15. Can You See Me?

7 0 0
                                    

"Iya ini aku, Sabrina." jawab Sabrina sambil tersenyum.

"Bukankah kau sudah mati??" tanya Yunho.

Sabrina terkejut mendengar pertanyaan Yunho.

"Jangan sembarangan berucap! Aku belum mati, Arthur. Ya, waktu itu aku hampir saja mati dan aku langsung di selamatkan lalu segera di obati oleh duyung-duyung disana." jawab Sabrina.

"Syukurlah, aku kira kau sudah tewas." ujar Sungho.

Sabrina melihat ke arah Youngjun yang sedang menangisi jasad siren yang tadi melindunginya menuju ke daratan.

"Dia siapa? Yang tengah menangis di depan jasad itu. Bau nya seperti seorang siren." tanya Sabrina.

"Oh, dia Hwon dan nama samaran nya Shim Youngjun. Seperti yang kau duga, dia memang percampuran antara siren dan duyung." ujar Yunho.

"Siren?? Bukankah ia harus di musnahkan??" tanya Sabrina dengan tatapan sengit ke Youngjun.

Youngjun hanya terdiam melihat tatapan itu, ia sudah terbiasa dengan hal itu.

"Jangan, dia saudara kami. Dia adalah anak dari ratu Sereia juga." ujar Sungho yang langsung pasang badan di depan Youngjun.

"Tapi dia tetaplah siren!" seru Sabrina yang bersiap untuk menyerang Youngjun.

"Sabrina, hentikan. Youngjun adalah saudara kami, dia juga bagian dari ramalan seseorang yang akan menyelamatkan Oceania dan juga akan menyatukan Oceania dan Lemuria kembali." ujar Seungbo yang akhirnya bersuara sedari tadi hanya terdiam dan melihat Sabrina dan Sungho berdebat.

"Dan gue heran sama kalian semua, kenapa diem aja dan gak ngebela Hwon?" heran Sungho sambil menatap satu-satu saudaranya kecuali Seungbo dan Yoosung.

"Pendapat kita sama kaya Sabrina, kita diem aja karena untuk menghormati Seungbo hyung yang entah dari mana bisa yakin kalo Hwon ini bagian dari saudara kita." jawab Dongsik.

Seungbo tentu terkejut mendengar jawaban dari Dongsik, baru ia ingin memukul jidat semua saudaranya tapi keburu Youngjun menghentikannya.

"Kalian semua harus pergi dari sini sekarang, aku bisa merasakan sudah banyak siren yang memburu kalian di pulau ini, aku merasakan ada sesuatu yang jahat di sekitar sini." ujar Youngjun dengan matanya yang masih sembab.

"Siren nya itu termasuk dirimu kan? Kau mengincar kami dengan menyamar atau berlindung dengan berkata kau adalah bagian dari saudara kami?" tanya Jihun.

"Aku tid-" jawab Youngjun yang terpotong karena tiba-tiba ada panah yang melewati samping kepala nya dan mendarat ke lantai.

"Kita harus pergi dari sini!" seru Seungjun.

Mereka semua keluar dari kamar Seungho, Youngjun tidak keluar dan memilih untuk menghadapi siapa yang menyerang mereka. Ia menutup matanya dan berujar di dalam hatinya.

'Yang mulia ratu Sereia, aku membutuhkan bantuan anda sekali lagi, tolong para pangeran Oceania termasuk orang-orang yang mereka kenal dan doa kan aku agar aku bisa menang melawan siren-siren jahat dan jangan biarkan mereka menyentuh para pangeran.' batin nya.

Ia menghela nafasnya dan membuka matanya, ia langsung memasang kuda-kuda untuk melawan para siren yang akan membahayakan para saudara nya.

Yoosung baru menyadari jika Youngjun tidak ikut mereka keluar dari penginapan itu.

"Kemana Youngjun?" heran nya.

Yunho langsung menimpali nya.

"Mungkin ya dia lagi berdiskusi dengan kawanan nya sendiri. Udahlah sung, biarin aja! Gapapa kalo dia mati juga, justru bagus." timpal Yunho sambil memakan snacknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Voice | : The Legacy Of Hatred • Ivan • [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang