" Sayaang... " panggil Devan.
" Iya sebentar! "
" Kenapa? " tanya Kinan yang mendekat ke arah Devan.
" Tutup mata dulu "
" Apa sih? "
" Tutup dulu mata nya, jangan ngintip! " ujar Devan.
" Iya iya! " Kinan pun menutup kedua bola mata nya, kemudian Devan mengeluarkan cincin berlian dari saku celana nya, lalu ia pun berlutut di hadapan Kinandra.
" Buka mata nya Nan! " seru Devan yang sudah bersiap siap untuk memberikan cincin berlian tersebut, sontak Kinan terkejut saat membuka kedua mata nya, sungguh di luar prediksi nya!
" Makasih ya sayang, kamu selalu ada buat aku, Ken dan juga Ara! berlian ini ga ada apa apa nya di banding perjuangan kamu selama ini Nan! " ujar nya.
" Sayang.. bangun dulu " ucap Kinan, Devan pun berdiri di hadapan nya, Dengan tulus nya, Kinan memeluk Devan se erat erat nya.
" Kamu ga harus lakuin ini semua sama aku sayang " ucap Kinan dalam pelukan.
" Aku sayang sama kamu! I love you more Kinandra " jawab Devan, Kinan pun melepas pelukan nya.
" Makasih banyak ya, kamu selalu bisa ngertiin aku, hiks hiks.. " tangis Kinan pun terdengar.
" Udah jangan nangis, ini berlian yang kamu mau kan? mama yang bilang sama aku "
" Ini mahal lho sayang, dapetin nya juga susah banget " ujar Kinan yang mengusap air mata nya.
" Lebih mahal perjuangan kamu sayang, mana jari manis nya? berlian ini cocok di tangan kamu yang cantik itu " Kinan pun memberikan jari manis nya, lalu Devan memasangkan berlian indah itu di jari Kinan.
" Cie ciee, sweet banget sih kalian ini, jadi terharu mama " ucap mama Devan.
" Mama ... " lirih Kinan yang mengusap kedua pipi nya.
" Maaf ya Nan, mama yang udah ngomong sama Devan soal berlian itu, mama tau kalo kamu pengen banget, tapi kamu kan orang nya ga enakan " sambung mama Devan.
" Makasih ya mah.. " ujar Kinan.
" Sama sama sayang, mama harap kalian tetap seperti ini ya? jangan ada perpisahan di antara kalian selain maut yang memisahkan "
" Aamiin, makasih mah.. " jawab Devan.
" Kalian tidur aja, udah malem juga, biar Ken sama Ara, Devan yang jagain " ucap Devan.
" Kamu kan cape sayang " ujar Kinan.
" Kamu sama mama pasti lebih capek! besok juga kamu ada kelas pagi kan? lebih baik kamu tidur sekarang ya? " jawab Devan.
" Yaudah, mama nitip cucu kesayangan mama ya! jangan sampe nangis lho, awas kamu " ujar mama Devan.
" Siap Oma ku! " jawab Devan dengan hormat pada sang mama, Kinan hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah laku suami nya sendiri.
Keesokan hari nya, Kinan berangkat ke kampus seperti biasa.
Namun pagi ini, Kinan menyempatkan diri untuk pergi ke supermarket terdekat.
Membeli cemilan ringan untuk di perjalanan ke kampus nya, saat ia ingin membayar cemilan tersebut, ia tak sengaja menyenggol salah satu pria di hadapan nya.
Siapa sangka? ternyata . . . . . ." Sorry Sorry! saya ga sengaja! " ucap Kinan, pria itu mengambil barang belanjaan Kinan yang terjatuh di lantai supermarket.
" It's oke!.. Kinan? " lirih pria itu.
" Kak Kevin? " ujar Kinan.
" Kebetulan sekali ya kita bertemu di sini " ucap Kevin.
" Hehehe, kalo gitu aku bayar dulu ya kak? " sambung Kinan mematikan topik pembicaraan.
" Kinan..! " panggil Kevin, sontak Kinan pun menoleh ke arah nya.
" Iya kak? " tanya Kinan.
" Kamu selalu cantik Nan.. " gumam Kevin menatap ke arah wajah Kinan.
" (Hah? ga salah denger nih gue? dia bilang apa? cantik?) " tanya Kinan di dalam batin nya.
" Eh, sorry maksud aku jepitan kamu mau jatoh, di perbaiki ya " jawab Kevin.
" O-Owh, oke thank you kak! " ujar Kinan yang malu karena rasa kepedean yang meningkat.
" (Dasar bodoh! ngapain sih lo ngomong gitu Vin, emang bodoh!) " batin Kevin.
And then, Kinan pun keluar dari supermarket dan menuju ke mobil Devan yang terparkir di sana. Sesampainya di mobil, Devan menyambut kedatangannya dengan senyuman manis dan tampan itu.
" Eh? udah? " tanya Devan.
" Udah, otw yuk! udah telat nih " jawab Kinan.
" Okee .. " mobil pun mulai melaju kencang, dengan tujuan kampus Kinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gengsi & Kimia 2 [Dear Devandraku]
Teen FictionKisah cinta yang ku lalui bersama sahabat kecil ku. Sahabat yang dimana telah menjadi suami ku saat ini, Devandra... Dia berhasil membuat ku bahagia di saat aku telah menyerah dengan Leukemia. Terima kasih, karena kamu telah menjadi alasan ku untuk...