04

604 26 0
                                    

Vote nya dong sayang~

.

.

.

~Happy Reading~

.

.

.

AUTHOR POV

Untung sekarang hari Sabtu, Anza tidak perlu ijin sekolah untuk merawat Fahri. Saat ini Fahri masih tertidur, sedangkan Anza sudah membantu Rangga menyiapkan sarapan.

"Za" Anza yang terpanggil menoleh ke arah Rangga yang baru saja menaruh sup di meja makan. menyadari Anza yang sudah menoleh, Rangga kembali melanjutkan ucapannya.

"Semalem bibi kamu telpon, bibi bilang kalau nenek sakit. Jadi, hari ini Ayah mau pulang ke kota, kamu bisa Ayah tinggal sama Evan?" Anza terlihat sedikit berpikir. Bukan, dia bukan takut. hanya saja dirinya saat ini lagi sedikit marah sama Evan.

"Ayah lama dikota?"

"Ayah juga belum tau Za, paling enggak sampai nenek kamu sembuh. kalau nenek sembuh Ayah langsung balik." Rangga tersenyum teduh menatap Anza.

"Anza gak bisa ikut yah?"

"kamu kan harus sekolah Reanza, nanti kalau udah libur semester baru kamu bisa ke kampung." Anza mengerucutkan bibirnya, Rangga menepuk-nepuk pundak Anza pelan. "sana bangunin Evan juga Fahri buat sarapan."

Anza melangkahkan kakinya ke kamar untuk membangunkan Fahri, setelah Fahri bangun ia ke kamar Evan. ia membuka pintu yang tak terkunci itu.

"EVAN BANGUN!" Anza memukul tubuh Evan dengan guling. tidak ada pergerakan dari remaja tersebut. "serah lo Van" Anza melempar guling yang ia pegang ke muka Evan dan hendak pergi, namun lengannya di tahan hingga tubuhnya tertarik dan jatuh diatas tubuh Evan.

jarak muka keduanya sangat dekat hingga Anza dapat merasakan hembusan nafas Evan, matanya menatap lekat manik mata Evan. sedangkan mata Evan tertuju pada bibir Anza, ia memajukan wajahnya hingga ujung hidung mereka bersentuhan, namun Anza segera menjauh dari atas tubuh Evan.

"gila lo!" Anza melangkah keluar kamar Evan dan kembali ke meja makan.

Evan menatap punggung Anza yang menjauh, "kok gue deg-deg an?" Evan menarik nafas untuk menetralkan detak jantungnya. dirasa udah normal ia segera ke meja makan.

"cuci muka dulu sana Van," ujar Rangga saat melihat Evan yang baru tiba di meja makan. pandangan Evan tertuju kearah Anza yang tertunduk, lalu ia menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Setelahnya, ia duduk di bangku yang berhadapan dengan Anza, di sebelah Anza ada Fahri. ia menatap Anza yang masih saja menunduk memakan sarapannya.

"Van, selesai sarapan anterin ayah ke terminal ya." ujar Rangga.

"Ayah mau kemana?"

"ayah mau pulang ke kota, nenek kamu sakit. jadi ayah tinggal kamu sama Anza untuk beberapa minggu kedepan, sampai nenek kalian sembuh."

Evan mengangguk, "yaudah, Evan selesaiin sarapan Evan dulu." Rangga mengangguk, ia beranjak dari duduknya hendak membawa piring bekas makannya ke wastafel, tapi suara Anza menahannya.

"biar Anza yah yang beresin, ayah siap siap aja" Anza tersenyum menatap Rangga.

"yasudah, ayah siap siap dulu ya." Anza mengangguk sebagai jawaban, Fahri juga tersenyum kearah Rangga.

Kembar Anathan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang