Nyatanya aku bohong waktu bilang, aku tahu alasan Galang nggak mau pacaran sama aku. Sejujurnya, aku cuma asal nyeplos.
Ya sekarang gini. Yang realistis aja.
Pacarnya Galang selama ini emang super high class semua. Cantik iya, pinter iya, famous iya, kaya iya, baik pun juga iya. Dibandingin sama aku? Oh, jelas. Boro-boro dibandingin. Diliat dari arah mana pun juga aku kalah, mental, masuk tempat sampah, masuk comberan.
Jadi, mana mungkin hanya dengan alasan 'Nggak mau ngerusak persahabatan', Galang jadi ogah pacaran? Klise banget.
Tapi aku juga bakal bilang gitu, sih, semisal jadi Galang untuk melindungi perasaan orang lain. Soalnya, meski reseh, aku tau Galang orangnya nggak tegaan.
Ngomong-ngomong, hari ini tepat dua hari aku izin nggak masuk sekolah. Kalau ditanya gimana keadaanku, aku baik-baik aja, kok. Walaupun luka goresnya masih belum sembuh total dan nyerinya masih kerasa banget. Tapi ini jauh, jauh, lebih baik daripada hari pertama jatuh.
Jatuh ke aspal, ya. Catet.
Bukan jatuh cinta.
Karena kalau boleh bilang, setelah semua kejadian kemarin apakah aku masih punya perasaan untuk Galang? Jawabannya, masih.
Memang kedengarannya nggak tahu diri dan nggak tahu malu. Cuma... aku juga bingung gimana caranya ngebunuh perasaan itu.
Saat aku sedang asyik asyiknya scrolling Instagram, tiba-tiba mama masuk ke kamarku. Aku melirik ke arahnya malas, tanda kalau sebenarnya aku belum mau diganggu.
"Belum, Ma. Sasa belum laper," ucapku, berguling membelakangi pintu.
Mama berdecak. "Siapa juga yang mau nawarin kamu makan? Ada temen kamu tuh di ruang tamu," kata mama.
Mendengar itu aku langsung berbalik. Menatap mama dengan tatapan 'yang bener aja?'.
"Temen Sasa? Siapa?" tanyaku mengintimidasi.
Emang aku punya temen?
"Mama ngga tau. Tapi ganteng juga. Hehehe," kata mama sambil terkekeh.
"Udah buruan keluar, sama bikinin minum ya. Mama mau jemput Papa dulu di kantor. Dadahhhh."
"Eh, Ma! Mama!"
Aku berusaha meminta penjelasan lebih detail tentang siapa dan bagaimana penampakan orang itu, tapi mama sudah duluan menutup pintu.
Oh ya. Aku lupa soal Papa.
Kemarin waktu aku kecelakaan, ternyata papa juga jatuh gara-gara kepleset di tempat mancing. Itulah alasan kenapa rumahku kosong.
"Aish...."
Aku menghembuskan napas. Temen aku yang ganteng siapa selain Galang? Emang ada, ya?
Ya sudahlah.
Dengan kaki yang masih terpincang-pincang, aku berusaha keluar dari kamar menuju ke ruang tamu. Untungnya rumah kami cuma satu lantai, jadi aku nggak perlu susah naik turun tangga.
Tapi setelah sampai ke ruang tamu, tahu betapa kagetnya aku?
Eza yang duduk di sofa tersenyum ramah waktu melihatku, sambil bilang, "Gue bawain bubur ayamnya Mang Udin, nih. Yuk makan bareng."
Dari matanya, aku bertanya-tanya kenapa mata itu bisa berbinar seperti ada ratusan bintang di sana.
[.]

KAMU SEDANG MEMBACA
Hellow, Mellow!
Short StoryGalang menantang Sasa untuk mendapatkan pacar dalam waktu 30 hari. Jika berhasil, Sasa akan dapat keuntungan besar karena PRnya selama sebulan Galang yang mengerjakan. Ditambah, Galang adalah murid pintar kesayangan guru yang pasti akan membuat nil...