01

2K 53 4
                                    

motor berknalpot brong berhenti di pelataran sebuah warung tongkrongan. tampak dua remaja berwajah sama, tapi gaya potongan rambut yang berbeda turun dari motor MX king 150 berwarna hitam yang dimodif di beberapa bagian.

kehadiran mereka mengalihkan atensi para remaja yang ada di teras.

"ehh itu Evan kan?" tanya satu remaja pada teman-teman nya.

"hoo cok, kok ada dua."

mereka memandang dua remaja yang baru saja memasuki area teras warung.

fyi mereka sekarang berada di warung bu inah, warung yang biasanya buat nongkrong anak anak sekolah. warungnya dibelakang gedung utama sekolah.

warung bu inah jadi sasaran tongkrongan anak sekolah, bahkan yang beda sekolah kadang juga nongkrong kesini. asal bukan musuh dari punk di sekolah ini aja.

Anza dan Evan sekolah di SMK atau STM, bukan SMA. bolos? tawuran? udah biasa dikalangan anak stm. warung bu inah jadi tempat pelarian anak anak kalo lagi kabur dari jam pelajaran, bahkan jam praktik.

sekolah mereka memiliki gedung yang berpencar antara gedung praktek dan gedung utama yang dikhususkan untuk pembelajaran biasa.

"ngapain liatin gue gitu?" Evan duduk dibangku kursi panjang yang kosong, diikuti remaja yang sedari tadi dibelakangnya.

"yang ini pasti Evan, terus satunya siapa? Evin?" tanya remaja ber-nametag Arga.

"dia Anza, kembaran gue. lo pernah liat foto gue sama dia di hp gue." Evan mengeluarkan hp dari saku celananya. Arga ber oh saat mengingat foto Evan dan Anza saat ia meminjam hp Evan.

"kok kagak kasih liat gue sih Ar! gue baru tau kalo Evan kembar." remaja ber-nametag Tegar mengeplak bahu kanan Arga.

"lupa!" Arga melirik sinis kearah Tegar yang baru saja mengeplak bahunya, "gue Arga, salam kenal." sambungnya menatap Anza dengan senyuman ramah.

Anza mengangguk dan tersenyum tipis, "gue Anza."

"gue Rasya," saut Remaja yang baru saja menghabiskan sebatang rokok, "ini Tegar, yang nyebat ini Fatir, sebelah lo Evan." sambungnya.

"goblok!" Rasya mendapat sorakan dari temen-temennya dan juga toyoran dari Fatir di kepalanya.

"Ar, pesenin soto dua sama es teh dua gih." perintah Evan.

"es teh nya tambahin lah," nego Arga.

"ck, iya buruan"

Arga nyelonong masuk ke warung bu inah, tak perlu menunggu lama ia kembali dengan tiga gelas es teh ditangannya. dua ia letakkan dihadapan Evan dan Anza, satu nya ia minum.

"sejak kapan lo punya kembaran Van?" tanya Rasya polos.

"sejak lahir lah bego!" Evan meminum es teh nya, seger anjay.

"Za, lo jurusan apa?" tanya Fatir.

"gue tkj." Anza mencoba tersenyum ramah ke Fatir.

"kok gue baru liat lo ya, kek kita satu sekolah tapi keknya gak pernah ketemu."

"gue jarang keluar kelas, paling cuma ke kantin doang." Fatir mengangguk.

"ini le sotonya," bu inah menaruh dua mangkok soto di hadapan Evan, "lah, kok nak Evan ada dua?" buk e kaget waktu liat orang yang dia kenal ada dua.

"ini kembaran Evan buk, Anza." Anza tersenyum ke bu inah.

"lohh, kok bu e baru tau nak Evan punya kembaran, kenapa gak pernah diajak kesini bareng?"

"susah dia kalo diajak nongkrong buk." bu inah menggeleng.

"ya udah bu e masuk dulu ya." bu e kembali masuk.

Kembar Anathan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang