4

572 47 0
                                    

Di rumah sakit, tepatnya di ruang inap ayah Chika, mereka tengah bersiap-siap untuk pulang karena kondisi Mucho sudah membaik.

“Papa mau jodohin kamu sama Tian, mau?” tanya Mucho secara tiba-tiba kepada Chika.

"¡¿Qué?! No, papá, Tian no me gusta"chika secara spontan mengeluarkan bahasa spanyol membuat mucho menatap nya heran

"ayah tau kamu lama di spanyol,tapi ya hargai ayah mu ini nak, dia tidak paham"

Mucho memeluk Chika sebentar, dan setelah itu mereka keluar dari ruang inap. Chika masih memikirkan pertanyaan yang dilontarkan Mucho tadi. Dia bingung bagaimana harus menjawab. Di satu sisi, dia sangat senang bisa bersatu dengan Cristian, tetapi di sisi lain, dia takut Cristian akan membenci dia karena masalah perjodohan ini.

~~~

Sesampainya di rumah, Chika keluar dari mobil dengan beberapa tas yang menggantung di kedua tangannya. Ia bergerak cepat menuju pintu rumah, berusaha membuka pintu dengan tergesa-gesa. Chika merasa perlu menghindari ayahnya untuk sementara waktu, memberikan dirinya ruang untuk memikirkan semuanya setelah percakapan yang menegangkan di rumah sakit.

"ayah tau kamu suka Tian dari waktu kalian masih SMA"ujar mucho memandang punggung putrinya yg terlihat tergesa-gesa untuk menghindari dirinya.

~~~

Di rumah keluarga Natio, Shean meminta keempat anaknya dan ketiga menantunya untuk berkumpul, karena ia telah membuat keputusan penting untuk menjodohkan Christian dan Chika.

"Benaran, Pa? Kasihan Chika dong Pa. Tian masih  sayang sama Muthe. Trus, Chika gimana? Ini gak adil, Papa," ujar Aran, tidak terima dengan keputusan Shean.

Fiony, istri dari Aran, berusaha menenangkan Aran yang tampak marah dengan keputusan yang dibuat oleh ayah mertuanya. Fiony mengelus punggung aran.

"Dengerin Papa dulu, ya. Tenangin diri kamu dulu."

Suasana ruang keluarga Natio menjadi hening sejenak, dengan semua perhatian terfokus pada Aran dan Fiony. Terdengar suara napas dan keraguan di antara anggota keluarga yang lain, menciptakan suasana tegang.

"Kalian mau Papa jujur, ini sebenarnya keinginan siapa?"ujar shean memecah keheningan

Semua di ruangan itu hanya menganggukkan kepala, sebagai tanda mereka setuju dengan pertanyaan yang dilontarkan Shean.

"Muthe yang memberikan amanah ini kepada Papa. Kamu lupa, Tian? Waktu kamu dan Muthe duduk di sofa kamar kalian, Papa berada di pintu dan mendengar pembicaraan kalian. Muthe sadar akan kehadiran Papa, dan karena itu, Muthe memberikan amanah ini kepada Papa."

"kamu kok gak ngasih tau aku,hal penting loh ini"gracia

"It's not that I don't want to tell you, my wife. Muthe is the one who didn't want me to tell anyone. I'm sorry, my dear."ujar shean

"I'm tired of dealing with you; I just want to rest."gracia berlalu meninggalkan orang-orang yg berada di ruang keluarga mereka.

"malam ini,kalian datang lagi kesini kalo bisa nginap,masih banyk yang mau papa sampaikan "ujar shean berlalu menyusul gracia ke kamar.

Sekarang di ruang keluarga hanya tersisa Christian bersama ketiga saudaranya dan ketiga iparnya. Suasana tampak berat dan penuh ketegangan, dengan masing-masing orang memikirkan keputusan besar yang baru saja diumumkan.

"Pendapat lo apa, Bg?" tanya Ravadel, menatap Christian yang satu tahun lebih tua darinya.

"Terima. Mau nolak juga udah nggak bisa," jawab Christian dengan nada pasrah, mengakui bahwa keputusan tersebut sudah final.

Aran mendekati Christian dengan langkah tegas, menatap tajam ke mata coklat pudar adiknya yang ketiga. Mata Aran penuh dengan kekhawatiran.

"Jagain Chika. Kalau sampai gue denger kabar kalo Chika kenapa-kenapa karena lo, liat aja apa yang bakal gue lakuin ke lo. Chika udah gue anggap adik gue sendiri sejak masa SMA. Ayo sayang, pulang." ujar aran menarik pelan tangan fiony untuk meninggalkan rumah orangtuanya.

"kamu bukan cowok brengsek kan,jagain chika,jalani aja prasaan akan tumbuh dengan berjalannya waktu."ujar zean berusaha menenangkan christian

"You can do it. I also hope you'll take care of Chika; she's my friend."marsha istri zean

"kita pulang dulu "ujar zean berlalu meninggalkan adek-adeknya

"del,gue takut,takut chika menderita karna gue del"christian dengan mata berkaca-kaca

"lo bisa gue yakin, intinya lo jalani layaknya lo sama ka muthe, kalo ada sifat dia yg kurang lo sukai bilang baik-baik,jgn nangis lah bg malu noh sama anak "ravadel berusaha menghibur christian dan hak itu berhasil

"anak gue tidur ege"

"bg tian pokoknya jagain chika,ashel gak mau ya denger chika cerita hal buruk tentang perbuatan bg tian sama dia"

"gue usahain"

"kita pamit dulu bg"

anak-anaknya pak shean sama bu gracia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

anak-anaknya pak shean sama bu gracia

Rasa yang tak pergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang