Sembari mengobrolkan suatu hal yang kurang bermanfaat, Chaewon dan Minju berjalan beriringan menuju gerobak paman sayur yang terpatri rapi dipinggir jalan, dibawah pohon ketapang.
Disana juga ada Natty tengah bergosip ria bersama para ibu-ibu, menatap kedatangan Chaewon dan Minju dengan tampang julid nan menungkik.
"Aduhh males banget kedatengan anomalia purba.. sayur-sayurnya mamang jadi pada layu nih!" celetuk Natty menatap Chaewon dan Minju yang tidak perduli akan hal itu malah keduanya semakin asyik berbincang-bincang sembari memilih-milih sayuran seperti waluh dan terong-terongan.
Benar-benar respon yang tidak diharapkan oleh gadis keturunan jawa mix sunda itu. alisnya pun semakin menungkik tajam seperti angrybird, bersiap hendak recall-recall didepan keduanya lagi.
"Kenapa ya buk? pak kades mau-mauan aja menikah sama cewe beraura pedangdut keliling, kayak.. apa gak malu? secarakan pak kades lulusan terbaik universitas gadjah duduk, dan sering mengharumkan nama kampung kita.. jomplang banget gak sih sama penjual jamu beraura pedangdut keliling itu?!!"
Ibu-ibu beserta paman sayur hanya dapat kedip-kedip kikuk sembari menunduk merespon penuturan tidak suci dari Natty.
Chaewon mendelik menatap Natty yang tersenyum kurang ajar pada dirinya. "Lo ngomongin gue ya, Natt?!" ujar gadis itu perlahan mendekat, membuat para ibu-ibu mundur mempersilahkan istri dari sang kades mendekat pada sang gadis jawa yang tengah menatap kuku-kuku jarinya.
"Telinga lo congekan kah jink?!! lo ngomongin gue?!!" Chaewon mengambil sebuah terong ungu lalu menggenggamnya hingga meledak kehadapan Natty.
Sahabatnya, Minju. reflek mendekat dan mengelus pundak Chaewon. mencoba menabahkan hati kawannya itu. "Chae.. udah Chae.. jualan si mamang ntar habis lu remes-remes.."
"Diem ah! nanti mas Zuzu yang bayar!" bentak Chaewon menghempaskan pundaknya yang ditahan Minju.
"Panasan banget sih mbok-mbok jamu! takut ah.. canda dikit langsung ngamuk gimana nasib mas Zuha dirumah? apa jangan-jangan lu kdrt-in ya? gara-gara gak bisa dicandain dikit."
"Heh! sembarangan lu LC warung madura! tau apa lo?! gue selalu welcome sama jokesnya mas Zuzu! cuman lo aja becandanya agak lain! gak women support women, lo!"
"Nyenyenye! dasar pedangdut keliling! ngapain gue support perebut laki orang?! gak sudi gue!"
"Dih! mas Zuha itu suami aku ya!! waktu dia ngejer-ngejer sampe nangis-nangis, dia bilang cuman aku cinta pertamanya! gak ada tuh dia pacaran sama orang lain atau apalah itu! lo aja ngaku-ngaku perek jembatan!"
"Siapa yang ngaku-ngaku jenglot?!! asal lo tau yah! sebelum lu, bapak gue udah ngejodohin dia sama gue, blok!"
"Idih, itu mah bapak lo yang mau! buktinya mas Zuzu ngejer-ngejernya ke aku, caper mulu tiap hari bahkan gue gak dagang jamu pun dia selalu datang!"
"Halahh tai! kena pelet ilmu hitam lo tuh mas Zuha gue!"
"Lo lama-lama gue jambak ya, Natt?! rese lo hideung!"
"Ayo sini kalau berani ngejambak!!"
Minju kini begitu panik melihat dua gadis yang bersiap hendak saling menguji ketahanan shampoo pada rambut mereka masing-masing, dengan kelabakan dirinya meminta para ibu-ibu beserta paman pedagang sayur untuk menghentikan serta memisahkan kedua gadis berponi rata itu jauh-jauh.
Kebetulan sekali ada Yunjin naik motor Filano tengah melintas, pemuda berdarah mamarika yang melihat peristiwa itu lantas menepi kemudian berlari untuk membantu Minju dan makhluk-makhluk lainnya untuk melepaskan genggaman erat tangan Chaewon dari rambut Natty yang telah kusut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Household
Fiksi PenggemarBerlatarkan pedesaan asri tanah sengketa, menghadirkan kapal-kapal majestik nan menakjubkan dengan balutan humor artefak untuk menemani masa nolepmu. » comedy, romance, slice of life