01. The Necklace

91 11 13
                                    

Park yoosung adalah seorang pria yang saat ini tengah sibuk dengan pekerjaannya sebagai manajer produksi di kantor tempat ia bekerja di Seoul.

"Yoosung-ah." panggil rekannya yang bernama Ko Sungho.

"Kenapa hyung?" responnya sambil mengangkat kepalanya untuk melihat Sungho yang menatapnya dari sekat.

"Besok weekend nih, mau ikut liburan ke pantai sama yang lain gak?" tanya Sungho.

"Siapa aja yang ikut hyung?" tanya Yoosung balik.

"Yang sering nongkrong ama kita aja."

"Oh gitu."

"Gimana mau ikut gak, Sung?"

"Ikut deh, gabut juga weekend dirumah sendirian."

"Sip, entar gue bilang ke lo berangkat jam berapa. Gue balik kerja dulu."

"Semangat hyung!" ujar Yoosung sambil mengepalkan tangannya untuk memberikan semangat pada Sungho sambil tersenyum.

Sungho terkekeh dan ikut memberikan semangat pada Yoosung lalu mereka kembali ke pekerjaan masing-masing.

'Ivan....... Ivan....... Tolong selamatkan aku.'

Yoosung berhenti mengerjakan tugasnya, memejamkan matanya dan mengeratkan pulpen ditangan kanannya.

'Ivan datanglah dan selamatkan aku, aku kesepian di sini, aku membutuhkan mu Ivan.'

Yoosung makin mempererat cengkraman nya pada pulpen nya hingga pulpen nya patah dan itu membuatnya membuka matanya karena terkejut.

"Kenapa suara itu dateng lagi sih? Dan siapa itu Ivan? Jika ini sebuah sinyal suara buat dia, kenapa harus ngirim nya ke gue?" monolog nya pelan.

Yoosung sudah lama mendengarkan suara itu setiap harinya, terkadang isi suara itu memiliki pesan yang sama dan kadang berbeda. Awalnya ia berfikir itu suara pikirannya atau perasaannya saja, tapi ia menyadari bahwa suara itu adalah suara wanita.

Setelah suara itu menghilang lagi, Yoosung melanjutkan pekerjaan nya hingga ia tak sadar waktu sudah menginjak malam karena ia memutuskan untuk lembur hingga pekerjaannya selesai.

Hujan turun dan untungnya ia membawa payung, saat ia berjalan di trotoar jalan raya yang sepi, suara itu datang lagi dan ia masih mencoba menghiraukan nya.

'Ayo pergilah, jangan ganggu gue terus!' batin Yoosung.

Tiba-tiba ia mendengar suara lain, seperti sesuatu benda basah mengepak di tanah yang basah dari gang sempit di dekat rumahnya, ia menghampiri suara tersebut dan ternyata tidak menemukan apapun.

Ia berbalik dan kakinya menginjak sesuatu, ia melihat kebawah dan melihat sebuah kalung berbandul merah, ia mengambilnya dan melihat sekitar.

"Punya siapa ya ini, mana cantik lagi." monolognya.

Matanya melihat secarik kertas di tempat ia menemukan kalung tadi, ia mengambil kertas itu dan membacanya karena berharap menemukan petunjuk kalung siapakah ini.

"Untuk Park Yoosung... Hah buat gue? Ini siapa yang ngasih lagi?"

Ia membaca tulisan lainnya yang ditulis dalam bahasa Inggris.

"Blue eyes like all ocean stay in his eyes, taller and smartest, a future leader of in this island. I don't know what should I do to communicate with you other voice signal but I hope in someday you know and understand with what happened in around you and know who the real figure of your friends is."

Yoosung heran ketika selesai membacanya.

"Maksudnya siapa sosok asli temen-temen gue itu apa lagi? Aneh, gue simpen aja lah."

The Voice | : The Legacy Of Hatred • Ivan • [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang