PROLOG

78 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terkadang, orang yang kau kira lemah. Dia adalah monster paling mengerikan."
-

Z-
*********

Seorang remaja delapan belas tahun tengah mengais-ngais makanan dari lantai, nasi putih bersama sayur sop itu berantakan bercampur debu-debu. Tanpa ragu, ia menyendok makanan tersebut menggunakan jari lalu memasukannya ke dalam mulut. Ini sudah biasa bagi Zayn Wiratama, laki-laki malang yang bahkan keberadaannya pun tidak diakui oleh kedua orang tuanya sendiri.

Ibu Zayn menitipkan anak itu kepada Pamannya sebab takut, Zayn adalah anak hasil hubungan gelap Ibu Zayn bersama pria lain. Zayn dianggap sebagai anak haram, bahkan Pamannya pun juga menganggap dia layaknya seekor binatang.

"Cih, nasi saya habis karena harus membaginya dengan an*jing!" sarkas Paman Zayn melihat ponakannya itu masih saja memakan makanan kotor di atas lantai, sampai bersih tiada sisa. Remaja itu benar-benar lapar, Zayn hanya punya dua pilihan, tetap memakannya atau harus mati kelaparan.

Zayn menelan suapan terakhir dan mengambil segelas air putih, rasanya benar-benar menjijikkan. Zayn sama sekali tidak dapat menikmati makanannya, daripada manusia ini lebih pantas disebut makanan anjing, mungkin lebih buruk.

"Sudah kenyang? Cih, pantas saja Ibu mu membuang mu, kau anak laki-laki tapi tidak berguna," ujar Paman Zayn lalu melemparkan alat pel kepada Zayn sampai mengenai punggung anak tersebut.

"Anak laki-laki itu harusnya bisa diandalkan! Cari duit! Kerja! Bukannya makan tidur di rumah nyusahin orang!"

Mendengar hal itu, telinga Zayn benar-benar seperti terbakar sekarang, kedua tangannya mengepal kuat, rahang anak itu mengeras. Itu memang benar, semestinya Zayn bisa membantu Paman yang cuman kerja serabutan, untuk makan sehari-hari saja kadang tidak cukup. Zayn hanya takut, setiap dia ingin melakukan sesuatu untuk membantu pria itu, dia selalu memandangnya sebelah mata, dan kemarahan lagi yang Zayn dapat.

Jika boleh mati, dia sudah menghujamkan pisau berkali-kali ke dadanya hingga tak berbentuk. Mengambil hatinya lalu menghancurkannya, satu hal yang paling ia benci terlahir sebagai manusia adalah mempunyai perasaan. Andai rasa sakit itu hanya ilusi, mungkin hidupnya akan jauh lebih baik.

Suara bantingan pintu menggema keras, bersama dengan perginya Paman Zayn dari rumah untuk berkerja. Dan tepat setelahnya, lelehan air mata yang sedari tadi anak itu tahan akhirnya jatuh membasahi pipinya. "Benar Paman, daripada anak baik, aku lebih memilih menjadi iblis," batin Zayn tersenyum smirk sembari menyeka air mata itu menggunakan punggung tangan.

Tubuh jangkung nya berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar. Zayn menghampiri sebuah papan gantung yang terletak samping lemari dekat meja belajar, "Zera, kurang puluhan mayat lagi sampai gue bisa menyusun nama indah lo, tunggu cinta gue ya, honey," ujar Zayn mengelus foto perempuan yang tertempel di papan tersebut, bersama belasan foto remaja yang wajahnya di coreng warna merah. Lebih tepatnya, darah mereka.

Zayn menggeser posisi ke arah tumpukan koran di atas meja, semuanya berisi tentang berita kehilangan siswa SMA ORION secara misterius, dengan foto seragam berlumuran darah. "Berita konyol, bagaimana kalau semua orang tahu dalang pembunuhan ini adalah siswa mereka sendiri?" gumam Zayn sembari membaca koran yang berada di tumpukan paling atas.

"Tubuh hilang ya? Tenang aja, raga mereka bakal gue kembalikan tepat setelah Zera terima cinta gue."

Benih cinta yang tumbuh berawal dari sebatang coklat busuk yang diberikan oleh Zera kepada Zayn. Sang primadona sekolah—Zera, yang kerap mendapatkan gift dari para cowok SMA ORION memberikan coklat busuk yang sudah lama tersimpan di laci meja miliknya kepada dirinya.

Niat Zera memberikan benda manis itu bukan untuk mengungkapkan rasa suka, melainkan sebagai bentuk penghinaan kepada Zayn yang dicap 'boneka konyol' sekolah. Namun, Zayn yang tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu menganggap perilaku Zera adalah bentuk ketertarikan kepada dirinya.

Sampai, membuat akal sehat Zayn menjadi mati, berawal dari sebatang coklat busuk menjadi obsesi yang mengerikan hingga melibatkan pertumpahan darah.

GETIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang