Hari senin yang sangat mendung, berbeda dengan perasaan Ibelia hari ini, dia merasakan mood dirinya sangat bagus.
“Bagus nih, mood gue lagi baik-baik aja, semoga bagus sampe seterusnya deh” Ibelia melihat dirinya dipantulan cermin kamarnya.
“Tapi gue malu deh ini mata kenapa bisa gede kaya gini sih? ini anak-anak pasti nanya ibu-ibu matanya kenapa? kok besar kaya minions?” Ibelia mencontohkan cara bicara anak-anak, jika sedang menanyakan sesuatu yang ada pada diri ibu gurunya.
“Kenapa gue cengeng banget sih? padahal cuma dibentak dikit sama ibu, itu juga karena gue nya yang gak mau di ajak ke dokter” masih sibuk mengobrol dengan dirinya sendiri dipantulan cermin.
Ibelia memang mengambil cuti untuk 3 hari, karena sakit. Tapi ketika dirinya ingin dibawa kedokter oleh ibu, dia selalu saja menolak dengan alasan takut. Padahal alasan sesungguhnya Ibelia tidak ingin merepotkan orang tuanya, terutama ibu.
Karena jam menunjukkan pukul 06.15 Ibelia bergegas untuk membuka pintu kamarnya. “Emang kamu udah sembuh El?” suara seseorang diluar pintu kamar.
“Ihhh ibu, El kaget” Ibelia terkejut
“Kamu emang udah sembuh?” tanyanya
“Alhamdulillah udah. Ayah dimana bu?” tanya ibelia
“Gak tau, ayahmu kan suka keluyuran tanpa bilang ke ibu” jawab ibu singkat, dengan ekspresi yang terlihat marah. “masalah apalagi coba? mereka mikir gak sih kemarin gue sakit gara-gara siapa? perasaan setiap hari ada aja drama dirumah ini” batin Ibelia.
“Yaudah, El berangkat kesekolah ya bu. takut kesiangan” Ibelia mencium tangan ibunya untuk berpamitan.
“Udah makan belum El?” teriak ibu pada anaknya yang semakin menjauh.
“Nanti El makan habis pulang dari TK aja bu, assalamualaikum” teriak Ibelia sambil membuka pintu rumahnya.
“waalaikumussalam” balasnya
Ibelia pergi menggunakan sepeda. Biasanya ayah selalu ada didepan rumah, disaat Ibelia hendak pergi kesekolah. Tapi entah, hari ini ayahnya pergi kemana.
Dipertengahan jalan, Ibelia memikirkan kembali apa yang terjadi dengan kedua orang tuanya? kenapa akhir-akhir ini kedua orang tuanya sering bertengkar? sekalipun itu masalah kecil. Pertengkaran kedua orang tuanya bukan main tangan, melainkan keduanya enggan untuk mengobrol dan introspeksi dengan kesalahan masing-masing.
“Gue bingung kenapa ayah dan ibu jadi beda? Kenapa sekarang mereka gampang banget marah? Apa apa mereka permasalahkan. Sekarang juga mereka jarang banget ngobrol, malah mungkin kebilang gak pernah ngobrol sama sekali.” banyak sekali pertanyaan didalam hati Ibelia. “Kenapa disaat fase pendewasaan ini datang, gak ada seseorang disamping gue buat kasih support? terutama keluarga.” kini otak dan hati Ibelia sangatlah berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Ibel
Romance"Setiap luka pasti ada obatnya kan? dan kamu mampu jadi obat luka aku. Aku siap buat terluka, tapi aku mau obatnya cuma kamu." - Mahen "Kata kamu aku obat bagi luka kamu? itu semua salah mahen. Yang ada kamu obat bagi luka aku, tanpa ninggalin jeja...