cerita malam itu

48 7 1
                                    

Jam sembilan malam lebih hujan sudah berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sembilan malam lebih hujan sudah berhenti. Tapi  Rintikan masih Terlihat jelas tak jelas. Hawa dingin menerpa wajah putih itu, dirinya kini sedang menatap luar cafe dengan jendela yang dibiarkan terbuka. Sejak ia mendapati kabar terra dan racky akan menginap di rumah jeandra, pikirannya melayang entah memikirkan apa. Jujur ia khawatir pada sepupunya racky, karena tak biasanya racky akan tidur dirumah orang apalagi ini jeandra yang ia tak kenal.

Tepukan tangan dipundaknya membuatnya tersadar. Lalu ia melihat siapa orang yang menepuk nya.
”susul aja kalo khawatir!” Sura itu suara jarrel, dia baru kembali berdiskusi dengan Nathan entah mendiskusikan apa. Zayyan tak diberitahu.

”kalo Racky yang minta, gw susul aja mas. Dia nya gak minta ya biarin aja” zayyan memijat pelipisnya. Sebenarnya Pikirannya agak rumit tentang sepupunya, tadi pagi ada hal yang membuat ia khawatir pada racky.

”ya terus kenapa ngelamun?” lalu ada Nathan datang dengan nampan berisi camilan dan tentu kopi buatannya.

Sejenak zayyan menatap kopi yang Nathan berikan. Ia kembali melamun, pikirannya kembali pada kejadian tadi pagi. ”gw bingung sama racky, Han!” ia ambil kopi itu lalu mengisap nya perlahan.

Jarrel dan Nathan saling pandang untuk sesaat. Mereka lalu mengambil kopinya masing masing. Sembari menunggu ucapan zayyan selanjutnya mereka juga ikut mengalihkan pandanganya pada jendela yang terbuka.

”racky tadi pagi berantem lagi sama nyokap nya. Sama kayak sebelumnya nyokap nya pasti nyalahin terus. Dan kalian tau racky pasti gimana?...yaa dia bakal diem, gak ngelawan, karena dia juga ngerasa penyebabnya. padahal jelas kejadian tiga tahun lalu itu siapapun gak bersalah. Termasuk Racky.”

Mereka berdua bungkam mendengar cerita zayyan, jadi ini alasannya kenapa Racky yang memaksa mengantarkan barang itu untuk Daniel. Mereka tak tahu karena memang tadi Racky tak seperti punya masalah.
Kenapa Racky tak cerita? Itu yang ada di benak mereka berdua sekarang. Diantara kebingungan itu zayyan mendesah pasrah. Ia tatap Nathan dan jarrel.
”racky orangnya pinter mendem perasaan, mas, Han. Dia cerita kalo sama orang yang bener bener buat dia kek ’dia ngerti, dia paham’. Bener kan?. Kadang gw juga aneh sama diri sendiri karena belum bisa ngertiin Racky karena emang Racky bener bener buat gw gak bisa pahamiin dia.”  seolah tahu apa yang ada dipikiran kedua temannya zayyan berucap kembali. Membuat keduanya saling mengangguk mengerti.

”dari kita bertujuh emang Racky sendiri yang susah buat cerita. Kadang gw merasa gagal karena kita udah lama temenan tapi yaa salah satu dari kita masih ada yang belum ngebuka dirinya sendiri... Tapi seiring nya berjalan waktu gw ngerti kenapa Racky masih belum ngebuka dirinya, jadi gw biarin dia sampe dia bener bener mau ngebuka dirinya.”

Jarrel kemudian yang berucap, ini seperti pendiskusian harus bagaimana mereka membimbing temanya yang perlu dibimbing. Mereka bertiga memang selalu bersantai seperti ini, berdiskusi adalah hal favorit jarrel semenjak ia mengenal anak anak.

Life Too ShortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang