🌻🌻🌻
🅗🅐🅟🅟🅨 🅡🅔🅐🅓🅘🅝🅖
🌻
"Aku mencintaimu secara sepihak,
Namun aku bahagia"
~Azizah Queen Az-Zahra~
Azizah berjalan dengan tergesa menuju area belakang sekolahnya. Seraya mengedarkan pandangannya Azizah berdiri di depan tembok tinggi itu, matanya menatap ke atas, ia menelan saliva ketika menyadari bahwa tembok itu terlalu tinggi untuk di panjat. Terpaksa ia harus memanjat, bagaimanapun juga Azizah tidak pernah berani untuk membolos sendirian, tapi kali ini harus."Aduh.. please gak ada jalan lain apa?" gerutunya. Hatinya sudah gelisah karena bundanya . Ia sangat khawatir tentang keadaan bundanya. Otaknya berpikir lebih keras berusaha mencari cara namun tetap saja tidak bisa.
"Oke-oke... Santai za, gunakan kinerja otak lo meskipun minim."
Ia segera menaiki meja bekas yang sudah tua dan rapuh, setidaknya itu bisa di gunakan sebagai alat untuk membantunya memanjat.
"Gak sampe!" Pekiknya berjinjit berusaha meraih ujung tembok.
"Please tolong gue.." mohonnya yang masih berusaha meraih ujung tembok itu.
"Lo ngapain?."
"Aduh mampus gue!" Ia tersentak dan membuat meja yang Azizah pijaki bergoyang. Tubuhnya oleng dan-
Grep
Tunggu, kenapa rasanya tidak sakit? Apa ia jatuh di pelukan seseorang?.
Perlahan Azizah membuka matanya. Dan! Seketika tatapannya langsung membeku dengan jantung yang berpacu dua kali lebih cepat saat melihat wajah tampan di hadapannya.
"B-bi?."
Bintang mendorong tubuh Azizah agar bangkit. Cowok itu memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan menatap Azizah datar.
"L-lo ngapain di sini?" tanya Azizah menatap sekeliling karena kedatangan Bintang cukup tiba-tiba dan mengejutkan.
"Ditanya malah nanya balik." Desis Bintang dan naik ke atas meja.
Azizah mendengus. "Lagian lo yang ngagetin gue!"
"Gue cuma nanya."
"Untung gue gak jatuh!"
Bintang mendengus. "Gue yang nolong."
Merasa kesal Azizah hanya mengerling malas. "Siapa juga yang mau di tolongin."
Bintang bermata elang itu menatap Azizah, sudut bibirnya terangkat naik membuat seringaian tipis. "Yakin?."
Azizah melirik sedikit lalu mengendik acuh. "Yakin lah."
"Padahal gue juga niat bolos." Ujar Bintang seraya meraih ujung tembok itu, dan tentu berhasil karena ia sudah terbiasa dan tahu triknya. Sedangkan Azizah menatap tak percaya, semudah itu?.
Bintang menaikan alisnya. "Yakin?."
Azizah mendengus kasar. "Yaudah iya gue butuh bantuan, gimana caranya?" tanya gadis itu meski nadanya tetap ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Dan Kisahnya (On Going)
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang seorang remaja laki-laki yang memiliki sifat tegas, dingin, keras kepala, benci diatur dan semaunya. Hobinya bermain basket dan dijuluki sebagai Raja Matematika disekolahnya. Dia 𝗔𝗡𝗚𝗞𝗔𝗦𝗔 𝗕𝗜𝗡𝗧𝗔𝗡𝗚 𝗔𝗜𝗥�...