"Yang mulia pangeran, maafkan hamba." ujar Amara yang langsung bersujud di depan Dann.
"Bangunlah, Amara. Kau adalah teman ku jadi tidak perlu sungkan." ujar Dann lalu Amara bangun dan menatap Dann di depan nya.
"Apa yang kau lakukan disini, Amara?" tanya Dann.
"Aku, aku ingin bertemu dengan ibuku yang bekerja disini, karena aku ingin meminta izin nya untuk ikut pertunjukan teater besok malam." jawab Amara.
"Ibumu? Siapa nama nya?" tanya Dann.
"Davina." jawab Amara.
"Baiklah, aku akan membantu mu mencarinya." ujar Dann.
Lalu mereka keluar dari ruang musik menuju bagian dimana Davina, sang ibunda Amara bekerja. Dann tidak bisa mengantar Davina ke dalam asrama para pelayan, karena tempat itu khusus untuk wanita.
Amara berterimakasih pada Dann lalu Dann pergi dari sana.
"Maafkan aku Dann." ujar Amara lalu ia masuk ke dalam asrama itu mencuri salah satu pakaian pelayan disana.
Dengan penyamaran sebagai pelayan istana, tentunya membuat Amara bergerak lebih leluasa di istana, ia pergi ke ruang penyimpanan barang pusaka peninggalan dari zaman dewi Atargatis sampai penguasa sebelumnya, raja Dion.
Oh ya jika kalian bingung kenapa Amara bisa dengan mudah nya sampai disana, apakah penjagaan tidak ketat? Tidak, Amara memiliki kekuatan sihir yang cukup besar, ia bisa menyamarkan wajahnya menjadi salah satu pelayan disini, bahkan suaranya pun, serta ia memiliki kekuatan untuk mengontrol pikiran sehingga pengawal sama sekali tidak merasa aneh dengan seorang pelayan yang keluar pada jam tidur serta ia membuat ilusi seolah tak hanya dia yang berjalan.
Ia berkeliling mencari barang yang akan diambil sambil merasa waspada, sejujurnya ia merasa tidak enak dengan Dann tapi ia harus melakukannya atau keluarganya taruhan nya.
"Ketemu!" seru kecil Amara, ia mengambil sebuah permata berwarna kuning dan busur milik raja Dion yang terbuat dari emas, ia memejamkan matanya lalu melafalkan mantra dan kedua benda itu menghilang dengan sekejap.
Ia segera pergi keluar dari ruangan itu dan ia langsung membuat dirinya transparan agar mudah keluar dari sana. Ia sebetulnya merasa tidak enak dengan Dann beserta keluarga kerajaan yang lain tapi inilah yang bisa ia lakukan untuk menyelamatkan keluarga nya yang dikurung oleh Tirtha di Lemuria.
Untungnya ia bisa dengan selamat keluar dari istana, ia langsung berenang menuju Lemuria untuk menyerahkan barang yang diminta oleh Tirtha.
Sebelum masuk ke Lemuria, dia menyihir dirinya untuk menghilangkan aura duyung nya serta mengubah dirinya menjadi seperti siren lalu segera melewati portal perbatasan antara Oceania dan Lemuria dengan mudahnya.
Ia memikirkan Dann selama berenang menuju istana pemimpin siren, jujur ia masih tidak enak dengan Dann yang begitu baik padanya padahal mereka baru kenal.
Saat sampai di depan istana, ia meminta ke seorang prajurit yang berjaga di gerbang istana jika ia ingin menemui Tirtha. Ia menunggu prajurit itu kembali sambil bersenandung kecil dan melihat ke sekitar istana.
Lalu prajurit tadi datang kembali.
"Tuan Tirtha mengizinkan anda untuk menemuinya, silahkan nona." ujar prajurit itu dan Amara menganggukkan kepalanya.
Ia berenang masuk ke dalam istana di dampingi kedua penjaga sampai ia di depan kamar Tirtha.
"Apakah tuan Tirtha ada disini?" tanya Amara pada penjaga yang menjaga di depan kamar Tirtha.
"Ya, yang mulia ada di dalam dan menunggu anda di balkon kamarnya." jawab salah satu penjaga itu.
Amara menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam kamar Tirtha, ia melihat ke kanan dan ke kiri sampai ia sampai di balkon kamar Tirtha dan menemukan Tirtha yang sedang membelakangi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Voice | : The Legacy Of Hatred • Ivan • [SLOW UPDATE]
Fantasi⚠️ bahasa non-baku, lebih ke sehari-hari jadi ya agak kasar. Narasi aja yang baku Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda atau getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhada...