17. Casaen ingin membalas perasaan Arin dengan benar

82 12 0
                                    

Beberapa hari yang lalu, Arin mengundang Casaen untuk datang ke rumahnya. Karena hal itu merupakan pertamakalinya bagi Casaen, untuk bertemu dengan seorang wanita. Secara langsung ke rumahnya, tetap saja membuat Casaen merasa gugup. Dia belum pernah melakukannya, hanya saja dia akan tetap melakukannya.

Bagaimanapun Arin sangat mengharapkan kedatangannya itu, karena Arin memberitahunya bahwa sang ayah menunggunya juga. Lagian Arin tidak hanya mengundang Casaen saja, Dankel akan datang bersamanya untuk menjadi seorang teman di sana.

"Jangan gugup, biasa saja lah. Kenapa juga kau harus gugup seperti itu, di masa depan Arin akan menjadi istrimu," kata Dankel yang melihat segala kegugupan Casaen saat ini.

Casaen pun tersentak, dia tidak menyangka jika Dankel menyadari kegugupannya itu. Kemudian dia pun memberikan pukulan mautnya pada Dankel, membuat anak itu meringis kesakitan sambil mengumpat pada Casaen.

Lagian itu salahnya sendiri, dia selalu saja mengatakan hal-hal yang meledek Casaen. Casaen sadar diri akan posisinya sendiri, dia bukan seseorang yang pantas untuk Arin. Gadis cantik yang menjadi kandidat pasangan para pria bangsawan, tidak akan mungkin menjadi milik Casaen.

Hanya saja Dankel tahu perasaan Arin, karena bagaimanapun Arin selalu menceritakan banyak hal padanya. Dia selalu meminta bantuan pada Dankel, untuk membuatnya bisa memiliki Casaen.

Karena Casaen tidak memberikan jawaban sama sekali atas perasaannya. Padahal Casaen seharusnya memberikan jawaban yang pasti, agar Arin merasa lega.

"Kau jangan berpikiran buruk tentang dirimu. Kau pantas untuk Arin, tidak peduli siapa dirimu itu," ucap Dankel berniat untuk menghibur Casaen.

Tapi, siapa sangka juga. Jika Casaen justru merasa tersinggung. Dia mengakui posisinya yang sangat rendah itu. Tidak mungkin dia bisa di terima baik oleh keluarga Arin. Selama ini, orang-orang pun menghindarinya. Karena dia merupakan anak selir yang hina.

Sadar jika sudah mengatakan hal yang tidak seharusnya, Dankel pun meminta maaf berkali-kali. Padahal dia tahu, bahwa Casaen pasti akan terluka.

Dengan mudahnya Casaen memaafkannya, dia tidak menganggap Dankel telah mengatakan kesalahannya. Karena bagaimanapun, dia memang anak rendahan. Maka dari itu, dia memperdulikan posisinya sendiri. Sebelum orang lain merendahkannya.

Beberapa saat setelahnya, mereka tiba di rumah Arin. Gadis cantik itu telah menunggunya, dia sampai mendekat ke arah mereka berdua. Dan tersenyum senang atas kedatangan keduanya.

"Akhirnya kalian sampai juga di rumahku. Ayo langsung masuk ke dalam," kata Arin yang hampir saja menggendeng tangan Casaen.

Namun, terhentikan kala Dankel menatapnya dengan tajam. Bukan karena dia marah, hanya saja Arin tidak seharusnya melakukan hal seperti itu. Casaen akan merasa tidak nyaman nantinya.

Arin yang menganggap Dankel sebagai dokter spesialis cintanya pun, tanpa banyak mengeluh dia langsung menurutinya saja. Tidak ada salahnya sama sekali, lagian Dankel melakukan hal-hal baik untuknya.

Mereka pun berjalan beriringan masuk ke dalam rumah. Undangan makan malam yang di adakan oleh Arin, dan hanya mereka berdua yang di undang.

Tanpa berpikir panjang, Casaen langsung datang karena itu undangan langsung dari Arin sendiri. Sementara dengan kenyataannya, ayah Arin lah yang mengundangnya.

"Kau datang juga count," katanya yang menyambut Casaen

Casaen tentunya terkejut, karena dia tidak tahu sama sekali. Apalagi dia sampai mendapatkan sambutan baik dari Azrel. Seseorang yang selalu ingin Casaen hindari, karena dia takut jika Azrel akan merendahkannya. Bahkan yang lebih buruknya lagi, menyuruhnya untuk tidak mendekati putrinya lagi.

Harapan Ibu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang