02

1K 38 0
                                    

VOTE NYA YA SAYANG~!!

.

.

.

~Happy Reading~

.

.

.

jam menunjukkan pukul 17.15, dan Anza baru saja menginjakkan kaki dirumah, sedangkan jam pulang sekolah Anza adalah dua jam yang lalu.

"dari mana Za?" Rangga, ayah Anza berjalan menghampiri putranya yang baru saja pulang sekolah, sedangkan Evan sudah kembali sedari tadi.

"dari Camar yah sama Fahri." Anza tersenyum kearah ayahnya.

"kenapa gak pulang ganti baju dulu baru main?"

"maaf yah." Anza hanya menunduk, gak mungkin dia bilang kalo dirinya marah dengan Evan.

Rangga menghela nafas, "tadi ayah bikin nasi goreng, udah ayah sisih in buat kamu dimeja makan, ayah mau jenguk om Radit di rumah sakit."

"ikut yah, tapi tunggu Anza ganti baju dulu."

"ayah sama Pandu ke rs nya, besok aja kamu sama Evan yang jenguk om Radit." Anza mengerucutkan bibirnya, Rangga keluar setelah menepuk pundak Anza.

Anza menaruh tas nya di kamar, lalu ia mandi dan memakan nasi goreng buatan ayahnya. walaupun Anza gak laper tapi dia tetep memakan nasi goreng buatan ayah nya, kasian ayah kalo nasgor nya gak dimakan.

setelah selesai makan Anza menuju ruang tengah dan menonton serial di tv. dia tersadar, sedari pulang tadi dia tak melihat Evan, apa anak itu belum juga pulang? pikirnya.

"kalo Evan belum pulang harusnya ada dua piring nasgor, tapi tadi cuma ada sepiring." Anza sedikit berpikir, "bodo ah, ngapain juga gue peduli."  sambungnya dalam hati.

mata Anza menatap lurus ke layar tv yang menampilkan kartun kembar botak, tiba - tiba terdengar suara pintu tertutup, reflek Anza menoleh ke belakang. dan benar saja terlihat Evan yang seperti baru bangun tidur.

Anza kembali menatap televisi, "oh turu ternyata." batinnya.

Evan berjalan menghampiri Anza dan duduk disebelah Anza. dia menyenderkan kepalanya dibahu kiri Anza.

"nyender ke sofa jangan ke gue." ketus Anza.

bukannya beralih menyandar ke sofa, justru Evan merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha Anza sebagai bantal. Anza yang kepalang mangkel (kesel) sama Evan, ia menatap datar Evan yang kini juga menatapnya dari bawah.

"gue bakal jelasin," Evan menatap lekat manik mata Anza yang juga menatapnya, "sebulan setelah gue dirawat dirumah sakit waktu itu gue sama temen gue yang tadi emang udah bener-bener kagak ikut tawuran. sampai waktu kita mau ke rumah Tegar, tiba tiba kita dihadang sama anak Suaka. gue sama anak-anak udah gak nanggepin, tapi mereka yang tiba tiba nyerang gue sama anak-anak. jadi lah disitu kita tawuran, untungnya gak ada yang bawa sajam." Evan menjelaskan dengan pandangannya yang tak lepas dari manik mata Anza.

"disitu gue ngerasa bersalah karna udah ingkar janji sama lo juga sama ayah, tapi gue sama anak-anak gak ada pilihan lain selain ngelawan." Evan men-jeda ucapannya, "waktu itu juga anak suaka ada yang kepala nya bocor gara-gara kena batu yang dilempar Fatir. terus mereka bawa temennya pergi, beberapa hari kemudian kita dihadang lagi gue sama anak-anak udah minta maaf dan ngajakin mereka damai tapi merekanya gak mau."

Kembar Anathan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang