"ACA!"
Teriakan pamannya mampu membuatnya terbangun, aca menghela napasnya saat melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 04.00 ia segera bangun untuk melaksanakan sholat shubuh.
Setelah selesai ia segera bergegas pergi mandi.
"nah 5.000 dihemat ya buat besok lagi" ucap pamannya sambil memberikan uang bertulisan lima nol nol nol itu.
Aca mengangguk walaupun dia bingung dapat apa 5.000 di sekolah menengah pertama tapi dia tidak mau melunjak, dia sadar dia numpang dia harus sadar diri.
Ia memasang hijabnya dan bergegas memasang sepatunya.
Bibinya mengeluarkan motor dan mengantar ya.
"kalau udah pulang tunggu aja didepan gerbang nanti bibi jemput"
Aca mengangguk.
Setelah tiba di depan gerbang sekolah, dia diantar bibinya sampai kedalam, ada perasaan khawatir menyelimutinya.
Dia berpamitan dan bibinya sebelum bibinya menjalankan motornya untuk pulang.
Aca melangkahkan kakinya masuk kekelas, ia masuk kekelas yang ditunjuk oleh bibinya sebelumnya.
Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas, tatapan orang orang dikelasnya membuatnya merasa takut.
Ia tersenyum kaku dan mencari tempat duduk yang kosong.
Masih dalam suasana yang kaku, aca masih diam membisu. Tatapan orang orang disekitarnya membuatnya benar benar resah dan takut.
Dia berusaha memperbaiki penampilannya agar tidak dibully, dia mendengar dari film film yang di tonton di tv biasanya kalau penampilan kita tidak menarik kita akan langsung dibully dihari pertama sekolah.
Dia sangat khawatir hal itu terjadi padanya.
Seorang cowok masuk kekelas setengah berlari dia dikejar oleh temannya dia berjalan mundur tidak sengaja menabrak pinggiran meja miliknya.
BRUKK.
"eh maaf" ucap cowok itu spontan.
Cowok itu refleks menoleh kearahnya, kedua mata itu bertatapan beberapa detik.
"kamu murid baru kah?" tanya cowok itu.
Dengan canggung aca mengangguk.
Cowok itu membalas anggukannya.
"kenalin gue-" ucapan cowok itu terpotong.
"Rey.. Buruan entar masuk" teriak salah satu cowok dari luar.
Cowok itu mengangguk ia tersenyum sekilas ke aca lalu berlari pergi keluar.
Aca menatap bingung cowok itu, padahal dia sudah berharap ada yang mengajaknya kenalan.
..........................
KAMU SEDANG MEMBACA
sang pengukir senyum
Teen FictionAurenca atau yang sering dipanggil Aca, adalah anak dari keluarga yang tidak lengkap. Ayah dan ibunya bercerai sejak dia masih duduk disekolah dasar, dia pindah ikut tinggal bersama paman dan bibinya dikota lain. Layaknya di Asrama dia dikekang dibe...