Setelah selesai rapat. Malam pun mulai larut. Kelima gadis itu kembali ke kamar untuk beristirahat sebelum keberangkatan di esok pagi. Renata telah tidur terlebih dahulu, sementara Ivonne hanya bisa tidur dengan mata tak terpejam.
“Hizzz apaan sih Pak Aris itu! Kenapa aku dapat tetua mesum itu sih!?” Kata Tiara dengan sangat marah ke Tasya.
“Yaaa aku ndak tahu Tiara, seharusnya kau bisa nahan emosi kan?” Tasya mencoba memenangi Tiara.
“Gimana gk emosi Tasya! Emang dia pikir gue cewek hyper sex!?”
“Bukan gitu Tiara, mungkin dia hanya kagum saja.” Ucap Yuvica.
“Kagum, tapi gak gini juga kali! Benci sumpah sama si botak mesum itu.” Ketus Tiara.
“Awas Tiara, lu benci malah jadi cinta sama dia loh.” Canda Yuvica membuat Tiara langsung menyembur Yuvica, membuat Tasya tertawa.
“Ivonne, mau keluar sebentar tidak?” Tanya Tasya ke Ivonne.
“Ndak dulu sya, aku mau tidur dulu.” Balas Ivonne.
“Oke.” Tasya, Tiara, dan Yuvica keluar dari kamar tidur dan keliling-keliling melihat anekaragaman alat tradisional di dalam balai kota.
Sementara Ivonne sedang terdiam mengingat apa yang pak Tono katakan saat pemilihan wilayah.
"bapak akan jagain non dengan baik. Bapak janji akan membuat non Ivonne bahagia sama bapak.” Ucap Pak Tono dengan tegas.
Ivonne menjadi galau dan teringat dengan sosok papa yang selalu mengatakan hal yang sama. Ntah pikiran aneh pada saat Yuvica mengatakannya
“Pak, kasi saja ke Ivonne. Biar dia jadi sapi perah. Gak kebayang Ivonne nungging ditempat, lalu dadanya di peres sampai mengeluarkan susu asi”
Tanpa ia sadari, tangan kirinya menyusup dibalik baju tidurnya dan meraih dada kanannya dan ia menekannya dengan perlahan, dan jari telunjuknya memainkan bagian ujungnya.
“Uhmmm….ahhhh…. Uhmmm….” Ivonne melengguh dengan nikmat untuk pertama kalinya hingga tangan kanannya bergerak ke bawah.Ivonne yang mulai sadar atas aksinya yang membuat dirinya dosa, ia langsung menepuk pipi kanannya, membuang pikiran konyol itu. Beruntung Ia tidak terlalu jauh, akhirnya ia memejamkan mata dan akhirnya ia tertidur pulas.
*
Di lantai bawah, Tiara dan Yuvica sedang iseng-iseng memainkan gamelan hingga lama-lama mereka berdua memainkan gamelan tersebut.
Sementara Tasya melihat sebuah lukisan sejarah yang sempat di tunjukkan sama Pak Manto.
Lukisan pertama menggambarkan pada masa penjajahan di desa X ini, para rakyat melakukan kerja paksa sampai meninggal. Kemudian mereka melihat lukisan kedua menggambarkan penduduk desa melakukan pemberontakan terhadap para penjajah. Kemudian mereka melihat lukisan ketiga menggambarkan para warga di desa X membangun kembali desa yang ia di jajah itu. Lalu lukisan keempat menggambarkan desa itu telah makmur hasil kerja kerasnya.
Tasya semakin penasaran, ia terus melihat semua lukisan hingga ke lukisan ke 7 menggambarkan warga pada melakukan festival yang sangat ramai sekali, Tasya lebih fokus ke salah satu wanita cantik yang hanya mengenakan kemben coklat di sedang berjalan di tengah-tengah ratusan warga menuju ke sebuah panggung.
Tasya semakin penasaran lagi, ia melihat lukisan ke 8 menggambarkan seorang wanita terlentang di sebuah ranjang ungu dengan kondisi terikat dan tak mengenakan apapun di kelilingi oleh ratusan pria yang hanya mengenakan celana pendek saja.
“Apakah ini festival? atau ritual?” Batin Tasya
Tasya mulai melihat lukisan ke 9 menggambarkan seorang pria tua tak mengenakan pakaian merangkak di atas tubuh seorang gadis yang sedang terikat. Tasya mendekati gambar wajah gadis itu, ia menjadi heran melihat ekspresi gadis itu terlihat seperti menikmati prosesnya. Dan di lukisan terakhir menggambarkan warna merah diantara kedua kakinya dan ratusan warga merayakan festival itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN Gadis Persembahan Series
RomanceMengandung 18+ Kisah itu menceritakan kelima gadis cantik yang terjebak dalam ritual pengorbanan Dewi Kesuburan yang mengharuskan tubuh mereka jadi lahan cocok tanam untuk para Tetua Desa dalam ritual sakral di malam jumat kliwon. Para gadis cantik...