Tolong tandai typo dan kalimat rancu
Greya baru keluar rumah pukul sembilan malam, dan untuk ke rumah majikannya ia menanti angkot terakhir hingga nyaris satu jam. Namun karena ia penumpang terakhir, Greya harus mau diturunkan di halte yang masih jauh dari rumah majikannya.
Di malam seperti itu, Greya tak merasa takut. Setan tak ada yang berani mengganggunya, karena dirinya sendiri adalah setan. Iya. Setan bagi Andara dan Dino. Yang wanita itu khawatirkan hanya satu. Manusia. Bangsa sesamanya. Kalau berulah, kejamnya setan saja kalah. Dan Greya takut, jika ia bertemu dengan manusia yang akan memperlakukannya seperti binatang. Apalagi hari sudah malam. Setan berwujud manusia biasanya banyak berkeliaran.
"Ck!" Decakan kesalnya pertanda jika ia putus asa. Niatnya ingin mengirit dengan naik angkot, dia harus memutuskan untuk mencari ojek agar bisa tiba ke rumah majikannya segera.
Berbekal pisau lipat yang selalu ia bawa untuk berjaga-jaga jika hal seperti ini datang. Greya menghentikan ojek, dan dengan bayaran yang tak murah, ia dibawa ke rumah majikannya dengan selamat.
Bersyukur. Setidaknya ia dapat tukang ojek yang tak banyak ulah.
Kali ini melalui gerbang depan karena tak ada yang ingin ia hindari. Greya masuk dan melewati pintu samping yang berhadapan langsung dengan tangga yang akan membawa dia ke kamar yang ia tinggali bersama Tika.
Melangkah pelan, takut bunyi langkahnya mengganggu orang-orang yang sudah beristirahat. Greya yang akan mencapai ujung tangga lantai dua tersentak kaget ketika tiba-tiba, sesosok pria berbadan tinggi tenggap berdiri di depannya.
Wanita itu nyaris terjatuh dan menggelinding ke bawah jika tangannya tak segera diraih oleh pria yang akan ia tuntut jika sampai dia celaka. Tapi sayangnya, niat menuntut itu langsung lenyap, saat menyadari siapa yang berdiri di ujung tangga.
Sepasang manik abu, menatapnya tanpa cahaya. Greya langsung memberikan cengiran lebar, sambil dalam hati mengumpat panjang lebar. Tuan durhaka memancing emosinya di pertemuan pertama. Lalu ingin mencelakainya di pertemuan kedua. Jangan-jangan pria itu memang menaruh dendam padanya. Greya curiga.
"Tu ... tuan?" Melepaskan tangan yang ada di dalam genggaman Elzir. Menunduk, pura-pura sopan. "Maaf. Sepertinya saya mengganggu tidur tuan." Basa-basi. Jelas dia belum melewati kamar si tuan durhaka. Pria ini yang malah mengganggunya.
"Heem."
Elzir yang pertama ia temui lebih dominan dengan sikap dan raut jahilnya, malam ini benar-benar berubah. Pria itu tampak dingin dan tak tersentuh. Greya menebak jika pria ini memiliki kelainan jiwa.
"Kalau begitu saya permisi," pamit wanita itu segera pergi, sebelum dosa mengatai Elzir semakin menumpuk banyak.
Segera masuk ke kamarnya setelah tiba di lantai tiga, Greya yang buru-buru menutup pintu, mengganggu tidur Tika. "Lo udah balik?"
Greya menatap Tika yang menguap, mengucek mata. "Sori, ganggu." Dia melepaskan tas dan menggantungnya ke belakang pintu.
"Lo dicari, Grey."
"Ya?" Dia duduk di sisi ranjang, melepas beberapa kancing kemejanya berusaha mengusir hawa panas. "Siapa?"
"Tuan...." Tika berbalik, memunggungi Greya.
Terlentang, membuang penatnya, Greya kembali membuka suara. "Tuan Arkan? Kenapa?"
"Bukan." Jawaban Tika begitu pelan.
"Terus?"
Tapi tak ada jawaban dari temannya yang tidur di sebelah ranjangnya. Yang terdengar malah dengkur halus Tika yang sudah kembali ke alam mimpi. "Dia tidur," bisik Greya tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Maid
RomansaDia Greya Kezianove Wanita cantik, nyaris tak memiliki cela. Kekurangannya hanya satu. Dia miskin. Wanita miskin yang hanya patut dilirik untuk dinikmati tapi bukan dimiliki. Dia Greya Kezianove Wanita berusia 28 tahun, yang hidupnya diabdikan untu...