SELAMAT DATANG
Di
THE INHERITORS
Part 1
.
.
.
.HAPPY READING
..
Brak!
Pria dengan balutan jas hitam itu memukul keras meja di depannya. Saat ini ia tengah duduk berhadapan dengan tiga orang pria yang selama ini di kenal baik di perusahaannya.
Ketiganya sama-sama memiliki posisi penting, sebagai seorang direktur di tiga cabang hotel terbesar milik Aditama Corporation.Ketiga orang itu pun kompak terdiam karena merasa kalau amarah pria berwajah tegas itu telah mengambil seluruh keberanian mereka sampai menatap matanya pun ketiganya tidak berani. Auranya terlalu kuat untuk mereka lawan.
"Kenapa diam? Ngga berani bicara di depan saya?" tanya pria itu dengan sorot mata yang begitu tajam.
Nada baritone nya bahkan sampai terdengar menggema, membuat lawan bicaranya semakin merasa terintimidasi di bawahnya.
Karena lama tidak mendapatkan jawaban dari ketiganya, pria itu lantas menyandarkan dirinya di sofa. Mencoba sabar dan menghadapinya dengan tenang. Namun tatapan matanya masih sangat tajam menatap pada tiga pria paruh baya di hadapannya itu.
"Disini saya memang lebih muda dari kalian, tapi jangan berpikir kalau saya tidak akan berani menghadapi kalian bertiga seperti ini." ucap pria itu dengan sangat tenang.
"Atau mungkin kalian masih belum tahu jelas tentang siapa saya. Perlu saya kenalkan siapa diri saya pada kalian sekarang?"
Salah satu dari ketiganya langsung memberi jawaban dengan menggelengkan kepalanya pelan.
"Kenapa? Apa anda sudah tahu siapa saya?"
Pria itu kemudian terlihat mengangguk.
"Lalu kenapa anda berani pada saya? Mau coba mengkhianati saya dan perusahaan yang menggaji anda?"
Pria berkacamata itu dengan gugup kembali menggelengkan kepalanya pelan. "Maafkan kami. Maafkan kami tuan muda." ucapnya dengan kepala yang semakin menunduk dalam.
Kedua rekannya yang lain pun ikut melakukan hal yang sama. Ketiganya kompak meminta maaf dan mengaku salah atas kesalahan yang mereka buat.
"Setelah penggelapan dana sebesar itu, apakah hanya kata 'maaf' itu yang bisa kalian berikan pada saya?"
"Apa kata itu bisa menggantikan kesalahan yang kalian buat?"
"Dan apakah cukup, kata 'maaf' itu menggantikan uang yang telah kalian gelapkan?" tanya pria itu yang semakin menuntut.
Ketiganya pun semakin tersudutkan. Tidak ada kata-kata pembelaan apapun yang bisa membenarkan mereka. Dan dengan kepala yang semakin menunduk dalam, mereka mencoba menutupi rasa hina dan malu yang menempel di wajah mereka saat ini.
"Maafkan kami tuan muda. Kami berjanji akan mengembalikan semuanya. Kami janji tuan muda." ucap salah satu dari ketiganya.
Wajahnya sangat penuh harap kalau sang tuan muda bisa sedikit memberikan mereka kelonggaran untuk menebus kesalahan mereka.
"Dua hari. Bisa kalian kembalikan itu dalam waktu dua hari?" tanya pria berwajah tampan itu tanpa ekspresi.
Dan sesuai dugaannya, ketiga pria paruh baya itu kompak menggelengkan kepala tanda tak mampu.
"Beri kami waktu satu bulan tuan muda. Kami berjanji akan mengembalikannya dalam waktu satu bulan itu. Iya kan pak?" tanya pria berkacamata tadi kepada rekannya.