Pagi itu Fre merasa badannya agak lemas tidak seperti biasanya. Bang Jabieb yang tiap pagi ke rumahnya, entah numpang makan atau sekedar mengecek Fre, segera memeriksanya.
"Lu demam ini Fre, yakin masih mau sekolah?" Tanya bang Jabieb ragu.
"Iya bang, gue ogah ujian susulan," kata Fre memaksakan dirinya.
Akhirnya hari itu bang Jabieb memaksa untuk mengantar Fre ke sekolah, dilarang berangkat sendiri.
"Lu kenapa pucet amat?" Sapa Zee saat Fre memasuki kelasnya.
"Demam gue, abis keujanan kemaren kayaknya," kata Fre meletakan kepalanya yang terasa berat di atas meja.
Tidak lama ujianpun dimulai. Fre tidak konsentrasi mengerjakan soalnya. Badannya semakin tidak enak, dia semaksimal mungkin bertahan.
Ujianpun selesai. Fre sudah seperti walking death alias zombie. Mereka berjalan melewati lorong untuk menuju tangga ke rooftop.
Baru beberapa langkah Fre berjalan, badanya langsung lemas dan pingsan. Alhasil dirinya tergulung dari tangga. Zee berusaha menangkapnya sebelum jatuh namun gagal.
Anak-anak yang melihatnya langsung membantu. Fre dibawa oleh Adel dan Zee ke ruang kesehatan sekolahnya. Fre dibiarkan istirahat sejenak sambil dibersihkan luka-luka yang ada di badannya karena terjatuh.
"Dimana nih," Fre sudah tersadar. Mencoba memperhatikan sekitar.
"Lu pingsan terus jatoh dari tangga," kata Zee yang duduk di sebelah Fre yang masih memegang kepalanya yang pusing.
"Bang Jabieb otw," kata Oniel dan Olla yang masuk berbarengan.
"Lu sakit kok gak ijin aja sih?" Tanya Adel duduk di atas brankar, diujung kaki Fre.
"Ujian," jawab Fre singkat.
"Ya terus faedahnya lu maksain diri apa dong!" Kata Zee ngomel.
"Lu pada balik aja, dari pada ngomel lu," kata Fre membuat ke4 rekannya tertawa.
"Gue duluan ya, Indah dah nungguin, kata Indah get well soon Fre," kata Oniel langsung beranjak pergi.
"Gue juga harus ke bengkel nih ada janji biar tar malem bisa belajar," kata Olla melakukan secret handshake mereka dengan Fre.
"Lu berdua juga balik aja," kata Fre menyuruh Zee dan Adel balik.
"Gue ke toilet dulu deh, ikut kagak?" Tanya Adel pada Zee.
"Nape lu? Takut sendirian?" Goda Zee pada Adel. Keduanya meninggalkan klinik sambil pukul-pukulan kecil.
Tiba-tiba masuk Fiony kedalam ruangan klinik. Fre masih memejamkan matanya. Saking gak nyamannya dirinya dia sampe gak sadar Fiony datang.
"Gimana kondisi lu?" Tanya Fiony menoel badan Fre.
"Eugh, eh, Fiony?" Tanya Fre bingung karena ada Fiony disana.
"Pasti gara-gara keujanan kemarin kan, ngeyel sih lu," kata Fiony.
"Hehe, gak papa biasa ini, kurang istirahat aja," kata Fre nyengir.
"Ya udah, get well soon, gue duluan," kata Fiony meninggalkan Fre disana.
Fiony meninggalkan klinik saat Zee dan Adel kembali bersama Bang Jabieb. Zee dan Adel sama-sama bingung dengan adanya Fiony disana.
"Oi beng*, tadi Fiony kemari?" Tanya Adel.
"Mulutnya sampah banget dah!" Protes bang Jabieb menepuk pundak Adel.
"Maap-maap bang," kata Adel menutup mulutnya.
"Iya," jawab Fre singkat tanpa membuka matanya.
"Fre, ke RS langsung yak," kata Bang Jabieb. Fre hanya pasrah kali ini karena dirinya gak kuat. Kepalanya serasa mau pecah.
Akhirnya Jabieb mengantar Fre ke rumah sakit. Sementara kedua sahabatnya tadi pulang dan hanya minta jabieb mengabari hasil akhirnya.
Fre diminta dirawat paling tidak 2-3 hari melihat respon pengobatan dan perbaikan kondisinya dahulu oleh dr. Anin, yang juga tantenya Fre.
"Fre, mama papa kamu dah setuju di rawat, tar ya, Jabieb lagi ngurus ruangannya, tante lanjut kerja lagi dulu, telpon aja kalo ada yang gak enak," kata Anin mengusap rambut ponakannya dan meninggalkannya.
Diruangan, sudah pasti yang menemani dirinya disana adalah bang Jabieb, asisten paling setia sejagat raya.
"Bang lu balik aja gak papa, santai aja," kata Fre sedang mengutak atik Hpnya, dirinya masih harus berbaring di brankar tidak boleh kebanyakan aktifitas.
"Gak papa gue disini aja, gue masih sayang kerjaan," canda Bang Jabieb.
"Dih, gak ikhlas lu, dasar budak korporat!" Goda Fre disambut tawa keduanya.
"Eh gue nyari makan bentar dibawah, sambil ngasep bentar yak, kalo ada apa-apa telpon aja," kata Bang Jabieb pamit sebentar. Fre hanya mengacungkan jempolnya.
Fre akhirnya hanya melanjutkan tidurnya. Kepalanya masih terasa berat, ditambah pikirannya tentang ujian yang tertinggal.
*****************************
Happy reading guys
Ringan-ringan dulu ya materinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Fre-Fio (Ada Cinta di SMA)
FanfictionPerjalanan panjang kisah cinta Freza Navaro Jayawardhana dan Fiony Alveria