"saat itu aku hanya takut untuk melangkah, tapi seiring berjalanya waktu semua
ketakutan itu sirna "~Jeandra Dirgantara
FLASHBACK
hari itu hanya hari biasa yang orang tak tahu akan ada bencana besar menimpa keluarga seseorang. karena hari itu sanggat biasa, bahkan aktivitas berjalan dengan baik. Sampai di malam hari, di saat tengah malam saat pemilik nama 'jeandra dirgantara' terbangun karena teryata keluarga besarnya menyiapkan kejutan untuk ulang tahunya yang ke sepuluh tahun. Saat itu bukan bundanya yang berinisiatif menyiapkan itu, tapi tantenya.
"make wish nya apa nih?" setelah lilin itu mati, dan setelah jeandra berdoa. Ternyata sepupunya bertanya. Sejenak jean tersenyum lalu menjawab "rahasia, kaka mau tau" yaa saat itu dia masih kecil semua orang menyayanginya, bahkan terkadang saska cemburu dengannya. sesudah itu semua orang turun untuk kebawah, tertua di rumah itu tak marah karena sudah tengah malam anak anak belum tidur karena besok hari libur jadi mereka tak marah.
saat itu semua orang memutuskan menonton bersama di ruang tv bawah. Sesekali ada canda tawa. Nampak tak akan ada hal buruk, menit demi menit berlalu sampai akhirnya di menit 30 semua berubah menjadi hening. saat itu semua anak anak di suruh untuk pergi tidur memasuki kamar masing masing. tapi tidak dengan jeandra, sebab dia memberontak ingin memeluk ibundanya yang pulang dengan keadaan kacau.
"ibu...ana sakit.....dia..dia...nggak peduli soal ana lagi....dia ninggalin ana sama jean..." dalam dekapan ibunya beliau menangis sambil terus merancau tak jelas. "dia jahat....IBU DIA JAHAT....DIA BERENGSEK....dia milih orang asing..." rancauan nya makin tak jelas, membuat jeandra tak mengerti apa maksud ibundanya sendiri. "DIA NGANCEM ANA BUAT KASIH JEAN....dia tau apa bu?....selama ini yang ngurus jean aku bu...AKU..." tangisannya makin pilu membuat semua orang merasa iba, detik itu juga jeandra mendekat memeluk ibundanya yang menangis.
"bunda...."
"jean?...dia mau bawa kamu....kamu jangan ninggalin bunda ya?...."
____________________________________
JAM 03.04
Ternyata semua itu hanya mimpi, mimpi yang benar benar terjadi enam tahun lalu. Saat itu ia belum mengerti semuanya, sampai ingatan itu selalu menghantuinya ia mulai mengerti perlahan seiring berjalanya waktu ia mulai bertanya tanya. Bahkan ingatan itu yang selalu membuatnya bertengkar dengan sang bunda. sejak kejadian itu paginya bundanya memutuskan tinggal di Jakarta. Sejak saat itu pula ia mulai menjauhi ibundanya.
Lama melamun memikirkan kejadian masa lalu, membuatnya tambah pusing. Ia memutuskan beranjak keluar pindah kamar, tujuannya kamar daniel. malam tadi ia belum sempat meminta maaf pada sepupunya itu, sekarang kesempatan bagus jadi ia berniat memanfaat kan nya.
Clek cek...
kesan pertama saat masuk adalah gelap, dengan bantuan cahaya bulan yang remang remang masuk ia melangkah menuju kasur. kamar daniel tak jauh berbeda dengan kamarnya, hanya saja daniel itu penyuka Olimpiade jadi di kamarnya banyak piala ataupun piagam. Alih alih di simpan di kamar rumah asli nya, daniel sendiri memilih menyimpan semua itu di sini.
"Ngapin lo?" teryata daniel terbangun, ia menyalakan lampu. lalu duduk menatap sepupunya dengan lamat. "apa liatin? ganteng sih emang dari lahir". mendengar ucapan jeandra, daniel tak segan segan memukul nya dengan bantal.
"balik sana ke kamar sendiri, punya kamar kan?"
"ogah"
"rumah juga rumah siapa?" ucapan jeandra ada benarnya, jadi mau tak mau daniel menerima jeandra tidur di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Too Short
Randomnggak ada yang namanya sepi kalo kita punya orang buat cerita? Tapi nyatanya meskipun banyak orang yang mengelilinginya tak ada satu pun yang benar benar jadi tempat cerita dan bersandar terbaik. "jangan datang hanya untuk singgah, tetapi tinggal l...