Bab 0,4 : Gairah Yuvica Lara

385 0 0
                                    

“Maaf ya Dedek Dokter Ivonne Caroline, kamu terlalu imut sihhh.” Yuvica mencubit pipi Ivonne dan memberi kecup ke kening Ivonne. 

“Ihhh jangan cium-cium.” Ivonne menggosok keningnya dengan muka cemberut membuat keempat temannya tertawa.

Memang Yuvica paling suka mencium kening dan pipi keempat sahabatnya, bahkan kadang tak segan-segan suka tidur berpelukan sama keempat sahabatnya pada saat menginap bersama. Apalagi ia lebih suka berpelukan sama Tasya yang notaben wanita tomboy dan dewasa, karena bagi Vica, Tasya seperti sosok pria yang punya kharisma tinggi.

Setelah asik bercanda, mereka berkelilingi mall untuk cuci mata. Meski suasana sangat ramai sekali. Banyak sekali mata para pria-pria mulai dari pria dewasa, remaja, anak-anak, bahkan lanjut usia terpesona melihat kelima wanita itu, Terutama Yuvica, Tiara, dan Renata. Ivonne menyadari dan merasa risih melihat para mata keranjang hingga kedua tangannya menutupi dadanya. Berbeda dengan Yuvica, Tiara, dan Renata sangat percaya diri, dan membiarkan mereka mengintip keindahan lekuk tubuhnya. Sedangkan Tasya menganggap para pria itu mesum dan kotor.

Saat mereka berlima sedang makan di salah satu restoran. Banyak anak remaja dan orang dewasa melirik kelima gadis itu tanpa kedip sedikitpun. Bahkan pria lanjut usia diam-diam memotretnya.

Yuvica tersenyum lebar, karena ia menyadari bahwa dirinya dan teman-temannya sedang di pertontonkan oleh para mata keranjang. Pikiran nakalnya Vica mulai muncul dan melakukan ide yang gila. 

“Its show time.” Bisik Yuvica setelah menghabiskan makanannya. Ia bangun dari tempat duduknya dan pura-pura sedang mencari sesuatu. Dan dugaan Vica benar, banyak pria mata keranjang melirik ke Yuvica. Yuvica dengan sengaja meraba pundak, mengibaskan rambut hitam, dan dengan percaya diri, ia mengangkat kedua tangannya sehingga ketiak putihnya terlihat sangat jelas. 

"Woowwwww…." Yuvica mendengar suara reflek para pria yang mengagguminya. 

“Gile cantik amat.” Bisik pria lagi.

“Gile, keteknya putih banget.” Bisik salah satu pria lain.

“Kalau dia pacar gue, gue jilat tuh ketek.” Ujar salah satu bocah dengan sangat keras.

“Iya njir, mau keteknya asam pun, gue jilati njink.”

Ada beberapa orang diam-diam memasukan tangan kedalam celana dan melakukan masturbasi secara diam-diam. Ada juga yang sengaja merekam dan memotret Yuvica secara diam-diam. 

“Aduhh kakiku sakit.” Yuvica jongkok dan pura-pura memijat sembari tangan kirinya menurunkan kembennya. Sehingga gunung atasnya mulai terlihat.

“Woowwwww…..” Pria tua pun melihat dada Yuvica hingga matanya melotot.

PLAKKK!!!
“Woii! Jangan lihat sembarangan!” Amukan seorang ibu-ibu kepada pria tua itu.

“Ampun buuu….”

Tiba-tiba ada seorang remaja berusia 10 tahun menghampiri Yuvica, dan berkata.

“Kak, boleh foto bareng sama aku tidak? Tapi kakak angkat ketek ya?" Pintanya membuat Yuvica senang tapi sedikit malu.

“Iya dek, sini,” Yuvica mengangkat kedua ketek untuk melambangkan hati, kemudian muncullah beberapa remaja dan dewasa yang ingin foto bersama Yuvica. Bukan karena artis, tapi karena napsu.

“Ada apa ya?” Gumam Ivonne, lalu kembali makan."

Di tengah situasi itu. Ivonne, Tiara, Tasya, dan Renata yang baru saja habis makan, Yuvica baru saja kembali ke tempat duduk.

“Kamu habis kemana saja?” Tanya Tasya dengan khawatir.

“Hummm… Tadi aku habis cuci tangan.” Jawab Yuvica.

“Yaudah, ayo kita pulang.” Kata Tasya, membuat keempat anggota gengnya pulang.

Sementara yang sudah foto bersama Yuvica, mereka tampak senang sambil memamerkan keberaniannya. Yuvica berhenti dan menoleh ke belakang melihat beberapa pengunjung sedang asik COba LIhat sambil melihat foto dirinya. Yuvica tersenyum nakal sambil membayangkan kalau dirinya dijilatin oleh pria-pria, termasuk pria tua berpengalaman dalam hal bercinta.

Di dalam mobil, Ivonne mulai membuka suara, “Ehh Vic, lu ngapain aja sampai mereka foto bareng kamu?”

“Hummm….Ndak tahu aku, mereka minta yaa aku kasi saja.” Yuvica pura-pura sedang berpikir, jika jujur maka Ivonne dan Tasya akan menceramahinya.

“Isss kau nih.” Ivonne mengetuk dahi Yuvica, “Lain kali kau jangan pake baju terlalu seksi. Aku risih loh dilihatin banyak orang.” Ivonne menegurnya dengan keras.

“Kamu sih harus pd, coba sekali-sekali pake lingerie.” Jawab Vica dengan bercanda.

“Ndasmu Vic.” Ivonne membalas dengan bercanda.

“Hahaha, gak kebayang seorang dedek dokter mengenakan lingerie.” Renata ikut-ikutan meledek Ivonne."

“Ihh mana ada. Nanti aku di lecehin gimana?”.

“Yaa jangan salahin baju donk, salahin otak mesum tuh.” Jawab Tiara dengan tegas.

“TUHHHH DENGERIN YA DEDEK DOKTER CAROLINE!!!” Serbu Tiara, Renata, dan Yuvica kearah Ivonne.

Ivonne memangkukan kedua tangan dengan muka aegyonya. Lagi-lagi Ivonne di isengin sama teman-temannya.

KKN Gadis Persembahan SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang