(R)ansel

461 75 18
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Matahari bersinar terang, cahayanya yang terang bersamaan dengan panasnya yang terik. Cukup membuat para masyarakat area DKI Jakarta mengeluh.

Salah satunya yang para siswa SMA Unggulan Gemilang. Mereka berada dilapangan sekolah yang bertepatan dibawah terik sinar matahari.

"Ini kepala sekolahnya bacot banget"bisik Hengky kepada salah satu temannya yang duduk tepat disebelah kanan dirinya.

"Iya njing, dia enak nggak panas. Lah kita"jawab Gugun.

"JANGAN BERISIK"Teriak osis yang menjaga dibagian belakang membuat mereka berdua menutup rapat mulutnya.

"Sekian pidato singkat dari saya, wassalamu'alaikum"tutup sang kepala sekolah, yang membuat para murid bersorak gembira.

Gugun berlari menuju ransel miliknya yang sudah tertumpuk tumpuk oleh ransel lain.

Setelah mendapatkan ransel berwarna hitam miliknya, ia langsung berlari menuju Hengky yang sudah menunggu bersama dengan kairi disebelah.

"Ayo pulang panas banget gila"keluh Gugun

"Iya njir, mana kepala sekolah penutupnya bilang gini, sekian pidato singkat dari saya. Tai kucing njir 2 jam dikira singkat"ucap kairi dengan kesal

"Iya udah kaya ikan asin kita, sialan emang tuh botak"timpal Gugun yang menimbulkan tawa dari mereka berdua.

"Kualat lu ngomong begitu"ucap Hengky dengan tawa yang masih terdengar.

Mereka melanjutkan jalan untuk menuju ke komplek rumah mereka bertiga, sambil berbincang.

Sesampainya Gugun didepan rumah, ia langsung melambaikan tangan dan berpamitan kepada kedua temannya.

"Bunda Gugun pulang"teriak Gugun memenuhi rumahnya.

"Jangan teriak teriak adek"ucap lembut sang bunda, sedangkan Gugun hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya.

"Iya tuh, berisik tau"timpal sang Abang yang baru keluar dari kamarnya

"Dih tiba tiba ikut ikutan, lu tuh nggak di ajak"ucap Gugun lalu berlari kearah kamarnya untuk menghindari amukan sang Abang.

Setelah ia sampai dikamar miliknya ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.

Namun ia baru teringat dengan pr matematika miliknya, dengan segera ia langsung bangkit dan membuka ransel miliknya, ia takut akan guru matematika yang terkenal killer itu, bisa bisa penggaris kayu panjang itu akan dihantam ke kepalanya, membayangkannya saja cukup membuat Gugun merinding.

Namun Gugun terdiam sejenak.

INI BUKAN RANSEL MILIKNYA?!!

Gugun keringat dingin, ia benar benar panik, masalahnya buku matematika miliknya ada di ranselnya yang sekarang tertukar oleh seseorang yang ia tidak ketahui.

Bagaimana ini?!, apakah Gugun akan mendapatkan pukulan cinta dari penggaris panjang 'kematian' milik ibu Sri, dengan panik Gugun mengambil gadget dan membuka grup dengan tiga teman sialannya.

𝐀𝐋𝐏𝐇𝐀𝐁𝐄𝐓 | YAWI X GUGUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang