7

676 79 2
                                    

Seorang wanita tersenyum ke arah Mingyu yang berdiri di hadapannya, ia memandang sang pangeran yang tengah sibuk membaca, keduanya berada di tengah pendopo. "Buku apa yang sedang pangeran baca?" tanyanya kemudian. 

Mingyu mendongak, menatap sang calon istri. "Hanya sebuah buku syair." jawab Mingyu dengan senyuman tipis di wajahnya. "Apa kau juga menyukai buku seperti ini?" tanyanya, seingat dirinya calon istrinya itu pernah memberitahunya bahwa suka membaca. 

Jisoo tersenyum tipis, ia menunduk malu. "Tidak banyak buku yang hamba baca pangeran.." jawabnya, Mingyu hanya tersenyum tipis untuk menanggapi dan kembali melanjutkan acara bacanya. 

Jisoo lalu menatap sekeliling dan bertemu tatap dengan Wonwoo, ia lalu beringsut mundur dan beranjak dari duduknya, berjalan mendekat ke arah Wonwoo yang sudah lama berdiri tak jauh dari mereka. "Maaf.. kau benar pengawal pribadi pangeran Kripala?" tanyanya kemudian. 

"Iya." jawab Wonwoo dengan tatapan datarnya, tidak tahu kenapa wanita itu menghampirinya. 

"Apa boleh aku meminta waktu hanya berdua dengan pangeran?" ucap Jisoo kemudian. 

Wonwoo terdiam selama beberapa saat. "Maaf, tapi saya hanya menerima perintah dari pangeran Kripala." ucapnya sedikit tegas dan membuat Jisoo menghela napasnya. 

Wanita itu kemudian menjauhi Wonwoo, dirinya kembali mendekat ke arah Mingyu dan duduk di depan pria itu. "Pangeran, mohon maaf, hamba ingin kembali masuk untuk berbenah karena besok hamba harus kembali ke Panditha." ucapnya kemudian. 

"Baiklah." jawab Mingyu dan melihat kepergian Jisoo dengan wajah murungnya. Ia lalu menutup bukunya dan beranjak dari duduknya, mendekat ke arah Wonwoo yang menatapnya dengan wajah kesalnya juga. "Apa yang Santika katakan padamu?" tanya Mingyu kemudian. 

Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar. "Ia memintaku untuk memberi waktu kalian berdua." jawab Wonwoo lalu dirinya berjalan meninggalkan Mingyu dari sana. 

Dengan itu, Mingyu berjalan mengikuti Wonwoo. "Ada apa Alaska, kenapa kau terlihat kesal seperti itu?" tanya Mingyu dengan tatapan bingungnya kepada sang pengawal pribadi.

Wonwoo menggelengkan kepalanya. "Tidak apa, pangeran.." jawabnya sarkastik dan malah mendengarkan kekehan dari sang pangeran. Wonwoo menghentikan langkahnya dan menatap Mingyu dengan tajam. "Kenapa kau malah tertawa?" tanya Wonwoo dengan lebih kesal. 

"Ehm.. kau terlihat.. menggemaskan jika bersikap seperti itu Alaska.." ucap Mingyu dan membuat Wonwoo bertambah kesal, kembali melangkah meninggalkannya begitu saja. Mingyu tersenyum tipis dan mengikuti Wonwoo. 

Pria bermata rubah itu benar-benar kesal karena Mingyu malah menggodanya. Ia terus melangkah lalu tiba-tiba berhenti saat bertemu dengan sang raja. Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar, ia menunduk tak jauh dari pria paruh baya itu. 

Mingyu menatap sang ayah dan berjalan mendekat, melewati Wonwoo begitu saja. "Ada apa baginda raja?" tanya Mingyu dengan senyuman tipis di wajahnya. 

"Besok, kau harus mengantar Santika pulang ke Panditha." ucap sang raja dan membuat Mingyu mengernyitkan dahinya bingung. "Kau juga harus bertemu dengan keluarga kerajaan di Panditha." lanjutnya. 

Mingyu terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya ia mengangguk. "Baik.." balasnya dan sang ayah berjalan meninggalkannya dengan Wonwoo bersama beberapa orang di belakangnya. Mingyu berbalik dan menatap Wonwoo. "Besok kau harus ikut." ucapnya dan Wonwoo mengangguk kecil untuk menanggapi. 

🔹★★★🔹

Wonwoo memperhatikan Mingyu yang tengah sibuk membersihkan diri sendiri di sebuah bak mandi yang terbuat dari kayu. Ia berdiri di sana cukup lama sejak Mingyu mulai membersihkan diri. "Kripala.. bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Wonwoo kemudian. 

A Crowned AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang