sementara, ketika upacara sudah selesai maka barang tersebut harus di kembalikan.

"Ga ada alasan buat ga upacara. Nanti balikin topi dan dasinya ke kelas 8-K." Jelas anggota OSIS tersebut kemudian mereka menjalani upacara dengan tertib. Beberapa ada yang izin karena tak kuat sehingga harus ke ruang UKS.

Setelah selesai upacara, Sendu menatap topi dan dasi yang sudah ia lepas. Barang tersebut harus di kembalikan. Namun, Sendu tidak tahu di mana kelas delapan itu berada karena ia murid baru yang tidak tahu struktur Sekolahnya. Raven yang melihat Sendu melamun di depan pintu kelas langsung menghampirinya dan menepuk pundak Sendu.

"Kenapa kayak kebingungan?" Tanya Raven sembari merangkul pundak teman sebangkunya itu. Sendu terkejut dengan adanya Raven yang secara tiba-tiba tetapi kesempatan ini tidak mungkin datang dua kali. Sendu segera meminta bantuan kepada Raven.

"Tadi ada anggota OSIS pinjamkan aku topi dan dasi lalu harus di kembalikan ke kelas 8-K ..." Sendu berbicara dengan polosnya. Ia berharap temannya dapat membantunya karena bisa saja dirinya tersasar di Sekolah yang ia tempati.

"Ya sudah, ayo Gue antar." Raven segera menarik pergelangan tangan Sendu dan berjalan ke lantai empat sehingga terpampang jelas kelas 8-K yang di maksud oleh gadis polos tersebut.

Sendu sembari malu malu mengetuk pintu kelas lalu mengeluarkan suaranya,

"Permisi, di sini ada yang meminjamkan aku topi dan dasi?" Ia bertanya sembari mata cantik yang di milikinya menatap seluruh ruangan tempat seseorang yang ia cari. Tepukan pada bahu Sendu membuatnya terkejut karena itu adalah orang yang ia cari.

"Mencari Saya?" Tanya si anggota OSIS tersebut sambil menatap gadis yang tinggi badannya terbilang pendek itu. Tampang rupawan dengan kulit cokelat yang terlihat bersih, sepertinya dirinya rajin perawatan wajah. Gadis itu segera menyerahkan dua barang ; topi dan dasi kepadanya.

"Aku mau balikin ini, Kak. Terima kasih sudah meminjamkannya." Setelah dua barang itu di terima oleh Kakak OSIS, Sendu segera pergi dari hadapannya dan berjalan menuju ke kelas bersama Raven ; teman sebangku.

Mereka melakukan kegiatan belajar mengajar hingga bel istirahat. Raven mengajak Sendu untuk ke kantin bersama. Mereka beranjak dari kursi dan berjalan bergandengan tangan, Raven sendiri bukanlah tipe cowok yang cool, ia lebih suka bersosialisasi bersama teman barunya sehingga orang di Sekolah tersebut pasti kenal dengan Raven. Mereka berdua menuruni tangga dan berpapasan dengan Kakak OSIS yang baik hati yang rela meminjamkan topi dan dasi hingga terkena hukuman.

"Sendu, ya?" Tanyanya dengan sikap ramah, kedua bola matanya menatap indah ciptaan Tuhan di depannya. Cantik, satu kata yang dapat mendefinisikan perempuan yang di panggil Sendu itu.

"Iya, Kak!" Seru Sendu dengan gembira, ia sangat menghargai karena kejadian tadi. Telapak tangannya masih menggenggam erat tangan Raven di sampingnya.

"Salam kenal, ya. Saya Wanabumi Mahagar." Ia berkenalan namun tanpa berjabat tangan. Wanabumi yang kerapkali di panggil Bumi tersenyum, tak ingin terlalu mendekatkan diri karena dirinya akan mendekati Sendu secara perlahan, ia ingin mereka memiliki momentum menyenangkan.

Seusai Bumi mengenalkan diri kepada Sendu, tangan Sendu segera di tarik paksa oleh Raven sehingga si gadis cantik tak lagi berhadapan dengannya. Bumi yang menyaksikan hal itu langsung ke lantai atas tanpa basa basi, itu adalah pendekatan pertama mereka.

Raven memilah makanan untuk di beli, di depannya ada mi ayam, nasi goreng, kebab, dan masih banyak lagi serta camilan ringan. Sementara Sendu, ia sudah membeli kebab dan es teh manis dengan wadah gelas. Sendu menunggu di ujung Kantin, tepatnya di sebelah Kantin adalah lapangan.

Wanabumi membuka jendela kelasnya, ia menatap gadis kecil yang sedang makan bersama di lapangan. Senyumnya terukir indah, rasanya perempuan itu ialah bidadari yang sengaja berada di Bumi. Pada pandangan pertama ketika Wanabumi mengecek seluruh kelas hingga pada kelas 7-D, perhatiannya terpacu oleh sosok gadis dengan penjepit rambut.

"Kita memang tidak ada hubungan, Ndu. Tapi, Saya pastikan kamu milik Saya selama menekuni jenjang pendidikan." Wanabumi dengan segala percakapan di kepalanya. Ia memang cemburu tetapi pendidikan bukan ajang mencari pacar. Kini, semangat untuk mengejar nilai semakin meningkat. Dirinya menjadikan Sendu sebagai motivasi untuk ia terus maju ke depan.

Vote yah guys jangan baca ajaa :/
To Be Continued ...

Ini Kita, Bukan MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang