OBYEK KE-10 : Sang Penguasa Kekayaan

34 4 0
                                    

Freya membuka matanya, Dan merasakan Bahwa dia sedang berbaring di tanah. Pandangannya yang semula kabur, Mulai kembali Normal. Gadis itu menoleh ke kiri dan kanan, Lalu matanya membulat sempurna ketika mengetahui apa Yang ada di depannya. Sebuah institusi mental atau tempat penampungan yang Paling Sulit Untuk Di Cari. Matanya Juga kembali membulat, Saat dia menyadari kalau Shani Juga Ikut terseret kedalam Dimensi Yang seharusnya tidak dia datangi.

"Ci, Ci Shani?" Freya mencoba membangunkan Shani dari ketidak sadarannya. Shani perlahan membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah Wajah Cantik Freya yang nampak khawatir.

"F-frey?"

Freya bisa bernafas lega, mengetahui Shani baik-baik saja.

"Syukurlah, Ci Shani baik-baik Saja."

Freya membantu Shani untuk duduk. Shani merasa sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya. "Kamu baik-baik aja kan Frey?" Tanya Shani.

Freya tersenyum lembut, "Aku baik-baik saja." Balas Freya.

"Bagaimana dengan mahluk menyeramkan itu?" Tanya Shani.

"Dia sudah aku kalahkan." Ucap Freya.

"Kita ada di mana sekarang?" Shani menoleh ke kiri dan kanan. Pemandangan di sini sangat asing dalam indra penglihatannya.

"Sulit untuk menjelaskannya, Tapi ini bukan dunia kita." Ucap Freya.

Shani membulatkan matanya, "Apa Kita sudah meninggal?" Tanya Shani tidak percaya.

Freya menggeleng, "Belum, Akan aku jelaskan nanti. Selama di sini, Ci Shani jangan jauh dariku dan harus mendengarkanku." Ucap Freya.

"Tapi ini di mana Frey?" Tanya Shani kembali.

"Nanti juga cici tau. Ayo, Kita masuk harus masuk kedalam jika kita ingin kembali ke dunia kita." Ucap Freya.

Meski masih banyak pertanyaan di benaknya, Shani menuruti apa perkataan Freya.

Shani mengikuti langkah Freya, Masuk kedalam Institusi. sampai di meja depan, Freya meminta Pada resepsionis Kalau mereka ingin mengunjungi seseorang yang disebut "Sang Penguasa Kekayaan" Shani sama sekali tidak mengerti tentang tempat ini, Ataupun hal yang di bicarakan Freya pada resepsionis di depannya. Shani merasa aliran waktu di tempat ini, sangat berbeda dengan apa yang dia Rasakan. Shani memilih untuk diam dan mengikuti langkah Freya.

Si Pegawai menaikkan landmark seolah dibingungkan oleh permintaan Freya. Freya kemudian menanyakan Hal yang sama Untuk kedua kalinya, dan si pegawai mengangkat bahu dan mulai mendekat untuk mengantar mereka. Dia membawa Freya Dan Shani ke sebuah bangunan mewah ( mansion ) tak jauh dari bangunan utama.

Freya dan Shani mengamatinya dengan teliti, Mereka memperhatikan bahwa rumah besar itu tadi tidak ada saat Pencarian di Mulai. Seakan mansion itu muncul entah dari mana dan tiba-tiba ada di dekat bangunan utama. Pegawai yang melihat banyak kebingungan mereka akan mengisyaratkan bahwa Mereka sebaiknya tidak bertanya. Shani masih diam, dan menuruti apa yang Freya perintahkan di awal.

Pasca memasuki pintu depan, Mereka disambut dengan sebuah tangga spiral yang menuju ke atas. Tangga itu melikuk megah dengan gaya arsitektur yang belum pernah Mereka lihat sebelumnya. Dinding-dinding mansion itu juga ditutupi oleh lukisan-lukisan yang indah.

Ada pula patung berjejeran yang menggambarkan perawakan binatang buas yang menakutkan, sosok menyerupai alien bahkan sosok-sosok berbentuk iblis. Shani terlihat kagum dengan Semua itu, Saat Shani berniat untuk menyentuhnya, Freya Dengan cekatan mencegah Shani dan menggeleng, "jangan menyentuhnya jika tidak mau makhluk-makluk itu bangun dan melakukan siapa pun yang mengirimkannya." Ucap Freya.

"Ma-maaf." Ucap Shani merasa bersalah.

Melanjutkan perjalanan mereka, yang harus mereka lakukan adalah menaiki tangganya. Selama mereka tak menyentuh apapun, mereka akan selamat. Freya menghimbau Shani agar Jangan panik. Di puncak tangga, mereka menemukan pintu kayu berukuran kecil. Berbeda dengan arsitektur serba mewah, pintunya tampak sederhana dan tidak menonjol, sangat kontras jika dibandingkan dengan ruangan lain di tempat ini.

Pintu itu akan terbuka sendiri, selama tidak ada ketakutan dalam diri Mereka. Lewati pintunya, dan Mereka melihat seorang pria pendek yang berjanggut seperti kambing. Rambutnya rapi dan berminyak seakan dia habis melakukan perawatan.

"F-frey, Itu apa?" Tanya Shani.

"Sekarang Cici dengar. Lakukan apa yang aku lakukan dan jangan banyak tanya. Kita akan selamat atau tidak, tergantung Setelah ini. Dan jangan sekalipun takut." Ucap Freya. Shani meneguk ludah. Sangat sulit untuk tidak takut, Tapi Shani tetap menuruti apa Yang Freya katakan.

Pria itu duduk di meja belakang kayu Mahoni besar. Segala sesuatu tentang pria itu terlihat normal. Semua kecuali bajunya, pasalnya bajunya adalah perpaduan sutra berwarna cerah yang dijahit berseling dengan bahan yang lain. Bahan yang lain tersebut entah kenapa akan memberi ide kalau itu adalah kulit manusia.

Tatkala Mereka sudah masuk, dia mulai berbicara sendiri bahkan sebelum Freya mulai bertanya. Suaranya lantang tatkala dia menjelaskan rumah megahnya yang luar biasa dan patung-patung yang dia sebut 'selir' yang ada di bawah. Freya memberi kode pada Shani Untuk tidak bertanya apapun Dan memotongnya, dan jangan menjawab pertanyaan apapun yang mungkin ditanyakan-nya. Shani mengangguk mengerti.

Saat ia selesai, Freya memantapkan dirinya Lalu bertanya dengan percaya diri, "Bolehkah Aku meminta gajiku?" Shani mengernyit dengan pertanyaan Freya.

Awalnya Pria Itu menjawab pertanyaan Freya dengan laut lain yang tidak nyambung. Kemudian dia memberikan Mereka nasehat-nasehat bijak tentang nilai-nilai kehidupan. Topiknya akan terus berlanjut dan merambat ke pembahasan tentang sesuatu yang lebih buruk dari kematian, dan ia akan menulis secara rinci sesuatu yang harus Mereka lakukan.

Pembicaraan itu semakin kesana kemari bahkan sampai Mereka tidak menyadari mansion yang Mereka pijak mulai berubah bentuk. Interior kamar mewah itu Tiba-tiba membusuk, dan karpet yang Mereka pijak berubah dari tenun menjadi kotoran manusia.

Freya Dan Shani menyadari semua tatkala penampilan pria yang mengoceh di depan Mereka itu menjadi juling dan mengerikan. Perubahannya tidak terbayangkan bahkan sampai Mereka merasakan pusing dan sensasi ingin muntah.

Di antara wajah busuknya, dia kemudian mendekati Mereka dan merogoh kantong di baju kulit manusia miliknya. Kemudian dia menyerahkan selembar uang pada Freya.

Seperti yang Freya minta bahwa dia benar-benar memberikan gaji Yang di sebutkan. Dilihat dari manapun, benda yang Freya terima terlihat seperti mata uang yang Mereka kenali. Entah ke- Abnormal -an apa yang menyertainya.

Selembar uang itu adalah objek ke-10 dari 538.

'Sang Holder mengandalkanmu untuk menghabiskannya.'

HOLDERS LINE : Summary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang