SELAMAT DATANG
Di
THE INHERITORS
Part 2
.
.
.
.HAPPY READING
..
"Oke, cut!" teriak sutradara mengakhiri sesi pengambilan gambar hari ini.
Semua kru mulai dari kameramen, tim lighting, director, semua terlihat mulai berkemas merapikan semua peralatan mereka.
Dan di tengah set lokasi, terlihat ada Juna yang tengah berbincang bersama seorang wanita cantik yang menjadi lawan mainnya saat ini.
"Gimana, acting aku masih ada yang kurang ngga?" tanya wanita itu.
Juna menggelengkan kepalanya pelan. "Bagus. Sutradara aja muji kamu tadi."
Wanita itu langsung bersemu merah. "Masa sih. Gugup banget tahu tadi."
"Tenang aja, Bel. Semua lancar-lancar aja kan sejauh ini?"
Wanita dengan sapaan Bella itu mengangguk pelan. Semua memang berjalan lancar sejauh ini. Wanita itu juga bersyukur ia bisa melewatinya. Karena saat mengetahui ia akan beradu akting dengan seorang Arjuna Aditama, rasa takut sempat sangat menyelimuti hati dan pikirannya.
Arjuna bukanlah seorang aktor baru seperti dirinya. Bahkan saat ini Juna sedang berada di masa emasnya. Namanya tengah melambung dan menjadi idola yang begitu dicintai hampir seluruh gadis di Indonesia. Beban berat beradu akting dengan sosok Arjuna tentu terasa sangat berat untuknya. Bella bahkan sempat pesimis bisa mengimbangi Juna dalam judul film kali ini.
"Maaf ya, kalau misalnya aku masih belum bisa ngimbangin akting kamu sepenuhnya. Jujur aku takut banget ngecewain kamu dan semua kru disini." ucap wanita itu.
"It's oke. Semuanya perlu proses. Sebagai pemula, kamu terhitung hebat bisa langsung dapat peran utama seperti sekarang. Karena jarang ada pemain baru yang bisa dapet opportunity kaya kamu sekarang, Bel."
"Iya, kamu bener. Makasih juga karna kamu udah mau bantu bimbing aku selama di sini. Aku ngga tahu deh gimana jadinya kalo ngga dapet bantuan dari kamu. Mungkin aku bakal kesulitan banget selama proses shooting ini." ucap wanita itu sembari terkekeh pelan menatap Juna.
"Sekali lagin makasih ya." sambungnya.
"Sama-sama." balas Juna disertai dengan senyuman manis di wajahnya.
Melihat senyuman yang langka itu, jantung Bella pun langsung bereaksi. Terasa berdebar-debar setiap kali ia melihat senyuman itu. Karena selama ini senyuman pria itu terbilang sangat langka mengingat sosok Juna yang terkenal cukup tertutup dan pendiam.
"Juna, ayo." tiba-tiba manager Juna memanggil membuat perhatian Juna maupun Bella teralihkan.
Juna memberi isyarat pada manager nya untuk menunggu sebentar.
"Bel, kamu gimana?" tanya pria itu. Karena sejak tadi ia belum melihat manager Bella di sekitar sana.
"Ahh aku nanti aja. Kamu duluan aja, ngga apa-apa. Kasihan itu mas Bima udah nunggu," jawab Bella.
Juna nampak berfikir, ia melihat jam di ponselnya yang kini sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam.
"Atau kamu mau bareng aja?"