Semenjak belajar bareng, dan dijodoh-jodohkan oleh teman-teman mereka, Fre dan Fio malah jadi sering menghabiskan waktu bareng.
Mereka sering jalan berdua sekedar mengisi kesepian, atau bahkan belajar bareng. Fio kagum atas sikap Fre yang walau santai tapi kalau soal belajar dirinya cukup serius, bahkan mau membantu teman-temannya.
"Fio, gue bosen, Jabieb lagi ke Bandung, jalan yuk," kata Fre saat mereka akan pulang setelah bubar dari rooftop.
"Gue mau pulang Fre, capek," nada Fio agak ketus. Fre bingung dengan tingkah Fio, apalagi Fio meninggalkannya begitu saja pulang bareng Marsha.
"Dih salah gue apa dah," protes Fre bingung.
"Mens hari pertama, lagi gak enak perutnya," kata Indah yang muncul dari belakang Fre.
"Oh, ah, lu pada gak ada yang bisa diajak maen ya?" Tanya Fre menoleh pada the crew yang lain.
"Eh odong-odong idup, yang nyuruh kita vakum kan lu, sekarang lu yang ngajak maen," kata Adel nyolot.
"Yee, dasar buaya bunting," kata Fre menyahuti Adel.
Akhirnya sore itu Fre memutuskan sekedar bermain di kafe dekat rumahnya. Saat tengah asik bermain hp dirinya didatangi oleh seorang waitress.
"Silahkan kak," kata sang waitress meletakkan salah satu cake paling populer di kafe itu.
"Ah, saya gak mesen," kata Fre.
"Dari pemilik kafe mas, silahkan," kata Sang waitress menunjuk perempuan mungil yang sedang sibuk di balik kounter.
"Loh, Flora?!" Kata Fre. Sang waitress hanya mengangguk dan pergi. Flora sempat melambaikan tangannya pada Fre sebelum kembali sibuk dengan kerjaannya.
Saat Flo agak lowong dirinya menghampiri Fre yang sedang menikmati cake gratisannya.
"Gimana? Enak gak?" Tanya Flora duduk di hadapan Fre.
"Enaak! Dan lu tau kan gue gak terlalu suka cake, tapi ini enak banget," kata Fre senyum-senyum kayak anak kecil senang dapat eskrim.
"Yes, resep baru tuh, lagi hits, yang ini spesial gue bikin buat lu, hehehe," kata Flora nyengir.
"Bisa aja lu ngegombal, ini kafe lu?" Tanya Fre.
"Iya, usaha kecil-kecilan, belajar bisnis sejak dini, hehe," kata Flo senyum bangga.
"Flo, ayo katanya mau nganter kue," kata Adel yang tiba-tiba muncul di hadapan Flora.
"Gak jadi, nih dah dimakan orangnya," kata Flo menunjuk Fre yang duduk dihadapannya (posisinya sebenarnya di sebelah Adel, cuman Adel tidak memperhatikan).
"Lah disini orangnya," kata Adel begitu menyadari keberadaan Fre yang sedang nyengir.
"Duduk Del, lu mau pesen gak?" Kata Flo, Adel segera duduk di sebelah Fre.
"Americano aja, cepetan yak gue mau balik, takut dimarahin "guru"," kata Adel menekankan kata Guru merujuk pada mahluk yang sedang anteng makan disebelahnya.
Flora pergi meninggalkan mereka untuk memproses pesanan Adel. Adel mencomot sebagian kue Fre, langsung ditepuk oleh Fre. Terjadilah pukul-pukulan ringan macam anak kecil rebutan makanan.
"Pelit amat lu," kata Adel saat comotannya diambil Fre.
"Punya gue, nak aja lu," kata Fre.
"Lu kok bisa disini dah?" Tanya Adel lagi.
"Kan gue dah ngajak kalian, kalian yang gak mau," kata Fre.
"Yee, dibahas lagi nih?" Kata Adel siap debat. Fre akhirnya hanya nyengir saja.
"Eh lu tau gak sih Flo sebenernya naksir lu dari SMP?" Kata Adel random.
"Hah, paan sih, gak usah mulai dah lu," kata Fre.
"Dih beneran tau, kan gue ma Flo tetanggaan, makanya tadi gue itu kesini karena diminta dia nemenin nganter kue dia ke rumah lu, malu katanya," jawab Adel.
"Yaelah, orang dia pernah kerumah, kok tiba-tiba malu," kata Fre.
"Namanya juga cewe bray, kalo ada yang susah kenapa harus gampang," kata Adel memicu tawa keduanya.
Fre pulang dari kafe tidak dengan tangan kosong, dirinya sudah membawa kue yang sama dengan yang dirinya makan, kemudian dirinya mampir ke mini market membeli beberapa barang.
Mobilnya kali ini tidak mengarah kerumahnya namun berbelok kerumah sepi lainnya. Kerumah temannya yang tadi uring-uringan karena hari lertama siklus wanitanya.
"Kenapa Fre, masuk lah," kata Fio mengajak Fre masuk ke dalam ruang tamu.
"Gak usah, gue cuman mau nganter ini aja, jangan bete ya, kalo perlu bantuan tinggal kabarin," kata Fre menjulurkan kantung plastik belanjaan ditangannya pada Fio.
"Waw, kue yang lagi hits itu ya, terus.... hmm oke-oke thanks ya Fre," kata Fio mengecek isi kantung plastik. Sekarang dia sudah bisa tersenyum pada Fre.
"Gue pamit ya," kata Fre lagi, Fio hanya senyum dan mengangguk.
Sesaat akan memakai helmnya, tiba-tiba Fio mendatanginya dan mencium pipinya. Muka keduanya spontan memerah.
"Makasih ya," kata Fio lembut. Fre hanya tersenyum mengangguk dan segera pergi dari sana sambil menahan salting nya.
Fiony sendiri malunya gak main-main. Wajahnya yang putih mendadak merah bagai orang demam. Is it love? Batinnya. Ada perasaan yang sulit aku jelaskan, kata Fiony dalam hatinya.
************************************
Benih cinta FreFio dimulai
What happen next
What about Flo?
Hanya teman atau memang suka?

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Fre-Fio (Ada Cinta di SMA)
FanficPerjalanan panjang kisah cinta Freza Navaro Jayawardhana dan Fiony Alveria