80 hari sebelum aku mati
Hari hari ku sekarang lebih baik daripada sebelumnya, itu semua berkat hadirnya Aze di dalam hidupku, dia mengisi hari-hari ku dengan baik, ku harap aku bisa bersamanya sedikit lebih lama, setidaknya sampai kita berdua sama-sama sukses.
Aku beruntung bisa bertemu dengan Aze, terlebih lagi keluarga Aze yang sangat baik hati, aku suka dengan bunda Aze yang sangat memahami keadaan ku.
Terkadang juga keluarga Aze mengajakku untuk makan bersama, seperti yang kulakukan saat ini.
"Icel kalo butuh apa apa kabarin bunda aja ya? Bunda akan siap bantu Icel," ujar bundanya Aze yang bernama Yanari.
"Tidak usah bunda, Icel takut merepotkan,"
"Gak Icel, bunda tidak merasa direpotkan, justru bunda senang,"
"Icel ini temannya Aze kan? Nah, temannya Aze itu juga anak bunda,"
Sudah kubilang mereka itu orang baik, bahkan di saat aku kesepian seperti ini mereka mau menemani ku, di mana pun nanti kalian berada aku tak akan pernah lupa dengan jasa kalian.
"Apa-apaan Icel dibilang anak bunda?? Sedangkan Aze kadang ga diakui sama bunda!" sahut Aze tak terima.
"Emang kamu anak bunda?"
"Ih bunda!!!"
Terkadang interaksi keluarga Aze sangat lucu, hal itu bisa membuatku bahagia, andai saja keluarga ku bisa seperti keluarga Aze, mungkin sekarang aku tidak akan kesepian.
"Oh iya, ini ayah mau nanya nih sama kalian berdua,"
"Nanya apa yah?"
"Kalian udah punya pacar belum? masa anak seumuran kalian jomblo,"
Pertanyaan unfaedah dari ayah Aze pun terkadang terdengar sangat lucu dan konyol.
"Aze mah gausah punya pacar, nanti juga cewek cewek pada nempel sama Aze," katanya dengan bangga.
Percaya diri sekali orang itu, padahal jika di sekolah, Aze lah yang mendekati para cewek-cewek, memang sudah fakboy sejak awal.
"Nah gitu dong anak ayah, gausah cari-cari pacar, tapi cewek-cewek udah pada nempel, kayak ayah dulu, nih buktinya bunda kamu,"
"Halah, kamu tuh fakboy ya," sahut bundanya Aze.
Pantas saja, sekarang aku tau darimana sifat fakboy Aze berasal, ternyata dari ayahnya sendiri, buah jatuh memang tidak jauh dari pohonnya.
"Icel, kamu juga harus ikuti pelet om, biar cewek-cewek pada nempel ke kamu," ujar om Pyrapi padaku.
"Gausah om, Icel lagi ingin sendiri,"
~••~
Setelah selesai makan-makan dengan keluarga Aze, aku langsung pamit pulang, sebenarnya tidak juga, aku tidak langsung pulang, aku mampir ke sesuatu tempat.
Tempat yang aku kunjungi adalah rumah sakit, iya rumah sakit, aku sudah lama tidak ke sana.
Tujuan ku ke sini untuk memeriksa kesehatan lambungku yang terkena asam lambung, karena akhir-akhir ini aku merasakan asam lambung ku naik.
Di rumah sakit aku sudah mengenal beberapa dokter di sini, dan salah satu dokternya adalah teman mamaku, dia baik, dan dia kenal bahwa aku anaknya.
"Sudah lama kamu tidak berkunjung Ri," ujarnya.
"Iya om,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The day before I died
Teen Fiction"Kalau orang ga berguna seperti gue mati, apa ada yang peduli?" - Aicel Fahri Elvano start: July 20 2024 Boboiboy belong to monsta studio ©butterflyrain30