Chapter 9

58 16 4
                                    

*** 

"Perkataanmu barusan sangatlah tidak masuk akal. Sudah sewajarnya orang sepertiku, orang yang berasal dari kalangan atas akan menghindari polisi dalam situasi apapun. Dan itu yang sedang aku lakukan." balas Jiyeon.

Jaehyun tidak langsung mempercayai ucapan Jiyeon tadi karena Jaehyun tahu perempuan itu tengah berbohong. Pria itu tidak langsung membalas ucapan Jiyeon, Jaehyun malah memperhatikan Jiyeon dengan serius sampai matanya agak menyipit, dan Jiyeon pun dibuat salah tingkah karenanya. 

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Jiyeon dengan agak gugup. 

"Kau tidak bisa membohongiku," kata Jaehyun pelan. "Kau akan terkena masalah besar jika berbohong, apalagi padaku."

Jiyeon tertawa gugup dan mengalihkan pandangannya. Minuman keras yang ada di tangannya ia minum sampai habis. Kegugupannya itu membuat Jaehyun semakin bersemangat untuk memojokkan perempuan itu. Melihat Jiyeon seperti ini menjadi hiburan tersendiri baginya. Gugup. takut, salah tingkah, tangan yang bergetar sampai keringat dingin yang membasahi pelipisnya membuat Jaehyun semakin ingin membongkar satu per satu rahasia yang ditutupi oleh Jiyeon. Apa yang dia lakukan sampai ketakutan seperti ini? Apa hubungannya dengan mayat yang sudah membusuk itu? Apa Jiyeon yang membunuh mayat itu?

"Aku mungkin bisa membantumu," ucap Jaehyun lagi, mencoba meyakinkan Jiyeon.

Bukan tanpa alasan Jaehyun melakukan ini. Bisa dibilang, Jaehyun sudah mengawasi Jiyeon sejak dulu setelah perjanjian bisnis antara dirinya dengan Park Junghoon sah. Bertahun-tahun lamanya, Jaehyun menjadi stalker Jiyeon, selama itu pula ia memendam perasaannya untuk Jiyeon. Berbagai macam rahasia Jiyeon, tidak ada yang tidak diketahui oleh Jaehyun. Alias hidupnya seperti buku yang terbuka, at least hanya untuk Jaehyun seorang. Atau mungkin ayahnya juga.

Banyak hal yang tidak diketahui oleh Jiyeon. Selama ini yang dia tahu bahwa dia adalah anak adopsi dan dibenci oleh semua anggota keluarga adopsinya. Namun Park Junghoon adalah satu-satunya orang yang peduli padanya, dan dia adalah orang pertama yang langsung mengadopsi Jiyeon tanpa menanyakan latar belakang perempuan itu. Seperti; siapa orang yang tega membuang anak bayi secantik Jiyeon? Kenapa mereka tega melakukannya? Junghoon tidak peduli soal itu dan karena itu juga yang membuat perseteruan dengan Hongju.

Siapa yang tidak marah saat suamimu begitu pulang kerja membawa seorang bayi perempuan yang asal-usulnya tidak jelas? Apalagi saat itu Hongju tengah mengandung Jiwon, dan tentu saja dia sangat marah karena tindakan Junghoon yang menyebabkan kemarahannya menjadi kebencian pada Jiyeon hingga bertahun-tahun lamanya.

"Kau bersikap berlebihan hanya gara-gara aku tidak mau pulang ke tempatku sendiri. Sudah aku jelaskan kalau aku tidak mau pulang karena aku tidak mau membuat masalah lagi untuk keluargaku. Apa itu tidak cukup agar kau diam dan tidak menggangguku?" balas Jiyeon geram. Kemudian dia pergi dari sana, namun baru beberapa langkah Jaehyun langsung mencekalnya hingga perempuan itu terkejut dan menjatuhkan gelas yang dia pegang.

Suara pecahan gelas itu terdengar begitu nyaring. Jantung Jiyeon berdebar dengan cepat saat wajahnya begitu dekat dengan wajah Jaehyun.

"I'm not overreacting." Jaehyun menekan telapak tangannya saat menahan lengan Jiyeon. "Justru karena tahu apa yang telah kau lakukan, aku akan membantumu untuk terbebas dari penyelidikan polisi. Cepat atau lambat, mereka akan menciumnya dan akan datang padamu."

Napas Jiyeon tercekat. Jantungnya semakin berdebar hebat sampai rasanya dia tidak bisa bernapas. Kini dia merasakan keringat dingin yang membasahi hampir seluruh tubuhnya.

Apakah begitu sulit untuk menutupi satu rahasia?

***

Setelah Jaehyun membersihkan serpihan gelas, Jaehyun memberikan minuman cokelat hangat untuk Jiyeon yang kini terlihat terguncang. Perempuan itu duduk di kursi, di depan perapian yang menyala dengan api sedang. Lucu sekali saat melihat Jaehyun yang tiba-tiba memberikan banyak snack untuk menemani Jiyeon yang melamun, memperhatikan api yang membakar kayu-kayu tersebut secara perlahan.

[M] Perfectly Imperfect || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang