Chapter 4

69 19 5
                                    

Jangan lupa streaming Cosmic, Luvies :)

***

Menjadi anak adopsi dari keluarga kaya raya dan terpandang memanglah tidak mudah. Apalagi jika berhadapan dengan anak-anak kandung. Mereka adalah manusia yang paling menyebalkan setelah manusia lain dari luar keluarga tersebut. Katakanlah mereka tidak senang ada anak lain yang tidak lahir dari rahim ibu mereka. So what? Keputusan mengadopsi anak ada di tangan orang tua, senang tidak senang, mereka tidak bisa protes atau ancaman dicoret dari daftar warisan akan menjadi kenyataan.

Jiyeon sendiri tidak terkejut dengan berita itu. Malah Jiyeon sudah lama mengetahui hal itu. Mungkin dari kecil dia sudah tahu dan menyadarinya bahwa semua orang di sekitarnya-pada saat pesta ulang tahunnya-tidak terlalu antusias. Tidak mengherankan jika pesta ulang tahun Jiyeon dipakai untuk urusan bisnis, kehadirannya tidak terlalu disenangi oleh keluarga besar. Kecuali oleh Ayahnya.

Park Junghoon mungkin menjadi salah satu orang dari keluarga besarnya yang cukup perhatian pada Jiyeon. Namun Jiyeon sendiri merasa curiga pada Ayahnya sendiri. Well, semua orang terlihat mencurigakan bagi Jiyeon. Termasuk Jaehyun.

Ugh, pria itu kenapa harus muncul di waktu yang tidak tepat? Dan kenapa kakaknya juga harus datang bersama Jaehyun?

Jiyeon memilih untuk tidak banyak bicara saat paramedis tengah mengobati kepalanya. Paramedis itu menyarankan Jiyeon untuk pergi ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk kepalanya. Jiyeon hanya mengangguk saja dan salah satu polisi datang menghampirinya.

"Apa kau baik-baik saja?"

Jiyeon mengangguk, lalu menghela napas dengan panjang. Matanya tertuju pada Hanbin dan Hyewon yang dibawa ke dalam mobil polisi. Mereka akan dibawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Baguslah kalau begitu, biar mereka merasakan dipenjara. Jiyeon sudah muak dengan mereka.

"Lukanya tidak terlalu parah, hanya butuh satu atau dua jahitan saja. Mungkin setelah ini kau harus mengurangi kegiatanmu sementara waktu karena mungkin saja kau akan merasa pusing akibat luka ini," ucap paramedis yang sudah selesai memeriksa kepala Jiyeon yang sudah berhenti berdarah. 

"Padahal sebentar lagi aku akan lulus kuliah, tapi kenapa ada saja gangguan untuk menghalangi jalanku." keluh Jiyeon pelan, paramedis itu tersenyum kasihan padanya. 

Jaehyun yang masih berbicara dengan salah satu petugas polisi sesekali memperhatikan Jiyeon, dan perempuan itu membalasnya dengan tatapan mata yang tajam. Lalu Jaewon menghampiri Jiyeon yang enggan melihat kakak tirinya itu. Buat apa orang itu masih ada di sini? Jangan pura-pura peduli padanya jika dalam hatinya masih ada niat untuk menyingkirkan Jiyeon. 

Jiyeon tidak butuh perhatian yang palsu. 

"Kau memang pandai mencari perhatian, belum satu jam Ayah sudah meneror ponselku menanyai soal dirimu."

Jiyeon mengangkat alisnya, "Terus?"

Jaewon melihat Jiyeon dengan datar, "Berhenti mencari perhatian."

Jiyeon sendiri merasa bingung. Bukan Jiyeon yang mau menjadi bagian dari keluarga ini, Jiyeon juga tidak tahu kalau mereka semua begitu menentang keputusan Ayahnya untuk mengadopsi Jiyeon dari lahir. Kalau bisa memutar waktu kembali ke masa lalu, Jiyeon akan menolak keras untuk diadopsi oleh Ayahnya meskipun saat itu dirinya baru lahir. 

Lagian, kenapa mereka begitu membenci Jiyeon? Jiyeon juga tidak akan merebut harta warisan jika itu yang mereka khawatirkan. Dan juga, menjadi influencer dan kuliah setinggi-tingginya menjadi pegangan Jiyeon jika suatu hari nanti dirinya ditendang dari rumah dan menghapus namanya dari kartu keluarga. Jiyeon sudah menyiapkannya dari lama, dan sudah menyiapkan mentalnya dengan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi. Termasuk kejadian yang menimpanya saat ini.

[M] Perfectly Imperfect || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang