Melewati hari yang melelahkan hari ini, Alula masih harus melanjutkan aktivitasnya. Ia harus segera ke tempat latihan.
"Hi Alula," sapa Wisnu.
Bahkan lelaki setampan Wisnu saja bisa luluh dengan pesona gadis seperti Alula. Tapi sayangnya Alula tidak bisa membuat luluh hati seorang Sadewa Aswangga.
"Hi," sapa Alula seadanya. Ia langsung mengambil posisi di depan samsaknya. Dia ingin meluapkan semua kekesalannya hari ini.
"Lelah banget hari ini kayaknya?"
Wisnu mencoba untuk berbincang kecil dengan Alula namun dia cukup lelah untuk menanggapinya.
"Maaf ya, Wisnu. Bukan maksud untuk mengabaikan lu, cuman gua lelah banget hari ini."
Wisnu tersenyum lalu mengangguk sebagai jawaban.
Alula membenarkan bajunya, dan dia mulai memasang kuda-kuda.
Alula memukul samsak itu tanpa henti. Wisnu yang melihat itu cukup takut dibuatnya. Pasalnya tenaga Alula untuk ukuran perempuan sangat melebihi batas.
"Lu lelah fisik atau lelah hati? Gua denger beberapa hari ini, lu ngumumin kalau lu suka sama sahabat lu sendiri, ya? Usaha lu gak main-main, La," ujar Wisnu.
Alula yang mendengar itu seketika berhenti memukuli samsak itu.
Wisnu bangkit dan memberikan sebotol air minum kepada Alula.
"Nih minum, lu ngeluarin banyak keringat. Jangan sampai lu sakit, bentar lagi kita mau ujian," ujar Wisnu sambil memberikan sebotol minuman dingin kepada Alula.
Bukannya menerima Alula malah menangis sejadi-jadinya.
Wisnu yang melihat itu ikutan panik.
"Lu kenapa Alula?"
Wisnu berdiri tepat di hadapan Alula.
"Gua bodoh banget ya Wisnu. Bisa-bisanya gua ngejar cinta cowok yang bahkan gak bisa peka tentang perasaan gua."
Wisnu tersenyum miris mendengarnya. Pasalnya apa yang terjadi dengan Alula sedang ia rasakan sekarang. Wisnu mengejar cinta Alula, tapi sedikitpun Alula tidak pernah melihatnya.
"Lu kagak bodoh, La. Mungkin belum saatnya Dewa bisa paham sama perasaan lu," ucap Wisnu menenangkan.
"Tiga tahun, Wisnu. Tiga tahun gua nyimpan rasa itu tanpa satu orangpun tahu akan hal itu. Gua selalu bohongin diri gua, bahwa gua gak punya perasaan sama Dewa lebih dari sahabat. Hati gua sakit, Wisnu."
Wisnu mengelus bahu Alula, mencoba menenangkannya.
"Gua tau rasanya, La. Gua harap Dewa segera sadar akan perasaan lu ke Dewa. Lu yang kuat ya. Udah jangan nangis lagi, entar kalau ada anak lain yang lihat gak enak. Masa iya atlet karate cengeng banget haha," ledek Wisnu untuk menghibur Alula.
Hati Wisnu sangat terpukul mendengar pengakuan Alula. Dia mencoba kuat menghadapi kenyataan bahwa selama tiga tahun ini juga ia menyukai Alula, namun selama tiga tahun ini juga Alula menutup perasaannya kepada Wisnu dan menyimpan rasa kepada Dewa. Wisnu yang malang.
***
Alula yang baru saja selesai latihan, bergegas ke kamar mandi untuk mengganti bajunya.Saat tengah mengganti baju, tiba-tiba Alula mendengar suara tangisan. Alula keluar dari kamar mandi dan melihat Dwi yang tengah menangis di depan cermin wastafel.
"Lu kenapa?" tanya Alula.
Alula melihat penampilan Dwi yang berantakan karena menangis. Melihat Alula yang ada di tempat yang sama dengan Dwi membuat Dwi menatap tajam ke arah Alula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alula & Her Love Story (Published)
Teen FictionMotto Hidup Alula: apa itu secret admirer kalau gua bisa mencintai lu secara ugal-ugalan! Jatuh cinta dengan sahabat sendiri itu memang beresiko tinggi. Hanya dua hal yang akan terjadi, jika seandainya cinta mu diungkapkan. Pertama, kalian akan menj...