12. kasih sayang Casaen

92 12 0
                                    

Selama ini Casaen tidak pernah membenci adiknya sendiri, Aldan dan dirinya merupakan kakak adik yang berbeda ibu. Selvi pernah memberitahunya, bahwa bagaimanapun yang terjadi. Aldan tetaplah adiknya, tidak peduli jika Aldan tidak mengakuinya.

Atas dasar perkataan Selvi itu, dia sengaja mengatakannya agar Aldan tidak lupa. Bahwa dia memiliki seorang kakak, yang bisa menjadi penerus berikutnya.

Selvi memang terlalu berambisi, dia tidak akan menyerah semudah itu. Masih ada yang perlu dilakukannya demi mengwujudkan impiannya.

Waktu itu, saat Selvi memberitahu Aldan tetaplah adiknya. Casaen merasa senang, karena dia sangat menyayangi Aldan. Karena Aldan adalah adiknya yang menggemaskan. Tapi setelah Casaen mengetahui alasan ibunya berkata tentang hal demikian. Casaen tidak mempercayai kata-kata apapun lagi dari ibunya.

Semua yang terucapkan memiliki alasan yang sama. Semua itu demi merebut tahta Kerajaan, dan Casaen memang harus menjadi seorang raja menggantikan ayahnya.

Tapikan satu-satunya cara untuk menjadi seorang raja, ketika si penerus berikutnya benar-benar telah tiada. Itu tandanya, Selvi bisa melakukan pengkhianatan. Dia bahkan mampu melakukan hal seperti itu, karena dia benar-benar sangat berambisi.

"Surat kemarin itu, raja ingin menghabiskan waktu bersama dengan ibu. Sampai beberapa minggu ke depan, Aldan yang mengurus pekerjaannya. Itu di lakukan karena Aldan akan segera menjadi raja. Maka raja ingin bersenang-senang dengan ibu. Jangan khawatir Casaen, apapun yang terjadi semuanya belum terlambat. Kau akan tetap menjadi raja, dan ibu juga akan pergi bersama raja untuk beberapa minggu ini," ucap ibunya yang saat ini sedang menata rambutnya di depan cermin.

Jujur saja, mendengar ibunya mengatakan hal seperti itu. Rasanya Casaen ingin sekali marah, kenapa ibunya masih saja memikirkan tentang sebuah tahta. Padahal dia tidak akan bisa mendapatkannya.

Jika dia berani melakukan pengkhianatan, maka Casaen tidak akan mau menjadi seorang penerus. Dari awal juga Aldan lah yang mendapati posisi itu. Itu sebabnya kenapa Casaen tidak memiliki harapan lebih.

"Yang ibu lakukan demi dirimu, Casaen. Jadi jangan beranggapan jika ibu melakukan kejahatan. Kau harus menjadi raja, ayahmu itu menyayangimu," katanya lagi.

Mendengarnya saja sudah membuat Casaen muak. Sebenarnya sejak kapan ayahnya itu menyayanginya? Pria baya itu bahkan pernah menghinanya sebagai anak haram. Di depan banyaknya bangsawan. Itu tandanya Casaen memang tidak di anggap sebagai penerus. Dia berani menghina anaknya sendiri juga.

Namun, Casaen memilih untuk diam. Dia tidak ingin banyak bicara. Lagian yang dikatakannya nanti, tetap saja akan menjadi kesalahan.

Ibunya tidak pernah memikirkannya, dia hanya sekadar berdalih jika melakukan semuanya demi dirinya. Padahal di lihat dari kenyataannya saja, ibunya itu tidak benar-benar peduli. Dia hanya peduli pada impiannya sendiri.

Casaen tidak mengerti, kenapa ibunya sangat serakah pada kekuasaan. Dia juga sudah mengambil suami ratu, dan dia bahkan sampai memanfaatkannya sesuka hati.

Sejak kecil Casaen sudah tidak menyukai ibunya. Casaen berharap bahwa Selvi bukan seorang wanita yang telah melahirkannya. Dengan begitu, Casaen tidak perlu merasa bersalah karena terlahir ke dunia ini.

Karena merasa lelah memikirkan tentang ibunya, Casaen pun memutuskan untuk mengistirahatkan pikirannya. Dia butuh beristirahat, semuanya benar-benar memuakkan saja.

Hingga saat dia hendak kembali ke kamarnya. Saryan berlari ke arahnya, dia juga membawa seseorang bersamanya.

"Tuanku, ada seseorang yang ingin menemui tuan."

Casaen tersenyum melihat seseorang yang di bawa oleh Saryan. Mereka berdua adalah Dankel dan Arin. Akhir-akhir ini Arin sering datang berkunjung, padahal dia tidak perlu untuk sering-sering datang. Reputasinya sebagai seorang lady akan dipermasalahkan. Karena dia justru dekat dengan seorang anak haram.

Harapan Ibu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang