Kelas dimulai, anehnya dia tidak diminta perkenalan alasannya bisa saja nanti mereka saling mengenal satu sama lain dikelas.
Saat bel istirahat berbunyi.
Diluar dugaan, satu satu teman sekelas ceweknya menghampirinya dan menyapanya.
"kenali gue mia"
"hai salam kenal"
"moga betah ya dikelas kita"
"nama kamu siapa?"
"pindahan dari mana?"
Berbagai sapaan dan pertanyaan harus dia jawab satu satu
Dia merasa senang karena dia tidak dibully di hari pertama. Teman temannya mengajak nya kekantin dia mengangguk kebetulan dia juga lapar.
Mereka berhenti dikantin, teman temannya mulai memilih milih makanan. Dia terdiam melihat harga harga makanan disana. Mie saja sudah Rp5.000. Snack disana rata rata harganya sudah RP2.000an, ada saja pentol tapi dua pentol tidak mampu membuatnya kenyang.
Dia melirik ke minuman sachet dia memesannya, setidaknya hausnya bisa hilang masalah lapar belakangan dia bisa saja menahannya sampai pulang sekolah.
Mereka kembali masuk kekelas, aca berusaha menahan laparnya.
Akibat buru buru dia sampai lupa sarapan. Sebisanya dia menahan laparnya.
Seseorang masuk kekelas, dia adalah cowok yang menyapanya pagi tadi, wajahnya sangat menyenangkan membuat siapa saja yang melihatnya akan berpikir dia orang yang ramah begitu faktanya.
Dia menoleh ke aca.
"eh kamu murid baru tadi kan, salam kenal ya aku rey" sapa cowok itu kepadanya.
Aca sedikit kikuk dia sangat jarang berinteraksi dengan cowok. Dia benar benar dibatasi dan dikekang oleh bibi dan pamannya.
Aca tersenyum dan mengangguk.
"Cie.. Cie.." ucap cowok yang bardiri didekat rey namanya revan.
Rey menyuntul kepala revan dan pergi duduk ditempat duduknya yang kebetulan dibelakang aca.
Aca hanya tersenyum canggung, dia menyiapkan bukunya untuk materi selanjutnya.
Kebetulan guru mereka tidak masuk karena sibuk, mereka sekelas berteriak senang, Yang lainnya langsung berhamburan ke kantin.
Aca hanya diam dikelas dia lapar tapi dia mengingat kata pamannya dia harus bisa menghemat uangnya.
Ia menatap teman sekelasnya yang datang dan pergi membawa makanan mereka, ia hanya tersenyum singkat lalu merebahkan kepalannya di meja.
"Ey Aca" seseorang memanggillnya dari belakang.
Aca menoleh, ia melihat ke rey dibelakangnya bersama dengan teman temannya ada cewek juga.
"mau gak?" tawar rey memberikan roti bakar yang terletak didalam bekalnya.
Aca menolak karena malu, padahal dia sangat mau.
"gak usah malu ambil aja" ucap cewek bernama Dea yang juga duduk didekat
Rey."ambil aja ca, nih kita nagi bagi makanannya" ucap revan sambil menawarkan pentol miliknya.
Aca tersenyum dia mengambil roti bakar itu dan mengucapkan terimakasih. Dengan paksaan teman temannya dia ikut berbaur dengan mereka dan berbagi makanan bersama. Hal itu membuat rasa laparnya berkurang.
....................
"SEE YOU NEXT PART🌹"
KAMU SEDANG MEMBACA
sang pengukir senyum
Fiksi RemajaAurenca atau yang sering dipanggil Aca, adalah anak dari keluarga yang tidak lengkap. Ayah dan ibunya bercerai sejak dia masih duduk disekolah dasar, dia pindah ikut tinggal bersama paman dan bibinya dikota lain. Layaknya di Asrama dia dikekang dibe...