Kehidupan Baru(END)

751 97 20
                                    

Aku hanya lah manusia biasa.

Ku lajukan mobil ku dengan sangat cepat, mencari jalan mana yang Ji ambil, dengan perasaan resah luar biasa, aku benar-benar ketakutan.

Persetan dengan tempat favoritnya. Sial. Aku tidak bisa fokus, aku kehilangan jejaknya dan sudah hampir satu jam aku mencari-cari kebeberapa tempat yang sering dia kunjungi.

Aku tau benar tempat favorit nya. Ya. Awalnya aku tidak menyadari sebab aku lupa akan hal itu, namun ketika aku tersadar aku benar-benar sangat ketakutan,

Masih teringat jelas dalam ingatanku, meski Ji berubah menjadi Jaisa. Dia selalu berkata jika tempat itu tempat yang memberinya ketenangan dan berdiam diri dikuburan Maria. Ji bisa menghabiskan waktu sehari penuh bahkan bisa sampai tidur disamping malam Maria.

Aku tidak tau kapan itu terjadi, hanya saja saat Jennie memutuskan untuk kembali pada Alexander, 7 hari penuh dia tidak masuk sekolah, lantas aku mendengar kabar jika kedua orang tuanya meninggal.

Aku dan Elgi kala itu resah, dan khawatir dengan Ji yang mungkin terluka, lantas aku dan Elgi berniat menjenguknya. Dilain sisi akupun mendengar jika Jennie sudah keluar dari sekolah untuk kembali kenegara kelahirannya Korea.

Aku tidak pernah menyangka, 1 Minggu dia tidak sekolah, saat bertemu dia menjadi orang yang benar-benar berbeda. Masih aku ingat, wajah baiknya berubah menjadi begitu dingin. Sangat dingin.

Awalnya aku berpikir jika dia begitu karna mentalnya terluka akan kematian kedua orang tuannya, aku dan Elgi mencoba memaklumi dan menemaninya.

Namun satu kalimat yang masih aku ingat sampai sekarang adalah sebuah fakta yang membuatku merinding ketakutan.

Aku yang membunuh ayahku. Rasanya sangat menyenang menusuk jantungnya dengan pisau. Benar-benar menyenangkan.

Jujur saja aku sangat terkejut, ji yang baik beruba menjadi seperti pcyhopat.
Namun kami tetap ingin menemaninya dan mencari cara untuk menyembuhkan kebencian dan dendam mendalam pada Ji.

Meski dia ancam aku dengan ibu dan adikku, meski aku setengah membenci dan takut akannya namun baik aku dan Elgi kami benar-benar tidak ingin meninggalkannya sendiri. Walau Berubah dia adalah sahabatku.

Maka dari itu sekarang aku benar-benar takut kehilangan temanku. Tak henti-hentinya aku terus berdoa, untuk Ji yang entah kemana.

Lisa terdiam dengan tangan dilipat didadanya, bersandar pada tembok lantas mata memperhatikan Jennie yang menangis. Dihadapan Rosie yang mencoba untuk menenangkan.

"Unnie. Jangan tangisi bajingan seperti itu, dia meninggalkanmu begitu dia membuat mu seperti ini." Lisa tampak kesal setelah mendengar keseluruhan cerita.

"Dengar unnie, dia bahkan tidak berniat ada setidaknya untuk bayimu. Tidak. Dia malah pergi, betapa sayangnya airata mu yang terjatuh untuk pria yang tidak bertanggungjawab itu." Rosie menambahi, dia sudah menyangka akan begini

"Hah...pria itu, sial. Kenapa juga aku tertipu dengan gaya polosnya dan merasa akrab dengan nya" Lisa berucap sebal, dia lirik Jennie yang masih terisak.

"sudah lah unnie, sudah bagus kau bersama Tae oppa, di-'

"Apa Tae akan menerima anak dari hasil perselingkuhan ku?" Jennie berucap membuat Lisa terdiam,

"Ya setidaknya jika dia mencintaimu pasti akan menerimanya." Rosie melirik Lisa dengan kekehan sinis.

"Taehyung oppa mencintai Jennie unnie sedalam itu? Kau sangat polos hah... Dengan aku sebenarnya tidak ingin jujur namun jika Jennie unnie masih bersama Tae oppa aku pun tidak rela." Rosie menarik nafas nya, dia menatap Jennie dengan serius.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lost My Mind{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang