24 hari sebelum aku mati
Pagi ini tepatnya jam 8 pagi, gue bakalan operasi, sebentar lagi, tinggal satu jam lagi, sekarang udah jam 7, duh makin ga siap gue.
Hari ini Aze izin buat ga masuk sekolah cuma buat liat gue operasi, sumpah seharusnya dia ga sampe segitunya, menurut gue Aze terlalu khawatir berlebihan.
"Icel ga perlu takut, di sini, bunda akan selalu berdoa yang terbaik untuk Icel, supaya operasi berjalan dengan lancar," ujar bundanya Aze yang mencoba nenangin gue.
Gue cuma ngangguk sebagai jawaban, karena gue juga gatau harus jawab apa, ya semoga aja yang dibilang bundanya Aze itu bener, semoga berjalan dengan lancar tanpa gangguan dan yang terpenting adalah, semoga gue masih bisa lihat dunia kedepannya.
Sudah jam 8 tepat, gue udah dibawa ke ruang operasi, di sebelah gue, gue liat banyak banget alat-alat medis, jujur takut banget gue liatnya.
Gue udah mulai ngerasa ada suntikkan yang nyentuh ke tangan gue, oke, inilah saatnya.
Perlahan mata gue mulai tertutup akibat suntikkan bius itu.
Author POV
Sementara keadaan di luar ruang operasi, Aze sibuk mondar-mandir tidak jelas seperti setrikaan.
Perasaan hatinya gundah, ada hal yang membuatnya tidak tenang, mungkin karena Aze sendiri tidak yakin kalau Icel berhasil melewati semua ini, namun Aze memilih untuk menepis hal itu.
"Ze, cukup mondar-mandir nya, bunda capek liatnya," protes Yanari.
"Ga bisa Bun, Aze ga tenang bawaannya," sahut Aze yang masih asik mondar-mandir.
"Kalo kamu mondar-mandir gitu, justru hatimu makin ga tenang, lebih baik kamu duduk dan perbanyak istighfar." Pesan Yanari pada anaknya.
"Gitu ya Bun?"
"Iya Ze."
Akhirnya Aze menuruti perkataan bundanya dan duduk dengan tenang dikursi.
Aze sedari tadi komat-kamit, dia menyebutkan kalimat istighfar, dia percaya apa yang bundanya katakan, jika istighfar, membuat hatinya jauh lebih tenang.
Sekitar 2 jam lamanya Icel dioperasi, dan setelah 2 jam kemudian, dokter keluar dari ruangan tersebut dengan sedikit senyuman, sepertinya ini pertanda baik.
"Operasi pasien berjalan dengan lancar, hanya saja, pasien tidak sadarkan diri selama beberapa minggu, namun jika lebih dari 3 minggu, kemungkinan pasien tidak bisa selamat."
Yanari dan Aze lega mendengarnya, setidaknya operasinya berjalan dengan lancar, ya walaupun ada sedikit keganjalan dihati mereka.
"Baik dok, terima kasih,"
"Iya sama sama, pasien boleh dijenguk setelah siuman, karena untuk sekarang pasien masih dirawat secara intensif."
Setelah itu dokter pergi meninggalkan mereka berdua, sedangkan keduanya menatap Icel dari luar, mereka melihat sosok Icel yang sedang tertidur lelap dengan beberapa alat medis ditubuhnya.
Kasihan Icel, itulah yang ada dipikiran Yanari sekarang, ia sangat khawatir dengan keadaan Icel, takut akan kenapa kenapa.
Aze sendiri tidak tega melihat keadaan Icel yang cukup parah seperti itu, tubuhnya yang dipenuhi alat medis membuat Aze miris sekali melihatnya.
"Sudah Ze, ini udah mau jam makan siang, sebaiknya kamu makan dulu, jangan sampai kamu sakit hanya karena kamu ga makan," ujar Yanari memperingatkan anaknya supaya tidak melewati makan siang.
Aze mengangguk. "Iya bun, nanti Aze makan kok, Aze lagi pengen liat Icel dulu." sahutnya.
"Yaudah kalo begitu, bunda pulang ke rumah dulu ya, bunda ada acara sama ibu ibu,"
"Iya bunda hati hati di jalan,"
to be continued
Hai hai, maaf pendek, ini aku buru² banget buat up, takut ga sempet kedepannya, berhubung juga ini hari ulang tahun ku, jdi spesial dehh, wkwkkw
okee segini aja dlu yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
The day before I died
Teen Fiction"Kalau orang ga berguna seperti gue mati, apa ada yang peduli?" - Aicel Fahri Elvano start: July 20 2024 Boboiboy belong to monsta studio ©butterflyrain30