14

291 13 0
                                    

4Rb View? makasih yang udah Vote

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Evan melangkahkan kaki nya keruang tengah dan melihat Anza yang menatapnya tajam.

"test nya baru selesai ta?" tanya Anza.

dengan susah payah Evan menelan ludah nya saat mendengar pertanyaan yang terdengar sinis dan tatapan yang terlihat marah.

Evan menunduk menyembunyikan lebam diwajahnya agar tak dilihat Anza, "a-anu tadi ketiduran di rumah Rasya" jawabnya pelan.

Anza berdiri dan melangkah mendekat kearah Evan yang masih menunduk, ia berjalan memutari tubuh Evan.

"gue gak percaya" tangannya bergerak mengangkat dagu Evan agar mendongak, Evan mengatupkan bibirnya dan memejamkan matanya saat Anza mendongakkan wajahnya.

"lo mau jujur atau gue gak bakal mau lagi bicara sama lo"

Sebenarnya Anza tau kalau Evan mengikuti tawuran yang terjadi tadi siang di sekolah, hanya saja ia ingin mendengar pengakuan langsung dari mulut Evan.

"g-gue bantu bang Ricko juga anak anak yang lain tawuran sama anak Galaxy"

Sudut bibir Anza tertarik keatas, "nyawa lo berapa sih?"

"udah lah, gue capek terus terusan nasehatin lo tapi gak ada gunanya kek gini." putus Anza, "sekarang gue udah gak mau dan gak bakal atur atur lo lagi Van! terserah lo mau tawuran, lo mau mabuk mabukan, lo mau jadi gangster gue gak akan peduli lagi."

Anza kembali duduk di sofa menatap marah kearah tv yang menyala. Evan mengikuti Anza dan duduk disebelah remaja itu lalu merangkul lengan kiri Anza.

"gue minta maaf" ujarnya dengan bibir melengkung ke bawah.

tak ada respon dan jawaban dari Anza, mata Anza tetap menatap lurus Televisi didepan sana.

"Anza, obatin ya luka nya?" pinta Evan, sebisa mungkin ia akan merayu Anza. bagaimana pun Anza adalah orang yang peduli, dan sikap Anza itu lah yang membuatnya luluh.

"Anza~"

Tak ada respon apa pun dari Anza ketika Evan merengek menyebut namanya. hal itu membuat Evan memeluk erat tubuh Anza dari samping dan membuat remaja itu susah untuk bergerak.

"Evan akhh lepasin!!"

"obatin dulu luka aku baru aku lepasin"

Anza berdecak kesal, "najis aku aku an" mendengar itu Evan semakin mengencangkan pelukannya, "ck Anjir iya lepasin dulu cok! gimana gue ngobatinnya kalo lo peluk kek gini!"

dengan senyuman lebar Evan melepas pelukannya pada tubuh Anza, ia membenarkan posisi duduknya untuk mempermudah Anza mengobati lukanya.

"mandi dulu baru gue obatin luka lo" ketus Anza.

"aaa~ dingin~" rengek Evan.

Kembar Anathan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang