Akasia

238 25 0
                                    

aku menapakan kaki lagi dirumah tua ini, rumah tua di pedesaan ujung pulau sumatra.

sejauh mata memandang banyak rumput kekuning kuningan serta bukit bukit terhampar luas.

pemandangan disini sungguh sangat indah.

telinga ku sedikit bergerak mendengar langkah kaki mendekat dari arah samping rumah."udah datang ya?"

perusak suasana telah tiba.

ahh nenek tua ini aku sangat membencinya."iya nek, baru banget nyampe" ujarku tersenyum sedikit dipaksakan.

dia memelukku erat sekali sambil menyisipkan uang di dalam saku kemejaku, katanya sih buat jajan.

"sini sini masuk dulu" dia berjalan tergopoh gopoh menuju pintu depan rumah. "udah jauh jauh dateng malah nunggu diluar." lanjutnya lagi sambil membuka pintu tersebut.

eitss kalian pasti mikir aku cucu durhaka kan? tapi tunggu dulu jangan terburu buru.

perempuan tua didepanku ini adalah pembunuh berantai di masa mudanya, dan aku adalah salah satu dari sekian banyak korbannya.
entah dengan cara apa tapi dia bisa lolos dari kejaran keluarga dan aparat negara.

dan sekarang dia menghabiskan masa tuanya dengan bahagia ditempat ini. tidak adil? bukankah dunia memang seperti itu.

"kasiaa sini masuk" ujarnya membuyarkan lamunan ku

"iyaa nek!"

aku menjejakan kaki memasuki rumah ini, terakhir kali aku kesini saat perayaan hari raya satu tahun yang lalu

"aku langsung ke kamar ya nek."

"kesia ga mau makan dulu?" nenek bertanya dengan tatapan lembut

"ngak nek, aku mau langsung tidur aja capek banget" aku segera memasuki kamar di sebelah ruang tamu, kamar yang memang dikhususkan untukku jika berkunjung kesini.

aku benar benar lelah, mungkin setelah ini aku akan tertidur berjam jam lamanya.













BALONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang