CHAPTER 9

13 3 2
                                    

🌻🌻🌻

🅗🅐🅟🅟🅨 🅡🅔🅐🅓🅘🅝🅖

🌻

"Mengira kamu menyukai ku juga adalah
salah paham yang terus aku benarkan"
~Azizah Queen Az-Zahra~


"Kiww Bi Laras, makin cantik aja Bi!"

Sosok wanita paruh baya yang disebut Bi Laras hanya menggeleng terheran. "Jangan lupa bayar kalo jajan." Ungkap Bi Laras dengan nada tegasnya.

Atar tersedak ludahnya, sedangkan yang lain sudah terbahak habis-habisan.  Atar hobinya memang suka menggoda cewek-cewek yang berakhir ia akan mendapat semprotan pedas.

"Lah Bi? Kan saya juga bayar biasanya."

"Iya bayar, ambil enam bayar tiga maksud lo?."

Atar melayangkan tatapan protesnya. "Jangan dengerin Biru Bi, dia orangnya musyrik!."

Bi Laras meletakan pesanan mereka di nampan, yang kemudian diambil oleh  Atar. Keadaan kantin sepi, hanya ada mereka. Apalagi memangnya? Bolos tentu saja, rutinitas yang tidak boleh mereka lupakan ketika hari kamis, hari mata pelajaran Fisika, Kimia,matematika, dan Biologi secara bersamaan menyebar di jadwal kelas mereka masing-masing.

Bintang tidak masalah dengan pelajarannya, namun rasa malasnya lebih tinggi ketimbang rasa ingin tahunya tentang Kimia dan Fisika apalagi Biologi.

Saka, Biru dan Zergan bermasalah dengan Fisika. Tepatnya tidak menyukai guru cerewet itu. Meski guru lainnya juga. Naka, cowok itu benci Fisika meski ia menyukai Kimia. Atar tidak menyukai matematika. Salah satu alasan Atar adalah alasan yang hampir semua umat tahu. 'Keпара Х dan Y di matematika harus ada?'. Jelas Atar memilih menggombali bibi kantin ketimbang di kejar huruf X dan Y selama 80 menit.

"Bi! Padahal mau saya comblangin ke bestfriend saya yang cowok bi. Lumayan masih bujang bi!" Saut Atar.

"Lah siapa anjir?" Tanya Saka.

"Mang Dadang." Bisik Atar membuat mereka terkekeh.

Zergan terkekeh geli. "Iya bi. Mubadzir bi.. Mau gak?" Tanyanya menimpali.

"Naka contohnya." Lanjut Zergan.

"Uhukk.. Uhuk!" Naka langsung tersedak bakso yang belum sepenuhnya ia kunyah. Cowok itu menyerobot minuman Saka dan meneguknya hingga tandas.

"Woyyy minuman gue!"

Plak.

"Anjing lo!" Protes Naka kesal menggeplak kepala Zergan.

Zergan meringis mengusap kepalanya yang baru saja mendapat jitakan. "Daripada jomblo terus kan ka, ya gak Bi?."

Bi Laras mengancam mereka dengan penggorengan yang dipegangnya. "Kalo ketauan bolos sama Pak Axel, awas loh ya. Jangan Bibi yang disalahin."

Saka mengangguk mantap. "Tenang aja Bi! Kita mah kebal." Sutnya.

Bintang yang sedari tadi menyimak segala candaan mereka hanya diam sambil terus mengunyah baksonya, takut-takut tersedak juga jika banyak bicara.

"KALIAN!"

"Uhuk!"

Bintang bermata elang itu menoleh ke asal suara. "Sial." Desisnya.

Semua mata lantas tertuju ke arah selatan, dan tampak sosok pria dengan setelan baju guru berjalan ke arah mereka.

"Jangan kabur, capek." Saut Bintang membuat Saka yang tadinya sudah misuh-misuh duduk kembali. Apalagi Atar, tampangnya sudah tak karuan tatkala melihat sosok musuh bebuyutan mereka ada disana. Zergan kan hidupnya paling santai, ia paling tidak bisa jika di suruh buru-buru apalagi ketika makan.

Bintang Dan Kisahnya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang