Happy Reading!Hari ini ada pertandingan sepak bola antara kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2. Aku, Sendy dan Ale mengajak Real dan Janu untuk menjadi suporter kelas kami yaitu XI MIPA 2. Sorak sorai penonton meramaikan pertandingan yang sudah berlangsung beberapa menit.
"Tangan lo gimana Rel?" Tanya Sendy ditengah teriakan penonton
"Better sih, untungnya kata dokter nggak bakal ninggalin bekas karena cuma luka ringan. Yang penting rutin di olesin salep" Aku menunjukkan tanganku yang memang kurasa tidak sakit lagi
"Bagus deh, kemaren kaget banget sampek refleks marahi Btari." Ucap Real
"Ya lagian dia juga sih, udah tau kantin rame begitu nggak hati-hati." Ale masih saja menyalahkan Btari
"Salah gue juga sih sebenarnya. Gue nya yang kurang hati-hati." Coba saja aku lebih memperhatikan sekeliling pasti aku bisa melihat Btari sedang kesusahan membawa mangkok baksonya dan bisa lebih menjaga jarak.
"Tapi tetap dia harus minta maaf ke lo. Btw, dia udah minta maaf belum sih?" Janu bertanya penasaran
"Belum, lagian gue belum ketemu dia sih." Ya setelah kejadian itu aku memang belum bertemu lagi dengan Btari.
"Eh tapi ya yang bikin gue lebih penasaran tuh, KOK BISA TIBA-TIBA CAKRA GERCEP BANGET NOLONGIN LO" Real berteriak membuat beberapa orang di sekitar kami melihat penasaran.
Aku menendang kakinya cukup keras membuat dia meringis "sekalian sana pake toa sekolah" Real nyengir lebar sambil mengusap kakinya.
"Iya gue juga heran, tiba-tiba banget dia nongol." Giliran Janu yang berbicara
"Ya kebetulan dia lagi dikantin dan tau gimana cara pertolongan pertama kalo kena air panas" Aku berkata cuek
"Mungkin nggak sih dia khawatir?" Sendy yang dari tadi hanya menyimak akhirnya bersuara
Tapi kata-kata Sendy barusan membuat Real, Ale, dan Janu menatapnya bersamaan dan berkata "YA NGGAK MUNGKIN LAH"
Aku mendengus sebal kearah mereka " Ya mungkin aja sih, soalnya dia takut gue nggak bisa ngerjain tugas yang dia kasih"
"Nah kalo itu bisa jadi sih, Cakra kan gak suka kalo kerjaan molor dari deadline." Ucap Janu
Real menganggukkan kepalanya "Bener, kalo itu sih gue setuju."
Setelahnya kami kembali fokus melihat pertandingan yang sedang berlangsung.
"Ridho keren banget ya mainnya, pantes jadi kapten sepak bola sekolah" Aku berkata sambil tetap fokus melihat jalannya pertandingan
"Iya mana dari tadi heboh banget lagi pada teriakin namanya" Real menyahut sambil mengunyah keripik kentang hasil merampas dari tangan Janu
"Ya soalnya kan dia ganteng, pinter, waketos, kapten sepak bola sekolah dan yang pasti anaknya ramah banget ke semua orang. Gimana gak pada suka coba tuh cewek-cewek" Ale ikut menanggapi
Kemudian tiba-tiba Janu berkata "Cakra juga keren tau. Tuh liat."
"Nggak like soalnya nyebelin" Aku menyahut cepat membuat Ale dan Sendy terkikik
YOU ARE READING
Ketos Galak & Sekretaris Badung
Fiksi RemajaJadi pengurus inti OSIS? Siapa sih yang gak mau. Satu sekolah bakal kenal. Itu yang dikatakan teman-temanku ketika mengajakku untuk menjadi pengurus OSIS SMA Gemilang. Bahkan mereka berhasil mencuci otakku untuk mencalonkan diri menjadi Sekretaris...