4. Coincidence or fate?

36 21 13
                                    

Malam-malam, Claryna keluar menggunakan jaket pink dan rok hitam, ia menutupi kepalanya dengan kupluk hoodie sehingga setengah wajahnya tertutup.

Ia memasuki mini market itu dengan memegang perut, pliss! Ia kelaparan! Dari tadi siang sejak pulang sekolah ia belum ada makan, ingin makan dirumah, namun malas melihat ketiga kakak nya yang makan lahap di meja makan.

"Sial, uang cuma 10 ribu, mau beli apa gue? Ya allah, lapar!" Monolog Claryna menatap makanan makanan yang tersusun rapi di rak, namun harga dari kebanyakan makanan itu lebih dari 10 ribu.

Ia menghembuskan nafasnya, lalu berjalan ke lemari es penyimpanan minuman dingin, lalu mengambil botol minuman yang berharga 5 ribu rupiah.

Lalu membayarnya.

Saat ia menyodorkan minuman itu, bersamaan di sampingnya seseorang menyodorkan roti dan mie instan di kasir.

"Gue duluan, bang" Ucap Claryna memberi tahu pada kasir.

"Hm, iya neng" Jawab petugas kasir itu.

Lalu, setelah nya, ia duduk di teras mini market, duduk di kursi yang telah disediakan.

Perutnya lapar, namun ia hanya bisa minum sambil mengehla nafas, semua fasilitas dan uang jajannya di ambil oleh papa nya, ya tentu saja ibu tirinya yang menghidupkan kompor sehingga kuali panas, alis mengompor-ngompori papa nya agar semua aset Claryna di ambil.

"Ya allah, Cla laper banget sumpah! Gak boong!"

Semua itu tak bohong, terbukti dari suara bunyi perut yang sampai-sampai bisa di dengar oleh Claryna sendiri.

"Ini, makan"

Claryna mengernyit melihat ada tangan besar memberinya mie instan dan roti didepannya, ia meneguk salivanya kasar, ia sangat ingin.

Ia mendongak menatap orang tersebut.

Deg

Pria ini lagi?

"Lo? Lo kok bisa sampai sini?" Tanya Claryna. Pria itu menggedikkan bahu acuh dan duduk di kursi seberang Claryna.

"Makan. Jangan sampai sakit" Celetuk pria itu lagi menghiraukan pertanyaan Claryna dan menodongkan makanan itu pada Claryna.

Dengan sunggingan senyuman yang manis, Claryna mengambilnya dengan senang hati.

Sungguh, ia benar-benar kelaparan!

"Makasih ya emm—Siapa nama lo? Gue lupa"

"Gue ingat nama lo, dan lo sama sekali gak ingat nama gue? Cih, ternyata gue mengingat sepihak" Ucap Gara yang entah sejak kapan ia menjadi alay.

Kunyahan Claryna berhenti, menatap jijik ke Gara. "Lebay lo ah"

Gara sendiri juga kaget, sejak kapan ia bisa sealay ini? amit-amit ia mengingatnya lagi.

"Eum. Gara, bukan?" Gumam Claryna. "Iya" Sahut Gara yang mendengar gumaman Claryna.

Claryna tersenyum simpul dan kembali fokus pada mie instannya.

Dunia Milik Kita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang