Dijebak

0 0 0
                                    

"Heiii... Wah wah wah.. Akhirnya kamu datang juga. Om kira kamu nggk bakal datang. Ouh iya, papamu masih diluar negri atau udah pulang kerumah? " Tanya ragaf ramah.

"Udah pulang om" Jawab Alvaro seadanya.

"Ouh gitu. Iya iya. Kamu sdh ketemu anak om? " Tanya ragaf lagi.

Alvaro terdiam sejenak.
Maksudnya Sabrina kah?

"Sabrina? " Tanya Alvaro memastikan.

"Nah iya. Kamu sdh ketemu sama dia?. Atau bahkan udah ngobrol? "

"Nggk ada om" Jawab Alvaro singkat.

Ragaf pun memaklumi. Meskipun begitu, ragaf akan terus berusaha agar anaknya bisa dekat dengan Alvaro. Dengan begitu bisnisnya akan naik daun.

Dasar kau ya ragaf!!... Ok lanjut.

"Kayaknya bokap Sabrina pengin lo deket sama anaknya" Bisik elang di samping Alvaro.

Alvaro mengangguk paham.
"Bisnis" Balas Alvaro ikut berbisik.

"Ini temen temen kamu ya al? " Tanya ragaf sambil menatap ke-enam remaja tampan yg lain yg sedari tdi berdiri dibelakang dirinya.

"Iya om. Apa om keberatan kalau saya bawa teman? " Tanyanya ramah meski masih sangat terlihat jelas aura dinginnya.

"Oh!.. Jelas om gk masalah sama sekali.. Ayo dinikmati makanannya. Kalau perlu dihabisin juga ngkk papa" Suruh ragaf sambil menggiring mereka semua kedepan berbagai hidangan lezat disana.

Trio tantrum yg sedari awal tiba memanb sdh melirik lirik makanan penggugah selera itu, seketika mata mereka berbinar memancarkan semangat luar biasa.

"SERIUS OM, INI BOLEH KAMI HABISIN?? " teriak angga refleks karena saking bahagianya.

Sontak seluruh manusia yg ada disana menatapnya.

"Please jangan bikin maluuu!! " Bisik bayu penuh penekanan.

Sungguh!.. Kini rasanya bayu seakan ingin menghilang dari bumi. Nasip punya temen gk punya akhlak ya gini.

"Ya allah si panjul kayak orang kere yg udah nggk makan tiga hari tiga malam. Muka ganteng gue mau ditaruh dimana iniii... Cewek² pasti ilfeel nih gara gara lo! " Gerutu Vano kesal bukan main.

"Maafin temen aku ya om.. Dia emng suka gitu kalau sama yg gratisan om. Ditambah dari lahir emng dia nggk punya urat malu om. " Celetuk Vino dengan ramah tamah tk lupa senyum manis yg terpampang indah di wajah babyface nya.

Saking ramahnya Vino, angga sampai ingin mencongkel biji matanya.

Aska menahan tawa mendengar hal itu.

"Iya om.. Bener yg dikatakan adek saya. Dan lagipun dia memang sdh tidak diberi makan oleh ibunya sejak tiga hari yg lalu om. " Ucapan aska membuat semua orang tertawa.

Sedangkan wajah angga kini sdh merah padam karena merasa malu.

"Lo berdua tunggu pembalasan gue! " Desis nya sambil menatap nyalang aska dan juga Vino yg masih terus tersenyum. Lebih tepatnya senyum mengejek.

"Hehe.. Anu om.. Itu.. Maafin saya ya om.. " Angga berucap sambil menunduk malu malu monyet.

"Haha.. Kalian ini ada ada saja. Dan nak angga. Jika memang kamu udah nggk makan tiga hari. Om akan izinin kamu buat bawa pulang sekalian makanannya. Kalau perlu nanti om minta pelayan buat bungkusin sekalin_"

"Nggak om!.. Nggk nggak!.. Angga tdi cuma bercanda om.. Jangan di dengerin temen temen saya ngomong om. " Ucapnya sambil melirik nyalang mereka yg menertawakannya

Vialvaro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang