~
Cinta.
Apa yang spesial dengan kata itu?
Omong kosong dengan rasa dan persetan dengan kesetiaan.
Dunia ku yang abu-abu cinta tidak ada artinya sama sekali.
Hanya sebuah kata yang tak memiliki arti bermakna.
••••
"Kau tampak pucat unnie, kau baik-baik saja?" Gadis pirang yang menawan, bertanya pada Jennie yang terlihat lemas.
"Hm aku baik-baik saja chaeng, jadi apa yang kau bawa?" Jennie bertanya, dia lihat Rosie yang memang baru saja datang dari Paris setelah pemotretan.
"Tentu saja kesukaanmu unnie!!!" Dengan semangat Rosie tunjukan wine mahal yang disukai Jennie, dia pun tak melupakan aksesoris terbaru dari brand yang dia pegang.
"YSL mengeluarkan gelang terbaru, aku mendapatkannya dan ini untukmu unnie, akupun membawa untuk Miyeon dan Lisa ." Jennie anggukan kepalanya mengerti, dia pancarkan senyuman, berusaha menutupi fakta dia tidak enak badan.
"Lisa bilang akan kemari juga, dan Miyeon akan menyusul nanti malam" ah..ya..gadis pirang ini berencana menginap dirumah Jennie bersama 2 member lainnya, mereka berniat pesta kecil-kecilan.
Rosie perhatikan Jennie yang membawa wine menuju kulkas, merasa aneh dengan cara Jennie berjalan, sejenak dia terdiam hingga senyuman mengembang begitu saja.
"Unnie apa kau dihajar habis-habisan oleh Tae oppa? Omo...jadi kau sudah mau dijamah Taehyung oppa???" Rosie dengan nada menggoda bertanya, namun Jennie hanya diam dan memasang wajah yang tidak bisa Rosie mengerti,
"Tidak. Sebelah kaki ku keseleo, " Rosie lagi-lagi tersenyum,
"Awh unnie tidak usah berbohong, tidak mungkin keseleo, jelas sekali kau mengangkang, tapi jika kau malu aku akan diam...huhu..." Rosie berucap dengan senyuman, dia hanya senang saja, sebab Jennie akhir mau ditiduri Taehyung, mengingat Jennie tak pernah melakukan sex dengan para mantan dan kekasihnya saat ini.
Jennie hanya diam dan mulai mengganti topik, tanpa berbicara ataupun mengadu hal yang dia pendam akhir-akhir ini, tentang dirinya yang disering jamah oleh bajingan itu. Manusia es yang benar-benar sangat menakutkan.
•
•
Luasnya ruang dengan cahaya senja yang menyorot, menyinari sisi tubuh yang sedang bersandar pada kaca raksasa, matanya menatap arah bawah dimana gedung yang dia sedang tempati bisa memperlihatkan dengan jelas ramainya kota Seoul.
"Pekerjaan mu sangat baik, aku senang akan hal ini, kau benar-benar sangat bertanggung jawab untuk urusan bisnis" elgi berucap, menatap Ji yang masih diam disisi kaca besar itu.
"Aku dengar setelah fan meet sebulan lalu kau kembali menemui wanita itu. " Elgi bertanya, meski dia tau sebab mendapat laporan rutin dari Rio.
"Bukan urusanmu." Elgi menghela nafas, sahabatnya ini benar-benar sangat berubah,
"Jim dengar, aku tau Jennie salah, namun dia tidak mempunyai kesalahan sebesar narapidana, aku pikir jangan terlalu menyiksanya, setidaknya jangan jadikan dia budak sex, kasihan Jim. Bagaimanapun dia tidak terlalu bersalah" elgi berucap dengan nada lemah, dia lihat Ji yang menatapnya datar, namun api amarah dimatanya begitu membara.