"Kenapa makin rumit ya?..." Dia menatap hujan dengan perasaan yang tak karuan.
Derasnya hujan menjadi hal yang ia nikmati, seharusnya sekarang dirinya tidak ada disini. Ini bukan tempat tinggal aslinya, disini bukan kota yang menemani ia tumbuh, disini bukan kota aslinya, dan disini ia tak punya rumah.
Selangkah dua langkah ia berjalan sembari menyeret koper, di tengah derasnya hujan yang turun ia nekat berjalan sendiri tanpa arah dan tujuan. Pikirannya kosong ia tak tahu harus kemana. Di kota besar ini ia tak punya siapapun yang bisa ia andalkan, lantas mengapa ia harus kesini?.
Be ribuan kali ia berpikir, apakah keputusannya sudah bagus? ataukah tidak?. Seharusnya setelah perjalanan dari garut ke Jakarta ia bisa tenang di suatu tempat. Tapi meskipun ada ia tak seharusnya kesana, lantas kemana ia harus pergi?.
Ramainya suara jalan tambah derasnya air hujan membuat dia bingung dengan keadaan. Keputusan sudah benar kah? jika seandainya ia kembali ke kampung aslinya itu akan menjadi hal yang percuma, ia takut jika nanti semua yang menjadi miliknya dicabut bahkan yang lebih parah mungkin ia akan di usir dari rumah?.
"maa.... hiks....." tanpa sadar ia berjalan sudah sangat jauh dari stasiun kereta, sekarang ia tak tahu dia sendiri ada dimana. Dia sendiri di tengah derasnya hujan yang sedang turun lebat.
Tapi setelah ia berdiri dan menatap sekeliling, ia terdiam dengan beribu ribu pertanyaan yang muncul. "senja, lo seharunya ada dirumah." dia bicara pada dirinya sendiri yang kian akan menurunkan air mata kembali.
"lo gak boleh nangis udah gede." dia sekali lagi bicara tapi pada akhirnya tangisan itu pecah.
"gw, harus gimana?." benar pada akhirnya ia menyesal,
tit...tiiitt... tiittt...
Suara klakson itu sangat berisik membuat senja ketakutan, dia seolah lupa sekarang dirinya sedang berada di jalan trotoar yang ia benci.
"Maa...takut" dia lupa traumanya suara klakson yang bersinar terang di bawah gelap nya malam dan derasnya hujan.
TIIttt.....
Bruk......
Tepat saat itu juga senja kehilangan kesadaran diri.
Dua remaja yang berada di dalam mobil langsung segera keluar karena ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi, takut jika perempuan yang mereka klaksoni terluka. Padahal mereka berdua tak melakukan satu kesalahan pun baik kecil atau buruk mereka tak melakukannya.
"Lah dia pingsan." razka salah satu orang di dalam mobil tadi berucap dengan heran. tapi tidak dengan jeandra orang kedua yang ada di dalam mobil tadi, dia malah langsung panik melihat senja tak sadarkan diri.
"bang...dia kak senja!!!!!" barulah saat jeandra berbicara, razka ikut panik.
Mereka berdua di saat itu juga langsung membawa senja pulang, seharusnya mereka berdua mampir ke rumah sakit tapi insting jeandra tak mengizinkannya takut jika nanti senja malah lebih sakit jika di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Too Short
Randomnggak ada yang namanya sepi kalo kita punya orang buat cerita? Tapi nyatanya meskipun banyak orang yang mengelilinginya tak ada satu pun yang benar benar jadi tempat cerita dan bersandar terbaik. "jangan datang hanya untuk singgah, tetapi tinggal l...