Dalam Genggaman

715 85 7
                                    

Mentari yang menyorot kuat, Jennie mulai terbangun dalam tidur nya, tubuhnya benar-benar terasa begitu sakit, dia terdiam ketika ingatan semalam membuat hatinya berdenyut nyeri,

Selangkangan yang terasa begitu pedih, benar-benar menyakitkan saat dia digauli secara kasar, Jennie mulai kembali terisak, bajingan itu benar-benar membuat Jennie benci akan diri sendiri.

Jennie mulai duduk dan bersandar di dashboard ranjang, dia menarik nafas untuk tenang, tak pernah dia sangka dia akan diperkosa. Jika bukan karna ancaman maka dia akan segera melaporkan hal ini.

Dia hanya bisa berharap tidak akan bertemu Ji lagi, Jennie menghela nafas beberapa kali, mengingat Masa lalu akan dia yang kini bersikap layaknya penjahat kelas kakap. Sungguh tidak menyangka jika pria baik dan lugu menjadi begitu liar dan kasar.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" Pria bermata monolid bertanya, sorot mata dengan hanya fokus pada Ji yang berdiri dengan rokoknya,

"Memakainya sampai rusak." Ucapan singkat  membuat Elgi Albert. Sang sahabat sekaligus CEO dari agensi, merinding .

"Ucapanmu tidak melambangkan lelaki sejati"  elgi berucap, dia sedikit tak suka dengan kata memakai & rusak.

"Dia manusia bukan alat pemuas nafsumu." Tambahnya, berharap apa yang dikatakan Ji salah,

"Hanya dia yang kuanggap begitu." Ji matikan rokonya, lantas menatap elgi yang memperhatikan,

"Akan ku buat dia merasa seperti jalang. Aku benar-benar membencinya. Sangat benci sampai-sampai aku ingin membunuhnya. Namun dengan membunuh dia hanya merasa sakit secara singkat dan itu tidak cukup untukku "

Elgi menelan ludah pelan, ketika Ji menatapnya dengan tajam, bagaimana mata penuh dendam dan kebencian menyatupadu lantas membuat Ji seperti iblis dibanding manusia.

"Aku akan membuatnya merasakan neraka. Dan menyerang mental adalah yang terbaik. " Ji akhiri ucapannya, dia berjalan menuju arah pintu,

"Lakukan hal seperti biasa Elgi. Berikan aku seluruh informasi, dan kau tenang saja agensimu akan semakin bagus aku akan berakting dengan baik sebagai artismu."

Elgi menghela nafasnya pelan sesaat setelah Ji pergi meninggalkan ruangan, dia
Mengusap wajahnya, Ji yang sekarang benar-benar seorang bajingan. Jahat dan Tanpa ampun, trauma mental yang Ji rasakan dulu menjadikannya pria sebengis ini.

Elgi hanya bisa berharap, jika Ji bisa kembali seperti dulu. Kembali menjadi dirinya sendiri.

Langit senja dikota Paris sore ini, Jennie nampak menikmati waktu sendiri setelah kejadian 2 hari lalu, selepas selesai  keacara fashion dia sempatkan waktu untuk berjalan-jalan dimenara Eiffel.

Sedikit lega dan tenang, setidaknya Paris jauh dari Korea, pria itu tidak mungkin datang, Jennie akui dia sedikit trauma saat serangan tubuh tiba-tiba malam itu. Masih teringat jelas perlakuan kasar saat lelaki itu memulai permainan.

"Kau benar-benar baik-baik saja? Dari kemarin kau cukup pendiam dan sedikit pucat," hyunji, manager sekaligus salah satu teman dekat Jennie, bertanya, cukup khawatir dengan keadaan sang artis.

"Hm, aku hanya sedikit stress." Hyunji anggukan kepalanya mengerti, mengingat jadwal gila dari Jennie. Wajar jika gadis ini stres.

"Kau akan mendapat libur bulan depan, akan lebih baik kau berlibur ajak Taehyung juga, agar kau merasa tenang, " Jennie hanya diam, sembari menatap kosong menara Eiffel.

Lost My Mind{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang