Pengkhianatan

116 16 0
                                    

"apa maksud mu?"

dahiku sedikit mengernyit mendengarnya mengarah kemana pertanyaannya ini?

"ada yang berkhianat di antara kita."

"siapa yang akan kau curigai?"

Langit kembali berbicara tanpa menatapku atensinya masih mengarah pada ponsel yang sedang ia genggam.

"apa yang membuat mu berpikir seperti itu?" aku mengalihkan pandangan dan kembali menatap langit malam."kau yang paling tau apa yang akan terjadi jika ada yang berkhianat."

ujung mataku bergerak melirik kearahnya pupil matanya sedikit mengecil namun dia masih mempertahankan ekspresi wajahnya
 

"ayo pulang Langit."









ceklek

"assalamualaikum."
aku baru saja tiba dan pintu baru juga terbuka seperempat.

"Akasia sini duduk dulu."
aku sedikit melirik wanita disampingku dan mengangguk kecil kemudian berjalan kearahnya.

"iyaa kenapa nek?"

"nenek besok pagi mau pergi ke desa sebelah kamu tidak apa apa nenek tinggal kan atau Akasia mau nitip sesuatu?"

"mau ngapain?"aku mengabaikan pertanyaan setelahnya.

"bantu bantu buat kondangan cucu temen nenek."

"ohh.." aku menggangukkan sedikit kepalaku.

"yaudah gapapa nek, pergi aja"

nenek mengusap bahuku dan terus menatapku dengan tatapan yang sendu. "maaf ya nenek tidak bisa nemenin cucu nenek dulu."

"that's okay nek, lagian besok aku pengen istirahat aja."

"ya sudah kamu tidur sekarang."

"iyaa aku masuk dulu." wanita tua itu masih menatapku sampai aku berbalik dan menutup pintu kamar.

"hahh...."

Langit bukan orang yang sembarangan menyuarakan apa yang terlintas di kepalanya.

tanganku bergerak merogoh saku kemeja, mencari ponsel dan menelpon seseorang.

"hallo."

"....."

"tolong ajukan surat pada ketua."

"....."

"kirimkan beberapa shotgun dan pisau."

"....."

"terima kasih jacob."

"....."

aku masih terus menatap layar ponselku, sekarang waktu sudah menunjukan pukul 10 lewat 43 menit. aku memilih berjalan menuju kasur dan membuka laptop, menelurusi situs kemanan satu persatu.




(dini hari 05.43 wib)





brak brak brak!

"Akasia!!"

aku tersentak terbangun dalam posisi yang salah berakhir jatuh dengan kepala yang lebih dulu mencium ubin kamar, satu kaki masih tersangkut di atas kasur, dan selimut yang masih terlilit di badan.

bukkk!

"akhh......"

"aduhhh siapa sih pagi pagi gini?"
aku masih memegangi kepala dengan satu tangan bertumpu untuk segera berdiri, dan melirik kearah nakas.

what the fuc* jam 11!

"Akasia ini aku, cepat buka!"


















BALONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang