part 4

443 45 5
                                    

Aktifitas dikediaman nara sudah sangat sibuk dari mulai pukul 4 pagi hari.

Maid dirumah nara dibagi-bagi menjadi beberapa bagian. Ya Hinata akhirnya tau kalau pemilik rumah ini bermarga nara, tapi hatinya selalu meyakinkan dirinya untuk tidak perlu khawatir, banyak orang bermarga Nara, belum tentu ini rumah shikamaru kan.

"Hmmm" Hinata menarik nafas pelan. Walaupun sebenarnya tidak apa-apa jika ini rumah shikamaru, tapi bagi Hinata ada baiknya jika ini bukan rumah shikamaru. Ada sesuatu menggelitik dihatinya yang dia tidak tau itu apa membayangkan reaksi shikamaru saat melihatnya jika benar ini rumahnya.

"Hinata.. hinata. Yakin bangat lu shikamaru ingat sama lu." Hinata mempermalukan dirinya sendiri dalam hati.

Kembali ke pembagian job maid-maid dirumah ini. Ada yang khusus mengurus makan atau koki, ada yang mengurus kebersihan rumah. Ada yang mengurus pakaian, ada yang mengurus belanja keperluan rumah dan ada yang mengurus taman.

Saat ditanya, Hinata meminta untuk ditempatkan di bagian koki karena kamarnya berada tidak jauh dari dapur jadi dia tidak akan khawatir meninggalkan boruto dikamar karena akan gampang baginya ungtuk sesekali mengecek keadaan anaknya itu.

"Baiklah.. besok pagi kamu sendirian yang akan menyediakan sarapan. Untuk mengetahui kecocokan lidah penghuni rumah ini pada masakanmu." Begitulah jawaban nyonya Yoshino tadi malam.

Hanya perlu sejam hinata telah selesai menyediakan sarapan untuk tuan rumah.

Dia hanya menyediakan masakan tradisional sederhana. Seperti membumbui semangkuk nasi dengan ikan teri kecil (shirasu), fillet ikan mackarel, miso shiru dan egg roll.

Bukan tanpa alasan Hinata menyediakan masakan tradisional ini, berdasarkan hasil survei nya tadi nyonya rumah ini atau ibunya shikadai dulu adalah seorang koki direstoran prancis. Oleh karena itu dia mewajibkan semua koki dirumah ini harus bisa memasak makanan Prancis dan hal itu menjadi kebiasaan bahkan sampai hari ini saat ibunya shikadai sudah tidak disini lagi masakan dirumah ini seringan makanan kebarat-baratan. Jadi oleh karena itu, hinata yakin kalau penghuni rumah ini pasti rindu dengan masakan tradisional.

"Wah hinata, ini baru hari pertamamu bekerja disini, tapi sudah berhasil membuat ku merasa terancam sebagai kepala koki disini." Konan wanita cantik yang sedari tadi mengawasi hinata memasak berkata dengan wajah pura-pura kesal.

"Ma.. maafkan aku se.. senpai." Candaan yang dilemparkan Konan ternyata disalah artikan oleh hinata. Dia menganggap serius candaan Konan hingga mengira Konan benar-benar marah padanya. Lihatlah, wajahnya saat ini sudah menunduk takut, jangan lupakan kedua tangannya yang meremat 2 sisi rok maid yang sedang dia gunakan.

"Hahaha..kenapa Hinata chan ketakutan? Aku hanya bercanda."

Kata konan sambil memegang lembut kedua bahu Hinata, dalam hati Konan penasaran trauma apa yang pernah dialami Hinata hingga membuat dia takutan seperti ini.

"Lagian tadi kan nee chan udah bilang panggil aku neechan, jangan senpai." Kata konan dengan lembut.

Akhirnya hinata berani mengangkat kembali kepalanya dan mencoba kembali tersenyum.

"Yoshhh.. sepertinya kamu akan lolos ujian untuk jadi koki dirumah ini hinata." Konan tersenyum lembut membuat hinata semakin semangat.

"Kau cepat sekali hinata, masih ada setangah jam lagi sampai majikan-majikan kita sarapan. Pergilah ke boruto, jangan lupa datang lagi sebelum jam 6 ya."
Hinata mengangguk dan dengan langkah riang dia kembali ke kamar untuk menemui anaknya yang belum apa-apa sudah dia rindukan itu.

***

Hinata berdiri gelisah agak jauh dari meja makan, sudah jadi kebiasaan dikeluarga Nara, maid akan berada disana sampai semua majikannya berkumpul dimeja makan, untuk mengetahui apakah ada yang kurang atau tidak, jika sudah tidak ada barulah mereka bisa pergi.

[End] Its YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang